- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemerintah Turunkan Target RPJMN Pertumbuhan Ekonomi


TS
sukhoivsf22
Pemerintah Turunkan Target RPJMN Pertumbuhan Ekonomi
Reporter: Larissa Huda
Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 6 Desember 2018 06:20
WIB

Menteri Pembangunan dan
Perencanaan Nasional/Kepala
Bappenas, Bambang
Brodjonegoro
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah
mematok target pertumbuhan
ekonomi Indonesia dalam
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2014 pada kisaran 5,4
hingga 6,0 persen, dengan nilai
tengah 5,7 persen. Angka
tersebut disampaikan oleh Badan
Perencanaan dan Pembangunan
Nasional (Bappenas) berdasarkan
kajian bersama Economic
Research Institute for ASEAN
and East Asia (ERIA), Japan
International Cooperation Agency
(JICA), dan Asia Development
Bank (ADB).
Kepala Bappenas Bambang
Brodjonegoro menuturkan target
tersebut lebih rendah dari
RPJMN 2015-2019, sebesar 5,8
hingga 8,0 persen. “Sekarang ini,
kami mencoba membuat yang
lebih rasional dengan
memperhitungkan kondisi terkini.
Apalagi kondisi global juga bisa
berubah,” ujar Bambang, Rabu 5
Desember 2018.
Untuk mencapai target tersebut,
Bambang menuturkan sektor
manufaktur diharapkan
mendongkrak pertumbuhan
ekonomi. Hingga kuartal ketiga
2018, pertumbuhan ekonomi baru
mencapai 5,17 persen. Bappenas
mematok pertumbuhan
manufaktur sebesar 5,40 hingga
7,05 persen pada 2020-2024.
Apalagi, manufaktur masih jadi
penyumbang kontribusi terbesar
dalam produk domestik bruto
(PDB) sekitar 20 persen.
Kenyataannya, kata dia, tren
pertumbuhan manufaktur justru
merosot. Pada 1990-an, sektor ini
dinilai mampu menyumbang di
atas 27 persen PDB. Adapun
strategi yang akan digenjot salah
satunya adalah peningkatan
produktivitas. Selama satu
dekade terkahir, produktivitas
tenaga kerja cenderung stagnan.
Kondisi tersebut berkebalikan
dengan China yang
produktivitasnya naik dua kali lipat
pada periode yang sama. Selain
itu, pemerintah juga mendorong
peningkatan kualitas ekspor yang
kompetitif. Pasalnya, rata-rata
negara tetangga kontribusi
manufaktur relatif besar
terhadap total ekspor, yaitu 7,3
persen. Sementara itu, Indonesia
masih kurang dari 50 persen.
Kontribusi terbesar masih
didominasi oleh ekspor
komoditas.
https://bisnis.tempo.co/read/1152662...mbuhan-ekonomi
Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 6 Desember 2018 06:20
WIB

Menteri Pembangunan dan
Perencanaan Nasional/Kepala
Bappenas, Bambang
Brodjonegoro
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah
mematok target pertumbuhan
ekonomi Indonesia dalam
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2014 pada kisaran 5,4
hingga 6,0 persen, dengan nilai
tengah 5,7 persen. Angka
tersebut disampaikan oleh Badan
Perencanaan dan Pembangunan
Nasional (Bappenas) berdasarkan
kajian bersama Economic
Research Institute for ASEAN
and East Asia (ERIA), Japan
International Cooperation Agency
(JICA), dan Asia Development
Bank (ADB).
Kepala Bappenas Bambang
Brodjonegoro menuturkan target
tersebut lebih rendah dari
RPJMN 2015-2019, sebesar 5,8
hingga 8,0 persen. “Sekarang ini,
kami mencoba membuat yang
lebih rasional dengan
memperhitungkan kondisi terkini.
Apalagi kondisi global juga bisa
berubah,” ujar Bambang, Rabu 5
Desember 2018.
Untuk mencapai target tersebut,
Bambang menuturkan sektor
manufaktur diharapkan
mendongkrak pertumbuhan
ekonomi. Hingga kuartal ketiga
2018, pertumbuhan ekonomi baru
mencapai 5,17 persen. Bappenas
mematok pertumbuhan
manufaktur sebesar 5,40 hingga
7,05 persen pada 2020-2024.
Apalagi, manufaktur masih jadi
penyumbang kontribusi terbesar
dalam produk domestik bruto
(PDB) sekitar 20 persen.
Kenyataannya, kata dia, tren
pertumbuhan manufaktur justru
merosot. Pada 1990-an, sektor ini
dinilai mampu menyumbang di
atas 27 persen PDB. Adapun
strategi yang akan digenjot salah
satunya adalah peningkatan
produktivitas. Selama satu
dekade terkahir, produktivitas
tenaga kerja cenderung stagnan.
Kondisi tersebut berkebalikan
dengan China yang
produktivitasnya naik dua kali lipat
pada periode yang sama. Selain
itu, pemerintah juga mendorong
peningkatan kualitas ekspor yang
kompetitif. Pasalnya, rata-rata
negara tetangga kontribusi
manufaktur relatif besar
terhadap total ekspor, yaitu 7,3
persen. Sementara itu, Indonesia
masih kurang dari 50 persen.
Kontribusi terbesar masih
didominasi oleh ekspor
komoditas.
https://bisnis.tempo.co/read/1152662...mbuhan-ekonomi
0
1.2K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan