Kaskus

News

sukhoivsf22Avatar border
TS
sukhoivsf22
BMKG Temukan Retakan Baru G. Anak Krakatau,Masyarakat Diminta Waspada Tsunami Susulan
Rabu, 2 Januari 2019 | 07:26 WIB
BMKG Temukan Retakan Baru G. Anak Krakatau,Masyarakat Diminta Waspada Tsunami Susulan

PANDEGLANG, KOMPAS.com
- Badan Meteorologi
klimatologi dan Geofisika
(BMKG) menemukan retakan
baru di badan Gunung Anak
Krakatau.

Kepala BMKG Prof Dwikorita
Karnawati menyampaikan,
retakan muncul setelah
gunung mengalami
penyusutan dari sebelumnya
338 meter di atas permukaan
laut (mdpl) menjadi hanya 110
mdpl.

Hal itu disampaikan
Dwikorita di Posko Terpadu
Tsunami Selat Sunda, Labuan,
Kabupaten Pandeglang,
Selasa (1/1/2019).

"Pantauan terbaru kami lewat
udara, gunung sudah landai,
asap mengepul dari bawah air
laut. Tapi di badan gunung
yang tersisa di permukaan, ada
celah yang mengepul terus
mengeluarkan asap, celah itu
pastinya dalam, bukan celah
biasa," kata Dwikorita.

Dia mengatakan, terdapat dua
retakan baru dalam satu garis
lurus di salah satu sisi badan
Gunung Anak Krakatau. Dirinya
menduga retakan terjadi
lantaran adanya getaran tinggi
yang muncul saat gunung
erupsi.

Adanya retakan tersebut,
dikatakan Dwikorita, membuat
pihaknya khawatir, lantaran
kondisi bawah laut Gunung
Anak Krakatau saat terdapat
jurang di sisi barat hingga
selatan.

"Yang kami khawatirkan di
bawah laut curam, di atas
landai. Jika retakan
tersambung, lalu ada getaran,
ini bisa terdorong, dan bisa
roboh (longsor)," ujar dia.

Bagian badan gunung yang
diduga akan longsor karena
retakan tersebut, bervolume
67 juta kubik dengan panjang
sekitar 1 kilometer.

Potensi tsunami susulan
Volume tersebut lebih kecil
dari longsoran yang
menyebabkan tsunami pada
22 Desember 2018 lalu sekitar
90 juta kibik volume longsoran.

"Jika ada potensi tsunami,
tentu harapannya tidak seperti
yang kemarin, namun kami
meminta masyarakat untuk
waspada saat berada di zona
500 meter di sekitar pantai,"
kata dia.

Untuk memantau adanya
tsunami yang disebabkan oleh
Gunung Anak Krakatau, BMKG
sudah memasang alat berupa
sensor pemantau gelombang
dan iklim.
Sensor tersebut dipasang di
pulau Sebesi yang jaraknya
cukup dekat dengan Gunung
Anak Krakatau.

Dwikorita menyebut, nantinya
alat tersebut akan bekerja
memantau pergerakan
gelombang dan cuaca yang
disebabkan oleh aktivitas
Gunung Anak Krakatau.

Jika ada gelombang
mengalami fluktuasi yang
tinggi. Maka sensor akan
mengirim sinyal ke pusat data
yang terhubung.

"Secara pararel akan
mengabarkan BMKG Jakarta,
BPBD, dan Polda, akan
diketahui lebih cepat jika ada
gelombang tinggi seperti
tsunami, jadi ada peringatan
dini lebih cepat untuk
masyarakat," pungkas dia.

Penulis: Kontributor Banten,
Acep Nazmudin
Editor: Aprillia Ika

https://regional.kompas.com/read/201...iminta-waspada
0
2.3K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan