Quote:
https://nasional.tempo.co/read/11602...jangan-dikutip
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior yang juga Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menjadi pembicara dalam Pengajian Refleksi Akhir Tahun yang
digelar di masjid kampus Universitas Ahmad Dahlan Yogyakartapada Senin, 31 Desember 2018.
Dalam acara itu, Amien Rais berbicara panjang lebar khususnya soal pandangan-pandangannya terkait situasi bangsa
termasuk soal Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Ratusan mahasiswa pun turut mendengarkan ceramah Amien yang berlangsung sekitar kurang lebih satu jam di basment masjid tersebut.
Amien dalam ceramahnya banyak berbicara soal pandangannya. Mulai dari isu kebangkitan komunisme, soal pemerintahan saat ini, hingga Pilpres 2019 yang dinilai sebagai momentum penting.
Bahkan Amien juga sempat mengungkap nazarnya jika pasangan calon presiden dan wakil presiden yang didukungnya yakni pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menang.
Namun, usai ceramah,
Amien meminta kepada para awak media yang datang meliput acara itu tidak mempublikasikan seluruh materi ceramah yang ia sampaikan dalam acara itu.
"
Semuanya (ceramah dalam masjid) tadi off the record ya, semuanya, tapi kalau soal lain saya jawab," kata Amien kepada awak media yang menemui usai acara.
Ia kemudian menambahkan, "Nanti kalau buku saya sudah terbit boleh (dipublikasikan)." Tetapi ia tidak menyebut buku yang dimaksud dan kapan akan terbit.
Penanggung jawab acara itu, Hendra Darmawan kepada awak media menjelaskan jika permintaan off the record dari Amien Rais menurutnya lebih ke materi tertentu yang ia sampaikan dalam ceramah itu.
"Mungkin tadi saat penyampaian tentang hal-hal yang bersingunggan dengan beberapa nama, yang mungkin beliau lupa, terkait kebijakan publik, langkah yang diambil pengambil kebijakan," ujarnya.
Hendra membenarkan jika
acara itu memang acara di ruang publik. Namun ia memaklumi ketika
Amien Rais khawatir saat bicaranya yang blak-blakan sampai menyebut nama tokoh tertentu dalam forum itu lalu dipublikasikan, justru malah dianggap sebagai penyebar berita bohong alias hoax dan memicu polemik.
Komeng TS =
1. Timses boleh kampanye di MASJID KAMPUS ?
2. Kalau merasa omongannya benar kenapa takut di kutip wartawan ?