Kaskus

News

n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Andi Arief Minta Mata Jokowi Diberikan untuk Novel Baswedan
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief mengkritik pihak-pihak yang masih mempersoalkan isu penculikan atau pembunuhan masa lalu jelang pemilihan presiden (pilpres) 2019.

Andi kemudian meminta pihak-pihak tersebut untuk bertanya langsung ke Presiden Joko Widodo terkait keberhasilannya menuntaskan kasus Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam hal ini, Andi mengkritik Jokowi yang justru gagal menuntaskan kasus HAM yang melibatkan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Kalau masih ada yang yang berkoar soal penculikan atau pebunuhan masa lalu, sebaiknya besok pagi lihat mata Novel Baswedan. Tanyakan pada sebelah matanya, Jokowi ngapain aja?" kicaunya lewat akun twitter @AndiArief_, Minggu (30/12).

Menurut Andi, pembahasan soal penculikan dan pembunuhan masa lalu akan relevan jika Jokowi mau memberi sebelah matanya pada Novel Baswedan. Menurut Andi, percuma Jokowi punya mata tapi tak mampu menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap Novel.

"Kenapa mata Pak Jokowi? Karena percuma punya mata tapi tau mau melihat persoalan yg mudah ini untuk diselesaikan," tambahnya.

Andi menekankan orang yang kejam justru orang yang tahu dan punya kewenangan mengungkap masalah tetapi memilih diam.

"Dimana kejamnya? mementingkan jabatannya ketimbang keadilan," pungkas Andi.

Sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menyatakan Jokowi tak pernah bertindak negatif terhadap masyarakat Indonesia selama empat tahun menjabat sebagai presiden Indonesia.

Ia juga menyebutkan Jokowi tak pernah sekalipun menculik dan membunuh masyarakat Indonesia ketika menjabat sebagai presiden.

"Menurut saya positif semua, mana ada beliau menculik orang, menganiaya orang, enggak pernah membunuh orang, enggak pernah," kata Ma'ruf saat ditemui di Pesantren Mathla'ul Anwar Linahdlatil Ulama, Pandeglang, Banten, Sabtu (29/12).

Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Irma Suryani Chaniago mengatakan akan mengkapitalisasi isu masa lalu Prabowo sebagai bentuk perubahan strategi TKN guna menangkal isu negatif yang menyerang Jokowi selama ini.

Irma mengatakan salah satu isu masa lalu yang akan dikapitalisasi adalah isu penculikan aktivis hingga pelanggaran Hak Asasi Manusia. Isu itu akan digunakan untuk membalas tudingan bahwa Jokowi sebagai bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kasus Novel Baswedan muncul pada bulan April 2017 lalu. Namun hingga kini, Jokowi masih belum mau membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) di kasus Novel seperti yang dituntut oleh pegawai KPK dan aktivis HAM Tanah Air.
(dal/DAL)
Aktivis Reformasi
==========
Sebelum gw lanjutin ke komen, gw kasih berita tahun 2014. Saat itu Andi Arief memberi pernyataan seperti ini yang beritanya dimuat di detik.com :

Andi Arief: Aktivis Hilang di '98 Bukan Penculikan

Jakarta - Andi Arief muncul dengan pernyataan kontroversial. Di tengah ramainya isu Pilpres dia menyebut hilangnya aktivis '98 bukan peristiwa penculikan. Menurut dia sejak tahun 1990-an sudah menjadi hal yang biasa aktivis ditangkap lalu dilepaskan.

"Peristiwa '98 itu bukan penculikan. Kenapa? Karena penculikan itu berdiri sendiri. Sedangkan setelah ada PRD (partai rakyat demokratik-red) ini adalah suatu rangkaian dari satu peristiwa ke peristiwa lain. Ini peristiwa dari tahun '90 awal. Pada tahun '90 kita ditangkap lalu keluar, lalu ditangkap lalu keluar," jelas Andi Arief dalam wawancara, Senin (30/6/2014) malam.

Andi kemudian mengisahkan soal aksi pada '97 lalu. Puncaknya pada peristiwa 27 Juli yang merupakan bentrokan berdarah pengambilalihan markas PDI di Jl Diponegoro.

"Itu PRD yang kita akui, dan itu PRD dan SMID (Solidaritas Mahasiswa Indonesia Demokrasi) yang pada itu kita lagi jaya-jayanya. Tidak ada aksi yang di bawah 5 ribu orang," terang dia.

Selain aksi 27 Juli, ada juga kasus pengerahan massa di Gambir yang membuat aktivis PRD semakin diincar. Andi menuturkan setelah itu para aktivis itu dicari-cari petugas keamanan,

"Untuk numbangin rezim itu cukup kumpulkan 50 ribu orang saja, tapi itu susah. Kita dipukul lalu ditangkap, kemudian pimpinan kita ditangkap, seperti Budiman (Budiman Sudjatmiko), Petrus dan semuanya. Habislah struktur kita, orang-orang nyalahin PRD, LSM juga nyalahin kita, kita dianggap sebagai kutu kupret. Kita punya pendapat lain bahwa peristiwa 27 juli dan peristiwa Gambir itukan munculnya dari peristiwa kumpul 1-2 orang dan itu berkembang," urainya.

Andi arief kemudian mengupas soal kasus Wiji Thukul, aktivis pro demokrasi dan koleganya di PRD yang hingga kini hilang tak jelas rimbanya.

"Dan Wiji Thukul itu pada kala itu nggak saya kasih tugas berat. Tugas dia hanya untuk penggandaan materi. Kenapa? Karena Thukul pada kala itu saya anggap bukan Thukul sebenarnya. dan menurut Dinda (salah satu tokoh 98-red), menganggap puisi Thukul itu sangat beda dengan puisi yang dulu. Puisinya lebih kontemplatif. Mungkin Thukul sudah berubah karena kita tidak kumpul bareng. Dia baru muncul ketika muncul Mega-Bintang (tahun 97-red) pada pemilu Juli 97," ucap Andi yang kini menjadi staf khusus presiden bidang bencana ini.
(rvk/ndr)
kilas balik 98

========
Siapa Kamu Wahai Aktivis?

Darah dan airmata masih ada dipelupuk mata
Ketika desing peluru bergema diudara
Serak suara tertelan gegap gempita
Kemana semuanya bermuara?

Dulu kawan, kenapa sekarang jadi lawan
Dulu lawan, kenapa sekarang jadi kawan
Dulu menangis, kenapa sekarang tertawa
Dulu menuntut, kenapa sekarang menurut

Itu kawanmu...
Dia hilang tak tentu rimbanya
Bukan karena membawa bunga mawar
Bukan tak pulang karena tersasar

Jika sekarang engkau jadi penjilat
Kenapa dulu kau tidak sekarat
Semanggi kini makin mengkilat
Tapi kau justru jadi penjahat

Reformasi berpuluh tahun berlalu
Tapi kau bangga jadi benalu
Lalu buat apa semua itu
Jika cuma kau anggap masa lalu

Dia disini, kau disitu, mereka disana
Apakah cuma mencari makan dan jabatan?
Martir yang mati tak pernah kau pikirkan
Seolah hanya sampah berserakan

Jenderal kardus yang ambisius
Kau narasikan dengan mulus
Berkomplot dengan para tikus
Berharap dapat nasi bungkus

Kebencian kau semaikan padanya
Seolah dia adalah lawan seperti dulu
Jika kawan saja kau buang seenaknya
Bagaimana mungkin kau sadar bahwa kau benalu

Aktivis itu masa lalu
Reformasi setengah jalan adalah hutangmu
Jika sekarang politikus mirip belatung
Seharusnya kau yang digantung!


========



7
4.3K
39
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan