Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

raziklengAvatar border
TS
razikleng
Inilah sosok 5 pahlawan revolusi korban PKI di lubang buaya
Berikut ini lah 5 pahlawan revolusi korban PKI di lubang buaya

1.jenderal Ahmad Yani

Inilah sosok 5 pahlawan revolusi korban PKI di lubang buaya

Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922. Karir militernya diawali  dengan wajib militer di Malang saat pemerintahan Belanda.

Di zaman Jepang, ia juga sempat bergabung dengan PETA. Sejumlah prestasi di bidang militer berhasil ia raih, salah satunya mengalahkan pemberontak DI/TII.

Ia dijadikan target penculikan dan pembunuhan G30S/PKI karena menolak pembentukan Angkatan Kelima, yakni buruh dan tani yang dipersenjatai.



2.letjen m t haryono

Inilah sosok 5 pahlawan revolusi korban PKI di lubang buaya

Jenderal bintang tiga kelahiran Surabaya, 20 Januari 1924, ini sebelumnya memperoleh pendidikan di ELS (setingkat Sekolah Dasar) kemudian diteruskan ke HBS (setingkat Sekolah Menengah Umum).

Jenderal bintang tiga ini dikenal sangat cerdas dan menguasai tiga bahasa asing yakni Belanda, Inggris serta Jerman.

Dia ditembak mati, diseret melalui kebun, dan tubuhnya dibawa ke salah satu truk yang menunggu. Tubuhnya dimasukkan ke dalam truk dan dibawa ke Lubang Buaya.  Jenazahnya disembunyikan di sumur bekas bersama dengan mayat para jenderal dibunuh lainnya.



3.letjen siswondo parman

Inilah sosok 5 pahlawan revolusi korban PKI di lubang buaya

Pria kelahiran Wonosobo tanggal 4 Agustus 1918 ini merupakan tentara intelejen yang tahu bagaimana gerak-gerik PKI. Ia juga menolak usul D. N. Aidit tentang pembentukan Angkatan Kelima.

Parman sempat belajar di Sekolah Tinggi Kedokteran, tetapi urung mendapatkan gelar dokter karena Jepang telah berkuasa.

Parman adalah salah satu dari enam jenderal yang dibunuh anggota Gerakan 30 September. Dia telah diperingatkan beberapa hari sebelum kemungkinan gerakan komunis. Pada malam 30 September-1 Oktober, tidak ada penjaga yang mengawasi rumah rumah Parman di Jalan Syamsurizal no.32 Malam itu, bersama dengan tentara lain yang telah ditangkap hidup-hidup, Parman ditembak mati dan tubuhnya dibuang di sebuah sumur bekas yang dikenal dengan Lubang Buaya.



4.mayjen d.i.pandjaitan

Inilah sosok 5 pahlawan revolusi korban PKI di lubang buaya



Menu

Mungkin Ada yang Belum Tahu. Inilah Sosok 7 Pahlawan Revolusi. Korban G30S/PKI di Lubang Buaya

Minggu, 1 Oktober 2017 23:19

    



Pahlawan Revolusi - istimewa

4. Letjen Siswondo Parman

Pria kelahiran Wonosobo tanggal 4 Agustus 1918 ini merupakan tentara intelejen yang tahu bagaimana gerak-gerik PKI. Ia juga menolak usul D. N. Aidit tentang pembentukan Angkatan Kelima.

Parman sempat belajar di Sekolah Tinggi Kedokteran, tetapi urung mendapatkan gelar dokter karena Jepang telah berkuasa.

Parman adalah salah satu dari enam jenderal yang dibunuh anggota Gerakan 30 September. Dia telah diperingatkan beberapa hari sebelum kemungkinan gerakan komunis. Pada malam 30 September-1 Oktober, tidak ada penjaga yang mengawasi rumah rumah Parman di Jalan Syamsurizal no.32

Malam itu, bersama dengan tentara lain yang telah ditangkap hidup-hidup, Parman ditembak mati dan tubuhnya dibuang di sebuah sumur bekas yang dikenal dengan Lubang Buaya.

Mayjen D.I. Pandjaitan (wikipedia)

5. Mayjen D. I. Pandjaitan

Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli, 19 Juni 1925. Pendidikan formal diawali dari Sekolah Dasar, kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama, dan terakhir di Sekolah Menengah Atas. Ketika ia tamat Sekolah Menengah Atas, Indonesia sedang dalam pendudukan Jepang. Sehingga ketika masuk menjadi anggota militer ia harus mengikuti latihan Gyugun. Selesai latihan, ia ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Ketika Indonesia sudah meraih kemerdekaan, ia bersama para pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Karirnya terus naik, mulai dari komandan batalyon, lalu menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi, hingga menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat.

Mayjen D. I. Pandjaitan juga menjadi sasaran penculikan dalam G30S/PKI dan mayatnya ditemukan di lubang buaya.



5.mayjen Sutoyo siswomiharjo

Inilah sosok 5 pahlawan revolusi korban PKI di lubang buaya

Sutoyo lahir di Kebumen, Jawa Tengah. Ia menyelesaikan sekolahnya sebelum invasi Jepang pada tahun 1942, dan selama masa pendudukan Jepang, ia belajar tentang penyelenggaraan pemerintahan di Jakarta.

Dia kemudian bekerja sebagai pegawai pemerintah di Purworejo, namun mengundurkan diri pada tahun 1944.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Sutoyo bergabung ke dalam bagian Polisi Tentara Keamanan Rakyat (TKR)

Hal ini kemudian menjadi Polisi Militer Indonesia. Pada Juni 1946, ia diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Soebroto, komandan Polisi Militer.

Ia terus mengalami kenaikan pangkat di dalam Polisi Militer, dan pada tahun 1954 ia menjadi kepala staf di Markas Besar Polisi Militer.

Dia memegang posisi ini selama dua tahun sebelum diangkat menjadi asisten atase militer di kedutaan besar Indonesia di London.

Setelah pelatihan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat di Bandung dari tahun 1959 hingga 1960, ia diangkat menjadi Inspektur Kehakiman Angkatan Darat, kemudian karena pengalaman hukumnya, pada tahun 1961 ia menjadi inspektur kehakiman/jaksa militer utama.

Anggota Gerakan 30 September memaksa dan menjemputnya dengan mengatakan bahwa Sutoyo dipanggil Presiden Soekarno.

Mereka kemudian membawanya ke markas mereka di Lubang Buaya. Di sana, dia dibunuh dan tubuhnya dilemparkan ke dalam sumur.



Terima kasih telah mampir dan jangan lupa di rate nya

See you again next my thread

emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L):

emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
3.1K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan