- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Prabowo Sebut RI Sama Miskinnya dengan Haiti (Bukan) di Afrika


TS
ditusuk.teman
Prabowo Sebut RI Sama Miskinnya dengan Haiti (Bukan) di Afrika
Quote:

Jakarta - Sebuah negara di benua Amerika, Haiti, mendadak ramai diperbincangkan. Ini karena calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut jika Indonesia sama miskinnya dengan negara ini.
Prabowo juga salah menyebut, jika Haiti berada di Afrika. Lalu bagaimana kondisi ekonomi Haiti yang sebenarnya? Berikut berita lengkapnya:
1. Ekonomi Haiti

Mengutip laman resmi www.cia.govHaiti adalah negara dengan perekonomian yang menganut pasar bebas. Biaya tenaga kerja di Haiti cukup rendah dan negara ini memiliki akses bebas tarif ekspor ke Amerika Serikat (AS).
Dua perlima warga Haiti memiliki mata pencaharian sebagai petani skala kecil. Seperti negara lain, Haiti juga memiliki masalah kemiskinan, korupsi dan bencana alam. Selain itu tingkat pendidikan yang rendah juga menjadi masalah serius di negara tersebut.
Ada hampir 60% masyarakat Haiti yang hidup di bawah garis kemiskinan. Meskipun ada pertumbuhan ekonomi hingga 5,5% pada 2011 paska pemulihan dari bencana gempa bumi pada 2010 lalu.
Negara dengan ibu kota Port au Prince ini mencatatkan pertumbuhan ekonomi hingga di bawah 2% pada 2015 dan 2016 akibat adanya ketidakpastian politik, kekeringan dan menyusutnya bantuan dari pihak asing. Selain itu depresiasi mata uang di Haiti juga sangat mempengaruhi investasi dan pertumbuhan ekonomi. Sumber utama devisa Haiti adalah transaksi remitansi yang menguasai hampir seperempat dari produk domestik bruto (PDB).
Kesepakatan Caribbean Basin Trade Partnership Act (CBTPA) dan the 2008 Haitian Hemispheric Opportunity through Partnership Encouragement Act (HOPE) II berkontribusi mendorong ekspor Haiti seperti pakaian jadi ke pasar AS.
Tantangan untuk perekonomian Haiti adalah masih kurangnya pembangunan infrastruktur seperti listrik. Saat ini pemerintah Haiti terus mengandalkan bantuan dari pihak asing untuk pembiayaan negara, mulai dari bantuan tak langsung hingga bantuan langsung.
2. Pengangguran di Haiti dan RI
Mengutip www.cia.gov jumlah pengangguran di Haiti tercatat sebanyak 40,6% (data 2010) dari total jumlah penduduk.
Angka ini disebut meningkat jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya. Lebih dari dua angkatan kerja di Haiti hingga saat ini tidak memiliki pekerjaan formal.
Jumlah populasi penduduk Haiti tercatat 10,79 juta jiwa periode Juli 2018. Pertumbuhan populasi di Haiti rendah karena harapan hidup yang rendah, angka kematian yang tinggi dan distribusi populasi yang tidak sesuai dengan target pemerintah.
Mayoritas penduduk Haiti berusia 25-54 tahun yakni 37,32% atau 1,99 juta jiwa. Kemudian usia 0-14 tahun sebanyak 32,27% atau sekitar 1,74 juta jiwa. Selanjutnya usia 15-24 juta jiwa sebanyak 21,11% atau 1,13 juta jiwa. Untuk penduduk berusia 55-64 tahun sebesar 5,1% atau 262,4 ribu jiwa dan usia 65 tahun ke atas 4,21%.
Kemudian untuk masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan tercatat 58,2%.
Sedangkan di Indonesia Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Agustus 2018 angka pengangguran di Indonesia sebesar 5,34% atau setara 7,001 juta orang.
Sebagai informasi, angka pengangguran tersebut berasal dari pendidikan SMK sebesar 11,24%, lulusan SMA sebesar 7,95%, lulusan diploma I/II/III sebesar 6,02%, lulusan universitas sebesar 5,89%, lulusan SMP sebesar 4,80% dan lulusan SD sebesar 2,43%.
Sedangkan untuk jumlah masyarakat miskin Indonesia menurut data Bank Dunia paling tinggi terjadi saat 1999 yaitu mencapai 23,4% terhadap PDB. Setelah itu cenderung menurun hingga 16% terhadap PDB pada 2005.
Namun pada 2006 rasio jumlah masyarakat miskin Indonesia kembali naik menjadi 17,8% terhadap PDB. Setelah itu rasio jumlah masyarakat miskin Indonesia terus menurun.
Dalam data itu menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan nasional yang disajikan adalah persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Estimasi nasional didasarkan pada estimasi subkelompok bertolak-ukur populasi dan survei rumah tangga.
BPS mencatat untuk persentase penduduk miskin RI pada Maret 2018 sebesar 9,82%. Angka itu setara dengan 25,95 juta penduduk Indonesia yang miskin.
Menurut BPS, selama periode September 2017 hingga Maret 2018, garis kemiskinan RI yang menjadi batas, naik 3,63%. Pada September 2017 batas garis kemiskinan yang digunakan BPS adalah pendapatan Rp 367.160 per kapita per bulan, lalu pada Maret 2018 naik menjadi Rp 401.220 per kapita per bulan.
3. Minim Infrastruktur

Bicara soal kemiskinan dan kondisi ekonomi, Haiti bisa dikatakan jauh tertinggal ketimbang Indonesia.
Mengutip www.cia.gov, Rabu (26/12/2018), diketahui tantangan untuk perekonomian Haiti adalah masih kurangnya pembangunan infrastruktur seperti listrik.
Kondisi ini membuat negara yang terletak di perairan Karibia, benua Amerika itu kurang menarik bagi investor.
Bukan tanpa alasan, Haiti masih belum bisa mandiri secara ekonomi meskipun negara itu sudah cukup lama merdeka. Haiti masih bergantung dari pihak asing untuk pembiayaan. Hingga bantuan tak langsung.
Makin parah, besarnya tantangan Haiti dalam pembangunan juga terjadi paska gempa besar yang melanda pada 2010 lalu. Berdasarkan council of foreign relation atau cfr.org disebutkan paska gempa yang menewaskan 220 ribu penduduk Haiti menciptakan kerugian yang besar.
Dibutuhkan biaya rekonstruksi pembangunan negara hingga US$ 8 miliar dan lebih tinggi dibandingkan produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.
Setelah gempa, rasanya Haiti tak henti disinggahi oleh bencana. Pada 2015-2017 kekeringan melanda Haiti dan menyebabkan gagal panen seluruh lahan pertanian. Kemudian pada 2016 Haiti dilanda badai Matthew dan menghancurkan perumahan warga, melenyapkan ternak dan hancurnya sarana infrastruktur.
Sejumlah wilayah di Haiti juga rentan diserang oleh demam berdarah dan malaria hingga penyakit kolera. Ini menyebabkan ribuan orang meninggal karena penyakit ini.
Parahnya organisasi non pemerintah di Haiti mengelola miliaran dolar AS dana untuk kemanusiaan dengan buruk dan tak sesuai akuntabiitas.
Sejak kemerdekaanya dari Prancis pembangunan di Haiti masih sepenuhnya dikuasi oleh kekuatan asing. Intervensi dari luar negeri masih sangat terasa meskipun Haiti sudah terbebas dari penjajahan Prancis pada 1804. Prancis mengakui Haiti pada 1825 atau 21 tahun setelah dibebaskan.
Meskipun sudah merdeka Haiti masih diminta untuk membayar ganti rugi sebesar US$ 22 miliar hingga 120 tahun ke depan. Ini artinya 80% pendapatan Haiti habis digunakan untuk melunasi utang ke Prancis.
Founder and Executive Director Institute for Justice & Democracy Haiti Brian Concannon mengungkapkan selama satu tahun penuh Haiti harus membayar utang ke Prancis sehingga mengabaikan industrialisasi, pendidikan dan pemerintahan.
"Negara itu benar-benar tidak bisa berkembang," imbuh dia.
https://finance.detik.com/berita-eko...428.1545701842
kampret mmg kurang bersyukur...

1
2.6K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan