- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Rekaman CCTV Detik-detik Penembakan Letkol Dono, Pelaku Acungkan Senjata


TS
l4d13put
Rekaman CCTV Detik-detik Penembakan Letkol Dono, Pelaku Acungkan Senjata
Rekaman CCTV Detik-detik Penembakan Letkol Dono, Pelaku Acungkan Senjata hingga Acuhkan Pengendara
Rabu, 26 Desember 2018 17:38

Detik-detik Penembakan Letkol Dono oleh Serda JR yang Terekam CCTV
TRIBUNWOW.COM - Rekaman detik-detik penembakan TNI AD Letkol Dono Kuspriyanto yang dilakukan oleh TNI AU Serda JR, Selasa (25/12/2018) terekam CCTV.
CCTV yang terpasang tepat di pinggir jalan tersebut memperlihatkan Serda JR yang mengacungkan senjata dan berjalan menyusuri jalanan busway.
Dilansir TribunWow.com tayangan Kabar Siang Tv One, Rabu (26/12/2018), rekaman CCTV yang berlangsung kurang dari satu menit tersebut memperlihatkan lelaki yang mengenakan celana panjang, kaus pendek serta rompi sedang mengajungkan senjatanya.
Namun, ia mengacuhkan lalu-lalang kendaraan tersebut dan terus mengacungkan senjatanya. Diketahui, sebelum berjalan menyusuri sekitar jalan, Serda JR mengendarai sepeda motor.
Sepeda motor yang ia kendarai ia tinggalkan dan memilih berjalan kaki. Ia pun tampak santai berjalan sambil mengacungkan senjatanya.
Lihat videonya:

Sementara dilansir oleh tayangan Kabar Siang Tv One, Rabu (26/12/2018), TNI AU yang diwakili oleh Letkol Sus M. Yuris selaku Kasubdispenum TNI AU membicarakan soal anggotanya yang terlibat kasus penembakan. Yuris membeberkan terkait kepemilikan senjata dari Serda JR yang merupakan pelaku penembakan pada TNI AD Letnan Kolonel CPM Dono Kuspiyanto.
Yuris mengatakan Serda JR baru saja memiliki izin kepemilikan senjata, Rabu (26/12/2018).
Izin tersebut diterbitkan TNI AU untuk Serda JR pada November 2018. "Sudah dilakukan pemeriksaan, Serda JR ini memiliki surat izin penggunaan senjata yang dikeluarkan pada November 2018 ini yang akan berlaku sampai November 2019," ujar Yuris.
Lalu, Yuris menambahkan sebelum diterbitkan izin penggunaan senjata, Serda JR juga sudah menjalani pemeriksaan psikotest.
Serda JR telah menjalani test tersebut pada Bulan Mei 2018 lalu. "Salah satu persyaratan juga memegang senjata ini dengan tes psikologi atau psikotest dan sudah dijalani oleh yang bersangkutan pada bulan Mei 2018 dan hasilnya layak untuk memegang senjatam" tambahnya.
Untuk itu, pihak TNI AU menegaskan bahwa kasus ini adalah murni kasus personal dan tak ada kaitannya dengan status Serda JR.
"Jadi apabila kejadian tadi malam terjadi kemungkinan yang bersangkutan berada di dalam pengaruh alkohol atau minuman keras. Apapun alasannya tidak bisa dibenarkan," ujarnya.
"Ini adalah murni kriminal, bukti maupun saksi setelah olah TKP tidak satupun mengindikasikan bahwa ini adalah kejadian yang direncanakan."
"Mohon tidak ada asumsi yang menyangkutpautkan dengan isu-isu, ini murni kriminal yang dilakukan perorangan yang kebetulan tersangkanya anggota TNI AU," ujarnya.
Diketahui, Letkol Dono merupakan korban penembakan TNI AU Serda JR pada Selasa (25/12/2018) malam.
Ia tewas di lokasi penembakan Jalan Jatinegara Barat, depan RS Hermina, Jatinegara. Pelaku penembakan, Serda JR saat ini juga telah dibawa pihak berwenang untuk mempertanggung jawabkan aksinya.
Dikutip dari Tribunnews, pelaku ditangkap di Jalan Wijaya Kusuma, Kelurahan Makassar Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (26/12/2018).
Penangkapan tersebut dilakukan oleh Tim Gabungan Reserse Polda Metro Jaya, Pomdam Jaya, POM AU, dan Den Inteldam Jaya yang dipimpin Danpomdam Jaya. Dilansir dari Jumpa Pers Kepolisian dan Kapendam Jaya yang ditayangkan oleh TV One, pelaku diketahui dalam keadaan terpengaruh alkohol.
Hal tersebut dijelaskan oleh Kapendam Jaya, Kolonel Kristomei Sianturi.
"Ya, yang bersangkutan juga dalam keadaan mabuk saat menembak korban." ujar Kristomei Sianturi Rabu (26/12/2018).
Selain itu, Kristomei juga menjelaskan bahwa korban mengenakan pakaian preman saat mengendarai sepeda motor.
"Di jalur busway tersebut, pelaku berpakaian preman," jelas Kristomei.
Ia lantas menjelaskan bahwa mobil korban dan pelaku bersrempetan. Hal tersebut yang kemudian diduga memicu emosi dari pelaku.
"Jadi mobil dan motor keduanya bersrempetan, kemudian karena korban tidak menghentikan mobilnya, pelaku berusaha untuk mengejar pelaku," ucap Kritomei.
Sumber Berita
============
Komen TS
Perlu di-lidik secara khusus apakah motifnya untuk mencegah Dewan Jenderal yang menghambat Dewan Revolusi.. kalo bener, bisa jadi ini upaya untuk mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis
Kesenjangan sosial antara serda dengan letkol jelas menimbulkan paham-paham yang terkait komunis
Diubah oleh l4d13put 26-12-2018 21:22
-4
5.3K
50


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan