Kalo udah berurusan sama komunitas, atau dalam sebuah organisasi yang menaungi lah.. Parent harus bisa memastikan anak mereka bisa dilepas dengan aman dengan organisasi tersebut. Dan beberapa hal tersebut adalah:

Pemeriksaan Latar Belakang Staff
Ketika mempekerjakan staf dan sukarelawan, organisasi sebaiknya melakukan pemeriksaan latar belakang kepada para pekerjanya. Karena orang yang menangani anak kan harus bisa dipercaya. Setidaknya apakah pernah terlibat tindak kriminal atau tidak. Gak cukup cuma itu, ada baiknya juga memeriksa referensi yang diberikan orang lain, CV, bahkan melakukan wawancara personal. Dan organisasi sebaiknya punya waktu untuk mengatur itu.

Pelatihan Pencegahan Perilaku Abusif Formal
Orang dewasa yang partisipatif di organisasi perlu dilatih untuk mengenal perilaku yang mengisyaratkan kekerasan psikis, fisik, atau seksual di lingkungan olahraganya. Pelatih dan dewasa lain sebaiknya punya akses pengetahuan untuk praktik efektif dan positif dalam melatih atlet muda. Latihan yang benar dapat membantu pelatih mengenali perbedaan antara:

• Metode latihan yang keras, dengan abusif secara fisik.
  
• Komunikasi motivasi dengan ngomong ke bocah yang termasuk bullying atau harassment.
  

Kode Etik
Baiknya ada kebijakan yang mengatur kontak fisik layak dan tidak layak antara atlet dengan orang dewasa yang bukan parent si anak. Perpeloncoan, bullying, dan bentuk harassment lain oleh atlet atau staf/sukarelawan dewasa harus dilarang dengan ketat.

Pelaporan
Organisasi sebaiknya punya kebijakan dan sistem yang membolehkan:

• Atlet muda dan parent melaporkan perilaku mencurigakan, dengan prosedur yang bisa menjamin perhatian dan follow-up dari organisasi.
  
• Pelaporan yang bersifat mandatory untuk perilaku tidak menyenangkan oleh staf dan sukarelawan.
  
• Segala tuduhan, kecurigaan yang masuk akal, dari pembiaran atau child abuse untuk dilaporkan ke pihak berwajib.
  

Komunikasi
Staf dan sukarelawan dewasa sebaiknya mengikut peraturan ketika berkomunikasi dengan anak-anak:

• Sebaiknya selalu melibatkan parent jika ada komunikasi individu antara atlet dengan orang dewasa di organisasi olahraganya via chat atau e-mail.
  
• Orang dewasa dalam organisasi sebaiknya tidak bersosia secara personal dengan atlet lewat telepon, teks, atau medsos. (trust me on this gansis)
  
• Tiap sesi latihan 'one-on-one' antara atlet dengan pelatih atau staff sebaiknya dilakukan di tempat yang sangat terlihat, idealnya di mana ada orang dewasa lain di sekitar.
  

Kebijakan Traveling
Sebaiknya ada kebijakan tertulis untuk perjalanan laga, kompetisi atau event atletik lainnya:

• Atlet sebaiknya tidak berjalan hanya sendiri dengan orang dewasa non-parental.
  
• Travel Plan mendetil sebaiknya diberikan kepada parent sebelum perjalanan menginap.
  
• Sebaiknya ada 'Buddy System' yang bisa diaplikasikan kepada atlet di segala aktifitas selama perjalanan.
  

Fasilitas Pelatihan dan Kompetisi
Di mana atlet berlatih dan berkompetisi juga tak kalah penting. Fasilitasnya sebaiknya memiliki:

• Peralatan yang layak dan terurus serta aman.
  
• Bisa dilihat orang lain, tapi dengan penjagaan di mana akses hanya untuk orang dewasa.
  
• Dilengkapi dengan kamar mandi atau ruang loker yang menjamin keamanan dan privasi atlet.