Kaskus

Entertainment

bangzaldiAvatar border
TS
bangzaldi
Percaya Gak? Perang Dunia Pernah Berhenti Karena Serdadunya Pada Natalan
Percaya Gak? Perang Dunia Pernah Berhenti Karena Serdadunya Pada Natalan

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perang sering identik dengan kekerasan dua pihak yang dipenuhi kebencian. Tetapi Gencatan Senjata Natal atau Christmas truce pada Perang Dunia I tahun 1914 membuktikan kebencian itu hanya ada di para petinggi dan elit saja.


Buktinya selama Perang Dunia I sedikitnya tercatat dua peristiwa yang mampu menyatukan dua tentara yang saling berhadapan di lapangan perang antara Inggris dan sekutunya melawan Jerman.


Peristiwa itu terjadi 24 Desember 1914 di lokasi peperangan paling intens saat itu Ypres Belgia.


Serangkaian pertempuran antara Jerman dan sekutu pimpinan Inggris dan Prancis sebelum itu telah memakan korban tewas hingga puluhan ribu orang sejak 19 Oktober sampai dengan 22 November 1914.


Salah satu pertempuran paling dahsyat saat itu adalah pertempuran parit. Kedua belah pihak bertempur dari parit-parit hampir setinggi orang dewasa sebagai tempat perlindungan mereka.


Suara desingan peluru dan teriakan serdadu yang mengerang kesakitan, mendadak lenyap 24 Desember itu. Panditfootball mengisahkan gencatan itu bukan datang dari para jenderal maupun elit tentara.


Itu adalah “gencatan senjata spontan” yang berasal dari serdadu perang parit di Ypres Belgia didahului nyanyian lagu-lagu natal dari tentara Jerman dan bahkan menghias parit perlindungan mereka dengan lilin-lilin seadanya.


Lawannya, serdadu Inggris pun menimpalinya dengan menyanyikan lagu-lagu mereka sendiri. Tak lama berselang mereka keluar dari parit dan saling mengucapkan selamat Natal.


Tak hanya itu, satu sama lain lantas bertukar hadiah natal: ada yang berupa makanan kecil, cerutu, alkohol dan beberapa souvenir kecil seperti topi.


Gencatan serupa juga terjadi di beberapa tempat, beberapa bahkan berlanjut hingga momen perayaan tahun baru. Akhirnya kabar itu pun sampai ke telinga Jenderal Sir Horace Smith-Dorrien, komandan pasukan British Corps II. Dia bukan hanya marah, tapi juga mengeluarkan perintah yang melarang segala jenis komunikasi yang berlangsung secara ilegal dengan pihak Jerman.


“Gencatan senjata lokal” juga terjadi setahun berikutnya. Kali ini bukan terjadi di Belgia, tetapi di Desa Laventie, utara Prancis.


Peristiwa itu dikisahkan Bertie Felstead seperti dilansir laman fifa.com. Menurutnya dua kubu serdadu dari Inggris dan Jerman saat itu saling berhadapan dalam jarak dekat mendekam di parit pertahanannya masing-masing.


Felstead yang saat itu ikut menjadi serdadu Inggris bercerita jarak mereka dengan tentang Jerman hanya sekitar 100 yard atau kurang dari 100 meter saja di parit pertahanan masing-masing.


Saat pagi hari Natal itu tiba, lagi-lagi seorang serdadu Jerman menyanyikan lagu All Through the Night. Seketika itu pula serdadu Inggris membalasnya dengan manyanyikan lagi Good King Wencelas.


Pagi berikutnya, para serdadu saling menyapa dari parit pertahanan masing-masing. Menurut Felstead, serdadu Jerman kembali mengambil inisiatif keluar dari parit dan menghampiri pertahanan sekutu.


Tapi kehadiran mereka tidak disambut dengan peluru melainkan uluran tangan sehingga semua memanjat parit dan kedua pasukan yang sebelumnya saling serang itu pun bergabung dalam suasana Natal yang jauh dari keluarga mereka masing-masing.


Masih menurut Felstead, beberapa dari serdadu Jerman yang menghisap cerutu justru menawari musuhnya. Maka serdadu Inggris pun menawarkan apa yang bisa mereka berikan.


Ujung-ujugnnya mereka pun berbincang dengan bahasa campur aduk. Ada yang bicara dalam Inggris, Jerman, dan Prancis… sisanya dengan bahasa isyarat. Ajaibnya tidak ada satu pun dari mereka yang takut ditembak musuhnya.


Gilanya lagi, Felstead tidak terlalu ingat lagi siapa yang memulai, tiba-tiba saja mereka semua sudah berebutan bola seperti anak-anak. Mereka bermain begitu saja tanpa terikat aturan permainan.


Kata Felstead lagi, permainan sepakbola di antara dua kubu yang berseteru itu berlangsung hanya sekitar 30 menit. Lalu muncul suatu hiruk pikuk di antara mereka, disusul teriakan keras dari seorang perwira Inggris, teriakan yang sangat keras: “You came out to fight the Huns, not to make friends with them.”


Felstead wafat 22 Juli 2001 pada usia 106 tahun. Dia sudah membuktikan bahwa perang hanyalah penyaluran nafsu dari para elit. Setelah itu mereka kembali saling menembakkan peluru.(Nefan Kristiono)


Sumber




3
5.8K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan