- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menilik Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa era Jokowi
TS
bocahlugu14
Menilik Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa era Jokowi
Bagi negara Indonesia, infrastruktur merupakan kebutuhan yang sangat penting dan mendesak. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara dengan kondisi geografis yang sangat luas serta dengan jumlah penduduk terbesar keempat dunia. Selain itu, guna mencapai kesejahteraan rakyat, negara memang memiliki kewajiban untuk mewujudkan cita-cita nasional. Salah satu cara untuk mencapai tujuan nasional tersebut adalah dengan membangun infrastruktur. Infrastruktur yang berwujud pembangunan sarana dan pra-sarana umum seperti jalan, jembatan, sistem pengairan, sistem kelistrikan dan lainnya memang sangat penting untuk digalakkan. Namun, keadaan pembangunan infrastruktur yang tidak merata di Indonesia ini disebabkan adanya hambatan. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama oleh semua pihak dalam membangun serta menyukseskan pembangunan di Indonesia.
Pemerintahan Jokowi-JK dalam mewujudkan Nawa Cita melalui program lima tahun pertama sedang berusaha membangun jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatera. Pembangunan jalan tol di pulau-pulau besar mutlak dibutuhkan negeri ini. Dengan membangun jalan tol akan berdampak besar pada bidang ekonomi khususnya terhadap akses dan kecepatan distribusi orang dan barang sehingga biaya produksi logistik diharapkan bisa turun. Dengan biaya logistik yang wajar, harga barang dapat ditekan. Hingga saat ini berdasarkan data Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan bahwa Pemerintahan Jokowi sudah berhasil membangun sedikitnya 616 km jalan tol Trans Jawa dalam 4 tahun terakhir dan pemerintahan periode sebelumnya hanya membangun Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 75 km. Namun, pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono langsung dikritik oleh Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara yang mengatakan bahwa keberhasilan pemerintahan Jokowi membangun jalan tol Trans Jawa hanyalah klaim sepihak. Klaim itu telah mengecilkan prestasi pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, padahal terdapat pembangunan 19 ruas jalan tol pada era Soeharto. Namun, perlu diketahui bahwa sejak 1995 sampai 1997, pemerintahan Soeharto melakukan upaya percepatan pembangunan jalan tol 19 ruas sepanjang 762 km yang di dalamnya terdapat ruas Trans Jawa. Namun pembangunan 19 ruas jalan tol ditunda akibat krisis moneter. Selain itu pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak hingga Pasuruan sepanjang 933 kilometer. Sehingga pembangunan 933 kilometer itu dibangun sejak 1978 hingga akhir tahun 2018. Sebagai gambaran, tahapan pembangunanya adalah, 242 kilometer dibangun pada periode 1978-2004, kemudian pada 2005-2014 (era SBY) dibangun 75 kilometer dan pada Pemerintahan Jokowi sebanyak 616 kilometer. Memang perlu diakui bahwa perencanaan pembangunan jalan tol sudah dilakukan lama di era-era pemerintahan sebelumnya, namun kemampuan untuk melakukan implementasi dan eksekusi kebijakan, ini memerlukan kepemimpinan yang tak hanya bicara, tapi bekerja dan Pak Jokowi satu-satunya yang telah mampu mengimplementasikan dengan baik perencanaan tersebut. Namun diatas semuanya menurut hemat saya tidak ada gunanya manakala adanya perilaku saling serang bahkan saling klaim prestasi antara wakil rakyat atau pejabat pemerintah, karena yang dikejar bukan melulu tentang hasil prestasi yang dibuat perorangan namun seberapa besar dampak yang telah diberikan dan langsung bermanfaat kepada masyarakat luas, selain itu hasil dari pembangunan infrastruktur itu sendri bisa dicek langsung dan dirasakan oleh masyarakat itu sendiri, jadi percuma rasanya mau klaim sana sini wong masyarakat juga mengetahui siapa yang benar-benar berjasa dan memikirkan kesejahteraan rakyat. Selain itu, walaupun masih banyak argumen yang menilai bahwa akses jalan tol hanya bisa dinikmati oleh masyarakat kelas menengah keatas (memiliki mobil) namun yang lebih penting bahwa dengan selesainya pembangunan tol Trans Jawa ini, setidaknya mempermudah distribusi logistik khususnya di wilayah Jawa dan seharusnya kita juga memberikan apresiasi sebagai bentuk kerja nyata yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi janji dan terlebih untuk mensejahterakan rakyat sebagai salah satu tujuan Nasional Indonesia.
Pemerintahan Jokowi-JK dalam mewujudkan Nawa Cita melalui program lima tahun pertama sedang berusaha membangun jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatera. Pembangunan jalan tol di pulau-pulau besar mutlak dibutuhkan negeri ini. Dengan membangun jalan tol akan berdampak besar pada bidang ekonomi khususnya terhadap akses dan kecepatan distribusi orang dan barang sehingga biaya produksi logistik diharapkan bisa turun. Dengan biaya logistik yang wajar, harga barang dapat ditekan. Hingga saat ini berdasarkan data Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan bahwa Pemerintahan Jokowi sudah berhasil membangun sedikitnya 616 km jalan tol Trans Jawa dalam 4 tahun terakhir dan pemerintahan periode sebelumnya hanya membangun Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 75 km. Namun, pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono langsung dikritik oleh Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara yang mengatakan bahwa keberhasilan pemerintahan Jokowi membangun jalan tol Trans Jawa hanyalah klaim sepihak. Klaim itu telah mengecilkan prestasi pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, padahal terdapat pembangunan 19 ruas jalan tol pada era Soeharto. Namun, perlu diketahui bahwa sejak 1995 sampai 1997, pemerintahan Soeharto melakukan upaya percepatan pembangunan jalan tol 19 ruas sepanjang 762 km yang di dalamnya terdapat ruas Trans Jawa. Namun pembangunan 19 ruas jalan tol ditunda akibat krisis moneter. Selain itu pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak hingga Pasuruan sepanjang 933 kilometer. Sehingga pembangunan 933 kilometer itu dibangun sejak 1978 hingga akhir tahun 2018. Sebagai gambaran, tahapan pembangunanya adalah, 242 kilometer dibangun pada periode 1978-2004, kemudian pada 2005-2014 (era SBY) dibangun 75 kilometer dan pada Pemerintahan Jokowi sebanyak 616 kilometer. Memang perlu diakui bahwa perencanaan pembangunan jalan tol sudah dilakukan lama di era-era pemerintahan sebelumnya, namun kemampuan untuk melakukan implementasi dan eksekusi kebijakan, ini memerlukan kepemimpinan yang tak hanya bicara, tapi bekerja dan Pak Jokowi satu-satunya yang telah mampu mengimplementasikan dengan baik perencanaan tersebut. Namun diatas semuanya menurut hemat saya tidak ada gunanya manakala adanya perilaku saling serang bahkan saling klaim prestasi antara wakil rakyat atau pejabat pemerintah, karena yang dikejar bukan melulu tentang hasil prestasi yang dibuat perorangan namun seberapa besar dampak yang telah diberikan dan langsung bermanfaat kepada masyarakat luas, selain itu hasil dari pembangunan infrastruktur itu sendri bisa dicek langsung dan dirasakan oleh masyarakat itu sendiri, jadi percuma rasanya mau klaim sana sini wong masyarakat juga mengetahui siapa yang benar-benar berjasa dan memikirkan kesejahteraan rakyat. Selain itu, walaupun masih banyak argumen yang menilai bahwa akses jalan tol hanya bisa dinikmati oleh masyarakat kelas menengah keatas (memiliki mobil) namun yang lebih penting bahwa dengan selesainya pembangunan tol Trans Jawa ini, setidaknya mempermudah distribusi logistik khususnya di wilayah Jawa dan seharusnya kita juga memberikan apresiasi sebagai bentuk kerja nyata yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi janji dan terlebih untuk mensejahterakan rakyat sebagai salah satu tujuan Nasional Indonesia.
0
1.7K
1
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan