Waktu terus berputar. Detik, menit, jam, hari, Minggu, bulan, tahun terus berganti. Kita setiap hari lewati waktu. Ada yang merasa waktu berjalan lamban. Ada pula yang merasa waktu melintas sekejap mata saja.

Dimanakah kita dalam menanggapi waktu yang kita lalui. Semua tentunya merasa hal yang berbeda. Tak sama satu dengan yang lainnya. Seberapa penting bagi kita waktu ini, semua juga memiliki kadar yang berbeda, dalam menilai harga waktu.

Kemarin baru saja kita lewati. Masa lalu belumlah lama kita singgahi. Yang masih ada dalam ingatan kita adalah kenangan. Pahit manis, getar getir memori yang pernah singgah dalam ingatan tentunya masih melekat

Apa saja kenangan itu, sekilas kita ingat agar kita sekarang bisa lewat, dan berjalan kedepan lebih kuat

- Kenangan pahit waktu kemarin, cukup jadikan pengingat untuk kita sejenak prihatin. Agar bila saat ini, tertimbun bertumpuk manisnya gula, kita tak lupa pahit yang dirasa kemarin.
- Kenangan manis diwaktu kemarin, cukup jadikan kenangan bathin. Agar kita tegar bila sekarang tenggelam dalam, lumpur pahitnya empedu kehidupan. Bila kepahitan sedang dijalani, inilah empedu hidup, yang sedang dibentuk, agar racun kehidupan yang akan kita jalani didepan, mampu kita netralkan.

Saat ini, hari ini, detik ini. Apapun keadaan kita, bagaimanapun kesulitan atau kemudahan yang dihadapi, mesti kita lalui. Semua itu harus kita syukuri. Sebagai anugerah ILLAHI, kita bisa membaca thread kali ini, itupun karena anugerah Nya semata.

Sekarang adalah saat kita beraktivitas, berjuang, berjibaku dengan waktu. Saat kita berupaya untuk meraih apa yang kita inginkan. Baik buruk hasil yang akan kita raih di kemudian hari, tergantung apa yang kita upayakan sekarang. Apa saja yang kita lakukan sekarang, harus serius dan bersungguh-sungguh mengerjakannya.

Apa yang kita cita kemarin, kita rencanakan atau rancang dengan detail, kita sedang lakukan hari ini. Sekarang ini. Apa yang menjadi pilihan pahit bagi kenangan kita waktu sebelumnya dan apa yang menjadi gulali pemanis penghias kehidupan kita yang sudah dilewati, semua itu dapat dijadikan bahan penimbang yang tepat.

Adanya bahan penimbang yang tepat, akan membuat kita lebih jeli, lebih teliti dan lebih berhati hati, melangkah sekarang ini. Selain melangkah dengan penuh semangat dan percaya diri sekarang ini, jangan lupakan apa langkah selanjutnya di kemudian hari.

Masa depan adalah waktu yang belum kita jamah. Waktu yang masih dalam angan dan bayangan. Gambaran dari masa yang sudah kita lalui dan apa yang kita kerjakan sekarang ini, bisa dijadikan peta penuntun jalan kita di masa depan.

Apapun profesi kita, di manapun posisi kita dan mau bagaimana keadaan kita sekarang ini, tentunya kita semua berharap masa depan yang lebih baik. Tak seorangpun, secara normal, menginginkan masa depan yang buruk. Tak ada yang akan mau masa depan yang penuh dengan duka lara tentunya.

Kita semua ingin masa depan penuh dengan kebahagiaan. Penuh dengan jalan yang menyenangkan. Oleh karena itu, rencana dihari kemudian, tentunya hari ini, sekarang ini, mesti kita rancang atau kita gambarkan.

Semakin jelas gambar yang kita buat, maka akan semakin mudah perjalanan kita nanti, menemukan jalan bahagia.

Walaupun, tak selamanya hidup kita, jalannya, sesuai dengan rencana. Selalu sejalan dengan cita cita. Kadang kala, memang apa yang terjadi, berkebalikan dengan apa yang di rancang.

Namun, peta keberhasilan dimasa datang harus dibuat, harus penuh keyakeyakinan untuk berhasil. Dan mesti optimis bahwa kita bisa. Tentunya tak lupa Doa kepada Yang Maha Kuasa, sebagai penentu takdir kehidupan kita dan semua ciptaan Nya.

Hal yang paling berkesan pada sepanjang jalan yang pernah kita lewati, biasanya akan selalu dikenang. Melekat kuat dalam ingatan kita. Hal yang paling berkesan tentu tak akan hilang dari ingatan. Baik buruknya kesan yang ada, semua bisa dijadikan bahan pertimbangan langkah selanjutnya serta sebagai bahan koreksi terhadap tindakan yang sudah-sudah.

Kelima bahan dasar ini, sebagai renungan untuk membuat rencana kedepan. Renungan tak harus terfokus pada kenangan terhadap apa saja yang sudah dilakukan, di capai dan belum tergapai. Renungan juga membuat kita mempertimbangkan langkah apa saja yang harus dilakukan, apa saja yang harus di tinggalkan dan apa yang harus diraih.

Sejatinya renungan setiap insan berbeda-beda. Setiap jiwa tentu tak sama rasa. Dan tak jua setara pola pemikirannya. Walaupun terkadang diantara kita ada yang senada.

Sampai disini secuil bahan dasar sebagai materi membuat renungan akhir tahun ini . Pelayaran 2018 segera sampai diujung batas. Pelayaran 2019 berikutnya segera kita arungi. Ombak ganas, angin puting beliung, badai Guntur menggelegar atau hari cerah nan indah, bisa saja kita arungi di depan.