Hubungan bisa menjadi berkah atau menjadi sumber masalah.

Hubungan yang tidak bahagia bisa menjadi sumber dari banyak penyakit dan stress. Walaupun udah gak cinta, masih tetap aja ada pasangan yang gak mau pisah. Mereka tetap berjuang untuk mempertahankan hubungan tanpa harapan, yang lebih baik di tinggalkan saja.

Lalu pernah gak ente bertanya-tanya kenapa mereka mau berdarah2 memperjuangkan hubungan yang tanpa harapan itu?

Mungkin ini alasannya..,,

Hal ini terjadi ketika seseorang tidak menyadari kelebihan yang dimilikinya. Semua yang di lihatnya hanya kekurangan dirinya saja sehingga merasa tidak berharga.

Kekurangan yang ada membuatnya tidak memiliki kepercayaan diri, mereka merasa bahwa mereka tidak pantas di cintai sehinga mereka siap untuk di perlakukan dengan buruk.

Usia udah masuk 40 tapi belum punya pasangan? Siap2 deh di cela sana sini, pertanyaan "kapan nikah?" Akan terus berkumandang siang malam di telinga ente.

Orang memilih untuk bertahan dengan pasangan apabila sudah masuk usia ini, mereka khawatir gak laku kalo cerai sekarang.

Alasan ini memang masuk akal, tapi resikonya juga besar. Jika ente memutuskan untuk hidup dengan orang yang salah, itu bisa menjadi neraka rumah tangga.

Terkadang uanglah yang mengendalikan semuanya. bahkan pernikahan yang gak bahagia akan tetap bertahan karena kondisi keuangan.

Tentu gak ada yang mau tinggal di emperan toko setelah bercerai. Inilah alasan kenapa orang takut untuk cerai. Hidup tanpa uang juga bisa menjadi neraka sendiri.

Kebanyakan mereka berani untuk bercerai jika kondisi keuangannya sudah stabil.

Dalam bermasyarakat pasti ada norma-norma tertentu. Norma ini menjadi penting terutama jika pasangan tersebut memiliki reputasi yang harus di pertahankan.

Penolakan dari orang tua dan khawatir di cibir oleh orang banyak adalah alasan kenapa banyak pasangan tidak berani cerai. Mereka takut apa yang akan di katakan orang tua, tetangga dan teman-teman mereka.

Pasangan sulit untuk bercerai ketika mereka sudah memiliki anak. Perceraian memang memiliki dampak negatif untuk anak. Mereka bisa merasa cemas, terombang-ambing dan merasa bersalah atas perceraian orang tuanya.

Hal ini harus di lihat dari sudut pandang yang lain, jika hubungan yang beracun ini dipertahankan pastinya juga memberikan dampak negatif untuk anak lho. mereka akan terjebak dalam pertengkaran orang tuanya setiap hari, dampaknya lebih buruk lagi.

Pola pikir seperti ini bisa muncul karena pengalaman di masa lalu, misalnya melihat hubungan kedua orang tua.

Mengingat pengalaman itu membuat mereka berpikir bahwa semua pernikahan memang gak ada yang bahagia, akibatnya mereka mempertahankan hubungan yang tidak bahagia dan menganggap bahwa itu biasa saja.

"Ah, lagian pernikahan semua orang kan begini? Ngapain juga repot mikirin yang lain?"