Kaskus

News

sukhoivsf22Avatar border
TS
sukhoivsf22
Elpiji Melon Mendadak Kosong Warga Mengeluh,Harga capai Rp 33 Ribu
Senin, 17 Desember 2018 19:05

Elpiji Melon Mendadak Kosong Warga Mengeluh,Harga capai Rp 33 Ribu
KEKURANGAN: Baik agen maupun
pengecer di Sangatta Selatan
pada Minggu kemarin
kekosongan gas elpiji 3 kilogram.
(Dhedy/Sangatta Post)

PROKAL.CO, SANGATTA -
Beberapa hari ini gas elpiji 3
kilogram atau yang akrab dikenal
tabung melon di Sangatta
mendadak langkah. Terlebih di
Sangatta Selatan. Dari
penelusuran media ini, tak
satupun agen maupun pengecer
yang menjual elpiji melon
tersebut.

Jika ada, harganya mengalami
peningkatan. Yakni mencapai Rp
33 ribu-Rp 35 ribu per tabung.

Melonjak beberapa kali lipat dari
pada harga normal. Hal ini
menjadi keluhan tersendiri bagi
warga. Pasalnya selain langka,
harga elpiji juga dianggap
melambung terlampau tinggi.

"Memang di agen lebih murah
dari pada eceran. Masalahnya di
agen tidak ada dijual. Di eceran
apalagi. Saya cari dari ujung ke
ujung tak ada yang jual. Ketemu
tinggalsatu1 tabung, tapi
harganya mahal sekali," kata Mida,
warga Sangatta Selatan.

Diungkapkan, kelangkaan ini
sudah terjadi sejak lama.

Memang tak selangka dalam
beberapa hari terakhir, namun
harganya tak lagi normal. Yaitu
dalam kisaran antara Rp 28 ribu
sampai Rp 30 ribu. "Sekarang
kesempatan penjual gas naikkan
harga. Mumpung langka. Saya
tidak masalah harga mahal, asal
ada saja di barangnya," sebutnya.

Melihat situasi ini, peran
pemerintah dipertanyakan.

Khususnya Dinas Perindustrian
dan Perdagangan (Disperindag)
Kutim. Warga menilai, tak ada
kontrol yang dilakukan
Disperindag. Hal ini terbukti, elpiji
masih langka dan harganya
sangat tinggi. Sebagaimana
komentar Ijum, warga lainnya.

"Pertama, katanya akan ada razia
pedagang yang menggunakan
elpiji. Kemudian membatasi atau
melarang pedagang eceran. Tapi
faktanya lihat saja sendiri," ujar
Ijum.

Menurut dia, pemerintah
seharusnya gencar melakukan
pengawasan dan tidak setengah-
setengah. Khususnya
pengawasan kepada agen.

Sehingga, semua warga beli ke
agen, tak lagi ke pengecer.

"Cukup mimpi dapat beli di agen.
Kami sangat syukuri ada
pengecer meskipun mahal,"
sambung Ijum.

Kelangkaan ini rupanya turut
dikeluhkan pengecer, salah
satunya Tina. Padahal,Tina
beranggapan keberadaan elpiji
melan di tingkat pengecer
sangat membantu warga.

Meskipun diakui harganya
terbilang lebih mahal.

"Kalau elpiji lagi normal, kami
jualnya Rp 30 ribu. Tetapi kalau
sekarang Rp 33 Ribu. Tetapi
sudah tidak ada lagi. Susah sekali
kami dapat elpiji. Tidak seperti
dahulu," beber Tina.

Dia mengaku rela antre hingga
dini hari untuk mendapatkan elpiji.
Namun hasilnya tak memuaskan.
Sebab terlalu banyak yang antre
ditambah pasokan terbatas.

"Tadi malam saja saya hanya
mendapatkan satu tabung saja.
Padahal antrenya sangat lama
sekali," katanya.

Disinggung masalah penyebab
kelangkaan ini, Tina mengaku
dirinya tak mengetahui pasti.

Yang jelas hal ini sudah terjadi
sejak lama. Namun kali ini
terbilang parah. "Ini bukan karena
mau tahun baru dan Natal. Tetapi
sudah kayak gini memang dari
dulu. Kami harus antre panjang
untuk dapatkan elpiji,” tuturnya.

Sementara itu Disperindag Kutim
mengaku pasokan elpiji tercukupi.
Namun hal ini terbantahkan
kenyataan di lapangan. Buktinya,
warga cukup kekurangan.
Harganya pun di luar batas
kewajaran. (dy)
http://bontang.prokal.co/read/news/2...endadak-kosong
0
1.7K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan