INILAHCOM, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui namanya diganti sejak lahir. Awalnya, nama Jokowi adalah Mulyono. Nama itu diubah menjadi Joko Widodo karena dirinya sering sakit.

Menanggapi hal itu, budayawan Ridwan Saidi berpendapat pergantian nama itu merupakan hal yang biasa dan lumrah.

"Ya itu biasa saja, ganti nama karena sakit itu biasa. Kalau di Betawi ganti nama karena sakit, itu dibilangnya keberatan nama," kata Ridwan Saidi kepada INILAHCOM, Jumat (14/12/2018).

Menurut dia, mungkin nama Mulyono tidak cocok sehingga harus diganti. Oleh karena itu, tidak ada yang perlu dipersoalkan.

"Itu biasa saja tidak ada hal-hal yang perlu dipersoalkan, karena itu tradisi di Jawa dan Jakarta juga begitu. Kalau orang sakit gak sembuh-sembuh diganti namanya, biasanya dia sembuh," ujarnya.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku lahir dengan nama Mulyono. Jokowi lahir pada Juni 1961 di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

"Tapi, nama itu tak terlalu lama saya miliki karena orang tua saya segera mencarikan nama baru ketika saya berulang kali sakit," kata Jokowi dalam buku Jokowi Menuju Cahaya karya Alberthiene Endah.

Jokowi mengatakan ada kepercayaan dalam masyarakat Jawa bahwa anak yang sakit-sakitan perlu berganti nama. Kemudian, nama Mulyono pun diganti dengan Joko Widodo.

"Boleh tidak percaya, saya kemudian tumbuh sehat. Itu misteri," katanya.

sumber

Mas Mulyono sang tjahaja asia.