Jangan Ketipu, Ini Tarif Derek Resmi di Jalan Tol



Mogok di jalan tol adalah momok saat berkendara. Tapi, bila situasi itu tidak bisa dihindari, dan tidak memungkinkan untuk memperbaiki di bahu jalan tol, maka kita bisa memanfaatkan fasilitas derek resmi.

Saat ini jalan tol khususnya di Jabodetabek, memang sudah bisa dikatakan bersih dari aksi derek liar. Namun tidak ada salahnya bila kita juga mengetahui seluk beluk derek resmi di jalan tol.

Apabila mobil mengalami kendala di jalan tol, jangan sekali-kali untuk menerima tawaran dari derek bukan resmi. Biasanya, bila kita berhenti di bahu jalan dan dalam waktu yang cukup lama, nanti akan didatangi oleh petugas PJR (kepolisian).

Jelaskan saja bahwa mobil mengalami kendala, petugas PJR akan menghungi bagian derek resmi. Untuk diketahui, mobil kita akan diderek sampai pintu keluar tol terdekat secara gratis.

Namun, jika diteruskan hingga bengkel yang dituju (sudah lewat dari pintu tol terdekat), akan dikenakan biaya.




Lantas, berapa biayanya? Perlu diketahui bahwa retribusi penderekan diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) No.1 Tahun 2015 tentang Retribusi dan Penderekan Atas Permintaan Pemilik Kendaraan.

Mobil penumpang (sedan, Jeep, station wagon dan sejenisnya), mobil bus kecil dengan jarak 10 km Rp 20.000, jarak 10 km hingga 20 km, hanya Rp 35.000. Sedangkan untuk pemakaian lebih dari 20 km dikenakan tambahan setiap 5 km berikutnya sebesar Rp 10.000.

Mobil bus (bus mikro, bus besar, bus tingkat, bus tempel), dan mobil barang (truk, kereta penarik, tempelan/gandengan, kereta tempelan, kereta gandengan dan ransus) derek sampai 10 km hanya Rp 45.000, dari 10 km hingga 20 km Rp 80.000, dan untuk pemakaian lebih dari 20 km dikenakan tambahan Rp 20.000 setiap 5 km berikutnya.

Nah, Anda jangan sampai kena tipu oleh petugas derek, terutama yang gadungan. Sebab, tidak bisa dihindari ternyata banyak juga modus seperti itu.