Coffeeshop tempat Tommy bekerja sebagai barista menjadi jau lebih ramai. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa pengunjung perempuan yang lebih memenuhi tempat itu. Hal itu menjadi rasa penasaran bagi semua pekerja coffeeshop itu, terlebih bagi Tommy yang sudah menerima tantangan pemilik coffeeshop tersebut.

Karena rasa penasaran Tommy tentang apa yang terjadi, dia memberanikan diri untuk menanyakan kepada banyak pengunjung perempuan di sana. Hal yang dia tanyakan hanyalah pertanyaan sederhana. Tapi Tommy benar-benar terkejut karena tidak sedikit dari mereka mejawab karena mereka menunggu waktu saat Tommy bisa mengantar sweet spot coffee langsung kepada pengunjung perempuan di sana. Dan setelah mendengar hal itu, Tommy mulai menanyakan hal lain sambil mengantar pesanan sweet spot coffee yang dia buat. Tommy lebih terkejut lagi karena pengunjung perempuan di sana menyukai aroma tubuhnya. Tommy mulai kebingungan, mempertanyakan apa yang membuat wangi tubuhnya disukai. Tommy hanya berpikir bahwa hanya bau kopi yang menempel ditubuhnya, mungkin di tambah dengan wangi dari coklat yang dia tambahkan untuk menu baru buatannya.

Setelah mengetahui alasan kenapa pengunjung di sana menyukai wangi tubuhnya, Tommy mencoba untuk membuat cairan dari biji coklat lalu dia oleskan di bagian pergelangan tangannya sebagai perfume. Tommy lebih terkejut dari sebelumnya karena saat ia mengantarkan pesanan sweet spot coffeenya, pengujung perempuan di sana sedikit lebih genit terhadapnya. Sekali ia mencoba juga untuk melakukan hal yang sama dengan mengantar menu lain, hasilnya tetap bahwa pengunjung di sana menyukai aroma tubuhnya. Tommy mulai menyadari bahwa aroma tubuhnya yang ditempeli wangi dari coklat menarik perhatian pengunjung perempuan di sana.