- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Solar Langka, Nelayan Tidak Melaut


TS
sukhoivsf22
Solar Langka, Nelayan Tidak Melaut
Solar Langka, Nelayan Tidak Melaut
09 Desember 2018 09:46 WIB

Nelayan. Ilustrasi Foto: Yerry Novel/dok.JPNN.com
h
Nasional
Daerah
Politik
Ekonomi
Otomotif
Entertainment
Olahraga
Lifestyle
Kriminal
Teknologi
Features
Jabodetabek
Pendidikan
Internasional
Otomotif
Donwori
Video
Foto
Android iOS
Tentang Kami | Pedoman Media Siber | Privacy Policy | Iklan | Karier
Copyrights © 2018. All rights reserved.
menu
Home Daerah Kalbar Solar Langka, Nelayan Tidak Melaut
Solar Langka, Nelayan Tidak Melaut
09 Desember 2018 09:46 WIB
Nelayan. Ilustrasi Foto: Yerry Novel/dok.JPNN.com
jpnn.com, SAMBAS - Sejumlah nelayan di Kabupaten Sambas, Kalbar, tidak bisa melaut untuk menangkap ikan lantaran terjadi kelangkaan solar.
Syahrial mengatakan, hampir satu bulan beberapa nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pemangkat tidak bisa melaut. Karena tidak memiliki solar subsidi di Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) yang disediakan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) di lokasi PPN Pemangkat.
Biasanya para nelayan kecil dengan kapal motor kapasitas 3 GT seperti dirinya menggunakan BBM solar bersubsidi yang dibeli dari SPDN Perum Perindo di area PPN Pemangkat. “Namun, sudah sejak sebulan terakhir saya dan nelayan lainnya tidak memperoleh solar subsidi itu," katanya.
Jika ada solar pun, kuotanya terbatas. Hanya 200 liter dalam satu bulan setiap kapal motor. Sedangkan keperluan untuk setiap kali turun melaut memerlukan 50 liter solar jika menggunakan mesin motor jenis dompeng. Jika mesin jenis Mitsubishi PS akan lebih banyak lagi memerlukan solar.
Sebenarnya di kios-kios eceran, solar ada jual. Namun para nelayan kecil ini tidak mampu membelinya. Karena lebih mahal dari harga subsidi di SPDN. Yakni sekitar Rp8 ribu per liternya.
"Itu sebabnya kami para nelayan di sini tidak melaut, sebab jika dipaksakan dengan membeli solar di luar SPDN hasil yang didapatkan hanya sekedar untuk menebus ongkos ketika ke laut," paparnya.
Syahrial berharap pemerintah dapat menyediakan BBM jenis solar bersubsidi bagi nelayan yang biasa sandar di PPN Pemangkat seperti sebelumnya. Agar para nelayan kecil dapat kembali melaut untuk menafkahi keluarganya.
“Jika hal ini terus berlanjut tidak mendapatkan solar bersubsidi, kami para nelayan tentu akan merasa susah," keluh Syahrial. (Sai/ Riz/Nan/Suh)
https://m.jpnn.com/news/solar-langka...n-tidak-melaut
09 Desember 2018 09:46 WIB

Nelayan. Ilustrasi Foto: Yerry Novel/dok.JPNN.com
h
Nasional
Daerah
Politik
Ekonomi
Otomotif
Entertainment
Olahraga
Lifestyle
Kriminal
Teknologi
Features
Jabodetabek
Pendidikan
Internasional
Otomotif
Donwori
Video
Foto
Android iOS
Tentang Kami | Pedoman Media Siber | Privacy Policy | Iklan | Karier
Copyrights © 2018. All rights reserved.
menu
Home Daerah Kalbar Solar Langka, Nelayan Tidak Melaut
Solar Langka, Nelayan Tidak Melaut
09 Desember 2018 09:46 WIB
Nelayan. Ilustrasi Foto: Yerry Novel/dok.JPNN.com
jpnn.com, SAMBAS - Sejumlah nelayan di Kabupaten Sambas, Kalbar, tidak bisa melaut untuk menangkap ikan lantaran terjadi kelangkaan solar.
Syahrial mengatakan, hampir satu bulan beberapa nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pemangkat tidak bisa melaut. Karena tidak memiliki solar subsidi di Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) yang disediakan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) di lokasi PPN Pemangkat.
Biasanya para nelayan kecil dengan kapal motor kapasitas 3 GT seperti dirinya menggunakan BBM solar bersubsidi yang dibeli dari SPDN Perum Perindo di area PPN Pemangkat. “Namun, sudah sejak sebulan terakhir saya dan nelayan lainnya tidak memperoleh solar subsidi itu," katanya.
Jika ada solar pun, kuotanya terbatas. Hanya 200 liter dalam satu bulan setiap kapal motor. Sedangkan keperluan untuk setiap kali turun melaut memerlukan 50 liter solar jika menggunakan mesin motor jenis dompeng. Jika mesin jenis Mitsubishi PS akan lebih banyak lagi memerlukan solar.
Sebenarnya di kios-kios eceran, solar ada jual. Namun para nelayan kecil ini tidak mampu membelinya. Karena lebih mahal dari harga subsidi di SPDN. Yakni sekitar Rp8 ribu per liternya.
"Itu sebabnya kami para nelayan di sini tidak melaut, sebab jika dipaksakan dengan membeli solar di luar SPDN hasil yang didapatkan hanya sekedar untuk menebus ongkos ketika ke laut," paparnya.
Syahrial berharap pemerintah dapat menyediakan BBM jenis solar bersubsidi bagi nelayan yang biasa sandar di PPN Pemangkat seperti sebelumnya. Agar para nelayan kecil dapat kembali melaut untuk menafkahi keluarganya.
“Jika hal ini terus berlanjut tidak mendapatkan solar bersubsidi, kami para nelayan tentu akan merasa susah," keluh Syahrial. (Sai/ Riz/Nan/Suh)
https://m.jpnn.com/news/solar-langka...n-tidak-melaut
0
1.1K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan