Tepat jam pulang sekolah menjadi hari kesenanganku. Di saat inilah aku akan secepatnya menuju tempat favoritku, yang maaf saja tak akan kuberi tahu padamu. Nanti tempat itu bakal ramai dan aku tak bisa lagi menikmati pemandangan indah akan kisah kasih sepasang manusia.

Baiklah, aku akan kasih clue sedikit saja. Aku akan berada di samping sekolah dekat taman. Sudah itu saja.

Nah, nah, nah. Itu mereka datang. Please jangan berisik. Biar aku puas mengintip akan aksi kemesraan mereka. Oya, pasti kalian bertanya-tanya, apa maksudku memata-matai mereka. Sederhana, karena aku ingin mengadopsi kata-kata rayuan yang akan keluar dari mulut si pejantan.

Oh, sudah mau dimulai. Aku harus segera pasang kuping. Kamu diam ya. Nanti akan aku ceritakan.

"Kenapa sih, kamu selalu membawaku ke taman ini? Bosan tahu!"

"Sayang, berapa kali aku harus bilang sama kamu. Di taman ini kan tempat kita pertama kali jadian. Jadi pas dong kalo ini lokasi favorit kita. Lagian aku bawa kamu kemari untuk menunjukkan pada bunga-bunga di taman, kalo kecantikan mereka itu kalah sama kamu."

"Hmmm... Bosan aku sama rayuanmu yang terlalu tinggi. Kalo pake bakso baru tuh top. Lagian kita juga masih SMA. Buat apa terlalu serius?"

"Wah, kamu salah sayang. Cintaku ini bukan main-main loh. Serius banget. Bahkan aku punya cita-cita...."

"Cukup! Aku mau pulang!"

"Hah!"

"Aku muak sama kamu. Pacaran cuma bawa aku ke taman ini. Itu pun hanya di hari sekolah. Sisanya kamu asyik dengan duniamu. Lagian aku ada janji sama seseorang dan dia mau bawa aku makan bakso. Itu baru bener bisa bikin aku kenyang. Enggak kayak kamu!"

"Sayang....!!!"

Deg! Kok kejadian hari ini tak sesuai harapanku ya? Mereka berkejaran. Sayup-sayup kudengar teriakan mereka. Oh!

"Sayang."

Aku putar tubuhku dan melihat siapa yang memanggilku. Oh ternyata dewi pujaan hatiku. Satu-satunya yang tahu dimana aku berada pada waktu ini.

Kutatap tubuhnya yang berjalan dengan langkah gemulai. Kulitnya yang mulus berkilau saat sinar mentari menyorotnya. Kakinya yang jenjang dan kurus seksi itu melangkah anggun.

"Sayang, kamu menyusul ku ada apa?"

"Aku cuma mau bilang, hubungan kita sampai di sini saja. Muak aku. Bosan dengar rayuanmu terus. Kamu gak pernah ngajak aku berburu nyamuk atau serangga kecil lainnya. Asal kamu tahu, aku sudah ada yang nunggu.
Dia mau memberikan apa yang aku mau."

Deg! Aku terdiam. Mataku nanar. Otakku kosong. Dan saat aku tersadar. Aku lihat dewiku telah berandengan dengan dia, cicak besar dua kali lipat tubuhku dan berkulit jauh lebih gelap dariku.

Dari kejauhan aku dengar sayup-sayup suara tawa ceria mereka dan aku ..... Hanya mampu diam.