Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bangengAvatar border
TS
bangeng
Batu pun mampu terkikis
apa yang kalian pikirkan mendengar kata sakit ? atau menderita ? ah itu sebuah kosakata yang terlontar dari pemikiran manusia yang tidak mampu menahan kondisi dan perjalanan hidup. Akupun juga demikian, ketidak adilan yang dirasakan oleh tubuh dan pemikiranku membuat aku terbentuk menjadi pribadi yang “batu”. Apa yang kalian pikirkan tentang batu ? keras ? membangun ? atau malah melukai ? setidaknya itulah aku, seorang pemimpi dari tanah lama.

“kukuruyukkkkk”  ku tebangun karena suara ayam Jago yang berisik itu. Bangun tidur bukanlah sebuah awal dari perubahan menurutku, namun hanya sebuah proses berulang yang menjenuhkan yang membuat ku tersadar “ah, kehidupan fana, sungguh melelahkan”. Setelah kejadian tersebut akupun bersiap menjalani perulangan  Kehidupanku yang  tak lain adalah sebagai orang yang memiliki kadar kesendirian tertinggi di tanah lama. Setidaknya dalam beberapa tahun umuruku ini.

Tahun 1947, masa revolusi Indonesia, aku dilahirkan dari rahim orang yang kuanggap sebagai malaikat dalam bentuk nyata. Ya, itulah ibuku. Kebanggaan itulah yang aku rasakan terakhir kali. Setelah melahirkan, malaikatku kembali dipanggil oleh Tuhan. Kenyataan yang berat kuterima setelah ku mendengar percakapan seorang laki-laki pada tahun 1964.

“ctaassssss” satu kali, “ctaaaaaasssssss” dua kali, “ctaaaaaaaasssss “ tiga kali. Suara rotan beriringan dengan suara jeritan kecilku

“hentikan bapak, apa salahku ?”

 Yah kujalani masa itu selama kurang lebih 15 tahun ku bersamanya. Siksaan, makian, misuhan, tendangan, semua kudapatkan.

“pujaan hatiku kau ambil, tega kau haaa ?! siapa kau sampai kau berani mengambil winaku”

 ucapan satu-satunya yang membuat ku tersadar bahwa lahirku adalah meninggalnya ibuku. Kejadian tersebut membuatku sangat terpukul

“adilkah nyawa ibuku ditukar dengan nyawaku yang tak berguna ini ?”

 berbagai macam ideologis tak masuk akal menghampiri dari segala penjuru dalam sel otakku. Ku memukuli diriku sendiri, sama persis seperti yang dilakukan oleh ayahku. Stress, bernafsu samudra, berfikir setinggi tanah, Berulang ulang, hanya kelelahanku lah yang dapat menghentikanku hingga ku terlelap dalam gelapnya hutan. Ku terbangun di tanah lama, sebuah hutan belantara, sangat jauh dari desa. bangunku ditemani oleh beberapa kesadaran yang kudapatkan.

“akulah sang pembunuh malaikat”.

 Pemikiran yang tak waras, kuhanya berfikir untuk mengakhiri hidupku
“apakah hanya sampai disini ? apakah aku harus menemui malaikatku ?”

selama 18 hari ku memikirkannya hingga ku menjadi tenang dan mulai terbiasa dengan kondisi yang sunyi, sepi di tanah lama.
Setelah  18 hari, terbiasalah hidupku

“bapak ingin merasakan aku kehilangan, sekarang inilah saat yang tepat untuk menghapus semua yang kupunya dalam hidupku. Jono, Kardi, Beni,dan  Edy. Temanku, selamat tinggal, aku tak akan kembali kepada kalian”

tekadku kuat, yaitu ingin merasakan apa yang dirasakan oleh bapakku, kehilangan orang yang disayang, tragis memang, namun hanya itu yang bisa kuperbuat.
Kehidupan hutan menghadiahkan teman padaku. Dialah “Kesendirian”. Tempaan keras dari bapak membuatku menjadi orang yang merasa bahwa hanya akulah yang mendapatkan siksaan sehebat itu. Disitulah aku terlahir sebagai “batu” tanah lama.
Perjalananku dimulai, dengan alas tanah lama dan perasaan kesendirian…….
 
 
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
394
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan