Quote:
Pemerintah mendorong PT Pertamina (Persero) mengganti bahan baku
elpijiterdiri dari Propana (C3) dan Butana (C4), dengan batubara yang telah digasifikasi (
dimethyl ether/DME). Hal ini, menurutnya, untuk mendukung peningkatkan ketahanan energi.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM),
Ignasius Jonan, mengatakan perlu dilakukan inovasi penggantian bahan baku Elpiji yang berasal dari impor, dengan bahan baku yang tersedia di dalam negeri yaitu batubara yang digasifikasi menjadi DME.
"Security energy coal to DME, ini batu bara yang diubah melalui proses jadi DME yang digunakan untuk pengganti LPG, ini kalau kita mau bilang security energy," kata Jonan, saat menghadiri Pertamina Energy Forum, di
Jakarta, Kamis (29/11).
Menurut Menteri Jonan, jika DME bisa menggantikan propana dan butana maka dapat mengurangi impor bahan baku Elpiji. Tercatat dari 6,8 juta ton konsumsi Elpiji nasional 70 persennya berasal dari impor dengan nilai sebesar USD 3 miliar atau Rp 5 triliun. "Kenapa, karena konsumsi Elpiji 6,7-6,8 juta ton, dari situ 70 persen itu impor," tuturnya.
Untuk merealisasikan gagasan tersebut, Menteri Jonan pun akan mengumpulkan pemegang konsesi batubara. Dia mengakui, jika bahan baku
elpiji diubah menjadi DME perlu adanya perubahan tungku, tetapi hal tersebut tidak perlu dirisaukan karena dampak postifnya lebih besar.
https://www.merdeka.com/uang/impor-e...-batubara.html
impor gas mahal, negara kaga kuat, mikirin bunga utang aja udah stroked ringan.
ganti yg murah, batubara dibuat jd gas.
sip.
tapi
langit2 dapur mulai kotor krn asap kompor batubara yg lbh kotor dr elpiji
paru2 mulai ber flek - biarin saja ntar kan yg disalahin perokok bkn asap batubara. sdh begitu stigma nya. (kadar TAR pd batubara masuk yg tertinggi dibandingkan pd daun cengkeh/tembakau dll)). rame2 berobat bpjs kanker paru
trus ... brapa lama jg ini bertahan, hrg batubara mulai naik, bingung lagi. cost gasifikasi batubara mahal.
akhirnya mulai dari nol.
Quote:
Quote:
Pertamina Siap Beralih ke Gasifikasi Batubara Tekan Impor Elpiji
Merdeka.com - Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, akan mengentaskan ketergantungan impor bahan baku Elpiji yang diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan bertambahnya kebutuhan. Tercatat dari 6,8 juta ton konsumsi Elpiji nasional saat ini, 70 persenya berasal dari impor.
"Ketergantungan di Elpiji dengan populasi meningkat, demand naik tajam hari ini masih impor 70 persen," kata Nicke, saat menghadiri Pertamina Energy Forum, di
Jakarta, Kamis (29/11).
Nicke mengungkapkan, untuk mengurangi impor bahan baku Elpiji, Pertamina siap beralih memanfaatkan sumber bahan baku yang berasal dari dalam negeri, yaitu dengan batubara yang telah digasifikasi (dimethyl ether/DME).
"Untuk itu optimalkan coal gas. Untuk ganti Elpiji dengan DME," tuturnya.
Untuk merealisasikanya, Pertamina telah menandatangani kerjasama dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk pengembangan DME di Indonesia dan menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Air Products.
Kerjasama ini bertujuan untuk peningkatan nilai tambah batubara Indonesia. Kerjasama gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether (DME) dan synthetic natural gas (SNG), di Allentown, Amerika Serikat.
Kerja sama Pertamina dengan Bukit Asam serta Air Products adalah langkah strategis bagi semua pihak, untuk meningkatkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional, melalui pemanfaatan DME dan SNG. Pabrik gasifikasi batubara ini adalah proyek yang sangat strategis secara nasional.
"Ini semoga bisa kelar. Bukit asam dan air product, pemilik teknologi dan memiliki fasilitas terintegrasi dari prosesing coal jadi SNG, jadi DME untuk substitusi Elipiji," tandasnya.