Jalanan yang tertib dan lancar adalah impian setiap pengendara. Jalanan yang tidak teratur, macet dan semrawut tentunya menimbulkan ketidaknyamanan. Seringkali terjadi kecelakaan akibat jalanan yang tidak teratur seperti ini. Kita sebagai masyarakat pengguna jalan raya tentunya menginginkan jalanan yang teratur, tertib dan nyaman dilalui. Hal ini menjadikan keberadaan aparat pengatur lalu lintas sangat dibutuhkan.
Selama ini kita tahu bahwa Polantas bekerjasama denganDishub memiliki kewenangan untuk mengatur lalu lintas di jalan raya. Mulai dari penindakan pelaku pelanggaran lalu lintas, mengatur jalannya lalu lintas di perempatan dan pertigaan, dan lain sebagainya.
Namun, seiring dengan semakin bertambahnya jumlah jalan, rute lalu lintas dan jumlah kendaraan yang semakin membludak mengakibatkan pengaturan lalu lintas masih belum sepenuhnya dapat dikontrol dan dikendalikan polisi lalu lintas.
Fenomena pak ogah
Quote:
Oke langsung ke intinya aja ya gansis. Seperti yang ane sebutkan diatas bahwa semakin membludaknya jumlah kendaraan, dan bertambahnya ruas jalan, mengakibatkan tugas polantas dirasa masih belum optimal, entah dari kekurangan personil buat mengatur jalan ataupun sebagian oknum polantas yang makan gaji buta (if you know what I mean). Akibatnya muncullah orang-orang yang secara sukarela menjadi pengatur lalu lintas tak resmi yang sering disebut pak ogah atau polisi cepek, si Polantas jadi-jadian. Istilah Pak Ogah atau polisi cepek sendiri merujuk pada tokoh Pak Ogah di serial Si Unyil yang selalu meminta uang Rp 100 atau cepek dari anak-anak dilingkungannya. (hmmm.. mirip sih )
Spoiler for pak ogah:
Mereka biasanya beroperasi di perempatan, pertigaan, U-Turn, atau di bunderan. Dengan uang seribu rupiah dijamin jalanan anda lancar (masa iya?), yap sebagian dari pak ogah ini meminta imbalan kepada pengguna jalan yang menggunakan jasanya, ada pula yang gak menuntut imbalan dari pengguna jalan. Dari ini bisa disimpulkan bahwa ini juga dijadikan lahan cari duit dari pak ogah-pak ogah tersebut.
Lantas apakah mereka memang benar-benar dengan setulus hati berniat membantu untuk menjadikan jalan raya lebih lancar atau mereka hanya mencari keuntungan dengan mengharap imbalan dari pengendara?
Mereka memiliki motif yang beragam, ada yang memang murni membantu kelancaran lalu lintas, namun ada juga yang malah melanggar aturan-aturan jalan raya demi imbalan uang dari pengguna jalan. Tak jarang mereka mengatur lalu lintas dengan seenaknya, atau mereka hanya peduli dan mendahulukan yang membayar sehingga malah menambah macet. Banyak pengemudi yang mengeluh dan kesal karena ulah mereka ini. Karena hal itu keberadaan mereka banyak menimbulkan pro dan kontra. Sebagian menganggap mereka sangat membantu kelancaran lalu lintas, sebagian lagi menganggap keberadaan mereka justru membuat lalu lintas makin kacau balau.
Apakah keberadaan mereka bermanfaat atau tidak?
Quote:
Soal ini, ane pribadi akan respect dan berterima kasih sekali kepada pak ogah yang benar-benar dengan sepenuh hati dan secara sukarela mengatur kelancaran lalu lintas, mendahulukan mana yang harus didahulukan (bukan mendahulukan yang bayar duluan),
tidak mengharapkan imbalan, dan tidak melanggar aturan lalu lintas yang berlaku.
Untuk pandangan orang lain pasti berbeda-beda, ada merasa yang terbantu ada juga yang terganggu.
Namun, alangkah lebih baiknya lalu lintas itu diatur oleh pihak yang benar-benar berwenang (Polantas), bukan orang-orang yang gak berwenang seperti pak ogah ini yang mungkin saja mereka tak tahu menahu tentang aturan-aturan yang berlaku di jalan raya.
Sudah sepatutnya pihak polantas memenuhi kewajibannya dengan amanah, perbanyak lagi personel buat ngatur area yang belum terjamah Polantas, tiap hari beroperasi, bukan hanya di musim mudik saja, dan setop makan gaji buta, karena terkadang ane lihat yang ngatur lalu lintas itu pak ogah padahal ada polisi lalu lintas disana.
Sungguh terlalu.
Penutup
Quote:
Dan kewajiban itu bukan hanya ada di aparat pengatur jalan, namun juga pengemudi kendaraan dan pengguna jalan lainnya. Jika pengguna jalan selalu taat pada aturan dan aparat menjalankan tugasnya dengan baik maka jalanan yang tertib, aman dan nyaman akan terwujud dengan mudahnya.
Jadi pak ogah itu membantu atau mengganggu menurut gansis?