Kampung !! Mendengar kata kampung langsung terbersit di panca indera akan keindahan alamnya yang menawarkan pesona yang sangat rupawan dan sangat menggoda. Lembut sapaan angin yang mengelus kulit agan diantara hijaunya pepohonan dan hamparan sawah dan perkebunan warga. Kampung memang mendapatkan image wilayah yang benar-benar asri dan membuat kita merasa hidup tanpa adanya sarana modern.



Image itu memang terlekat pada sanubari kita bahwa kampung merupakan hunian yang masih jarang penduduknya dan susah untuk hidup bergaya modern, nampaknya hal tersebut tak berlaku lagi untuk daerah di pulau Jawa. Dari ujung jawa barat hingga ujung jawa timur kampung telah banyak perubahan, selain kehidupan suku baduy dan juga kampung naga dalam perkampungan di pulau jawa relatif lebih modern. Kampung yang masih asri di pulau jawa bukan tidak bisa modern, namun para tetua dan masyarakat kampung yang menolak adanya modernisasi di wilayahnya.



Masuknya listrik dan juga jalan raya yang bagus serta adanya jembatan penghubung antara dua desa membuat banyak kampung di pulau Jawa sudah tak dianggap perkampungan seperti dulu. Modernisasi masuk hingga ke pelosok desa, para petani pun lebih dimudahkan pekerjaannya dengan adanya berbagai mesin yang lebih canggih. Dari membajak, hingga menggiling padi sudah bisa di lakukan oleh mesin. Tenaga pun sudah tak terkuras habis, banyaknya kendaraan bermotor masuk desa pun membuat suasana kampung tak sunyi seperti dahulu. Bahkan sosok riang jangkrik di malam hari pun kalah bersaing dengan alunan dangdut koplo dari rumah warga, kampung hanyalah cerita usang di masa lalu kini berganti dengan peradaban modern yang lebih maju.



Namun di tengah hiruk pikuk perkembangan kampung di pulau Jawa tidak di iringi dengan perkembangan serupa di pulau lainnya. Kampung di ujung pulau terluar Indonesia masih sulit untuk dijangkau, jalan terjal penuh batu dan tanah yang memerah menjadi awal perjalanan mereka yang ingin menuju kampung yang memang masih asri dan jarang untuk disinggahi pendatang. Terkadang para warga pun susah untuk berinteraksi dengan dunia luar karena tak ada jalan yang layak untuk di lalui, bahkan tak jarang ibu hamil melahirkan di tengah perjalanan karena akses jalan yang sulit di tempuh terutama bagi warga yang ingin keluar dari pemukimannya.



Malam pun hanya diterangi sinar dari rembulan dan api dari obor yang menerangi jalan, suasana kampung memang terasa suara jangkrik pun saling bersahutan di tengah warga yang memang hidup serba kekurangan. Namun di tengah kekurangan dalam hal berbau modern alam pun yang menghidupi mereka, dari suburnya tanah yang menjadi sumber pangan hingga berlimpahnya madu yang di budidayakan oleh mereka sebagai obat alami karena tentu saja tak adanya dokter di wilayah mereka menjadi penyebab utama warga harus bertahan untuk hidup dengan apa yang dimiliki.



Semoga saja kampung yang alami dan masih asri di ujung pulau terluar Indonesia bisa merasakan hak hidup yang sama dengan mereka yang berada di pulau Jawa, karena Indonesia tak hanya pulau Jawa bayangkan luas wilayah yang dihamparkan di negeri ini mengurusnya memang tidak mudah, tapi setidaknya keadilan akan membawa kemakmuran bagi rakyat dari sabang hingga merauke.



Hingga kampung pun berubah menjadi peradaban yang lebih layak huni, dengan adanya listrik, jalan aspal, sekolah, rumah sakit, pabrik, kantor polisi dan juga peralatan modern untuk pertanian dan perkebunan. Semodern apapun kampung, memang tak bisa berubah jadi kota kecuali sudah menjadi wilayah dengan gedung tinggi pencakar langit namanya pun berganti dari kampung menjadi metropolitan, bahkan bisa menjadi megapolitan.



Nampaknya biarlah kampung menjadi kampung, kota yang ada di kembangkan saja bila banyak hutan beton dimana-mana pastinya bencana tinggal menunggu waktu saja. Sudah pasti hutan dan gunung yang gundul berganti dengan perumahan dan gedung tinggi membawa masalah baru dalam kerusakan bumi, tentu saja tak nikmat lagi menikmati kopi di malam hari ketika berada di kampung tanpa adanya nyanyian jangkrik dan kodok saling menyapa. Seruupuutt ahh...



Opini c4punk

Gambar :Google

referensi