Rabu, 14 November 2018 15:59

MANADO - Anjloknya harga Kopra hingga Rp 3800 per Kg menjelmakan petaka bagi petani Kopra.
Mereka terjerat hutang, nganggur atau bekerja serabutan dengan upah kecil serta terpaksa memotong kelapa untuk dijual kayunya.

Kare petani Kopra asal Desa Kamangta, Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa mengatakan, hasil penjualan Kopranya baru-baru ini habis untuk bayar hutang.

"Waktu olah Kopra lalu, banyak ngutang di warung, harap harga Kopra bagus, nyatanya jatuh, terpaksa batar hutang, itu pun masih belum bisa tutupi semua utang," kata dia kepada Tribunmanado.co.id, Rabu (14/11/2018).

Celakanya Kare masih punya cicilan sepeda motor. Ia gamang memikirkan nasibnya di hari natal.

Kare kini hanya mengandalkan upah dari jual kelapa. Upahnya minim.

"Hanya 900 perak untuk empat buah kelapa," kata dia.

Wely Komontoy petani Desa Kamangta lainnya mengatakan kopranya sebanyak 100 kilo hanya laku Rp 380 ribu. Ia mengaku merugi meski mengolah kepala sendiri.

"Untungnya kecil sekali, tak sebanding dengan harga sembako," kata dia.

Untuk menyambung hidup, dirinya terpaksa menjadi tukang. Dengan jadi tukang, ia bisa meraup Rp 100 ribu perhari.

"Kalau mau harap hasil kopra ya sulit, " katanya. Beberapa waktu lalu, ia terpaksa memotong kelapa miliknya untuk dijual batangnya. Ia meneteskan air mata kala itu.

"Tanaman ini sudah sejak tahun 70 an mengongkosi keluarga saya dan sekarang harus dipotong demi mengongkosi hidup," kata dia.

Markus petani lainnya mengatakan, harga Rp 3800 per kilogram membuatnya shock.

Dengan harga segitu, ia harus membagi setengah dengan pemilik kelapa dan seperenam dengan angkutan.

"Bukan untung, namun buntung, " kata dia.

Sumber Berita

=====================
Komen TS

Rejim Kowik ini telah membuat seluruh rakyat Indonesia menderita dan sengsara selama 4 tahun terakhir.

Rejim ini justru men-support investor asing untuk menjarah semua SDA yang ada di Indonesia.

Sungguh ketidakadilan sosial dan ketidakadilan kapital semakin menjadi-jadi di negeri ini sejak rejim kowik berkuasa.

Tahukah Anda jika agar tercipta Keadilan Sosial dan Keadilan Kapital itu seharusnya setiap individu dibatasi dalam kepemilikan modal.

Seluruh Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia ini hanya dieksploitasi oleh orang-orang yang memiliki perusahaan atau kapital.

Jika Anda bekerja sebagai karyawan (apapun jabatannya), maka Anda sama sekali tidak menikmati Sumber Daya Alam yang merupakan karunia Tuhan untuk seluruh umat manusia yang hidup di dunia.

Maka sudah seharusnya, negara ini mensahkan Undang-Undang Redistribusi modal, sehingga setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk menikmati kekayaan alam Indonesia.

Saya merasa sangat sedih dengan orang-orang yang bekerja menjadi karyawan, karena mereka tidak sadar telah dijadikan alat untuk mengeruk semua sumber daya yang ada di Indonesia tanpa ikut menikmati hasil atau keuntungan dari penjualan kekayaan alam Indonesia ini.

Mari bangkitkan kesadaran kita untuk menuntut hak kita sebagai warga negara Indonesia. Menuntut hak untuk ikut menikmati sumber daya alam yang ada di Indonesi.

Jangan mau digaji saja, karena seharusnya anda juga berhak untuk mendapatkan laba dari penjualan kekayaan alam Indonesia. 

Anda digaji untuk menambang timah, tapi Anda tidak menikmati laba penjualan timah
Anda digaji untuk menanam dan memanen Kelapa Sawit, tapi anda tidak ikut merasakan laba penjualan kelapa sawit.
Anda digaji untuk menambang batubara, tapi tidak ikut merasakan laba penjualan batubara..

Jadi Tuhan ini mencipatakan timah, kelapa sawit, batubara itu untuk siapa? kok yang menikmati cuma pengusaha doang.. Dan Anda cuma hanya menikmati penjualan Tenaga, pikiran dan waktu Anda.. Anda hanya menikmati hasil penjualan keringat anda.. tidak merasakan laba penjualan kekayaan alam Indonesia

Untuk itu mari kita tuntut DPR untuk membuat UU Redistribusi Kapital, agar seluruh rakyat Indonesia memiliki hak untuk menikmati kekayaan alam Indonesia, bukan cuma jualan keringat doang