Baru menikah? Sebaiknya hindari empat kebiasaan ini untuk pengantin baru. Kebiasaan yang buruk dapat memicu retaknya rumah tangga. Berikut lima hal yang dimaksud.

1. Nonton TV Sambil Makan Malam
Makan malam sambil menonton televisi bisa jadi merupakan kebiasaan bertahun-tahun bahkan ketika sebelum menikah. Padahal makan malam bersama merupakan momen yang tepat bagi kamu dan pasangan untuk berbagi cerita sertã menghidupkan kembali suasana romantis setelah seharian disibukkan dengan kegiatan masing-masing.

Untuk itu, sisihkan waktu sekitar 30 sampai 45 menit untuk mengobrol santai dengan suami tanpa adanya gangguan luar, termasuk suara televisi. Dengan begitu kamu bisa menunjukkan pada pasangan bahwa ketika sedang bekerja, pikiran kamu hanya untuk pasangan.

2. Kerja Seharian Tanpa Kasih Kabar
Fokus bekerja tentu sah-sah saja. Namun jangan lupa untuk memberikan kabar pada pasangan karena hal tersebut dapat membuat kamu terpisah secara emosional.

Cobalah untuk memberi kabar, walau hanya sekedar menanyakan "Sedang apa?". Perhatikan kebutuhannya dan memberikan yang terbaik untuk pasangan, misalnya sesekali membawakan makanan untuknya di sela-sela kesibukan kamu.

 

3. Tidak Pernah Bertengkar
Saat bertengkar tentu bukanlah momen favorit kamu selama memiliki kehidupan pernikahan. Namun terkadang perdebatan inilah yang ada dapat membuat kamu dan pasangan menjadi lebih dekat karena bekerjasama dalam memperbaiki masalah yang ada.

Jika kamu mempunyai pendapat yang berbeda dengan pasangan maka jangan ragu untuk mengungkapkannya. Katakan dengan sopan dan tidak menghakimi. Dengan adanya kompromi, bisa membuat hubungan semakin lekat.

4. Berbagi Cerita Orang Tua atau Mertua
Sesekali membagi cerita dengan orangtua atau sang mertua bukanlah hal yang salah. Namun jika terlalu sering bisa menunjukkan bahwa kamu tak bisa mengatasi kekurangan suami dan membuka aibnya. Belum lagi jika informasi yang kamu beritahukan dengan orang tua atau mertua kamu tidak diketahui oleh pasangan.

Untuk itu, jadilah pasangan yang selalu menutupi kekurangan rumah tangga. Bukan karena pencitraan atau dibilang sebagai pasangan yang kompak, tetapi agar tidak banyak orang yang terlibat dalam kehidupan pernikahan, terutama jika sedang terjadi masalah.