apa yang telah terjadi dengan dunia pendidikan di negeri pertiwi ini, hiruk pikuk suasana menyedihkan kian berganti menimpa guru atau murid. Siswa SMA/SMK swasta atau negri kini malah tidak sama sekali mencerminkan sebagai pelajar. Entah apa yang ada di benak mereka saat mereka kenakan seragamnya. Hukuman dari sekolah dan atau pihak berwajib tidak membuat mereka lantas Jeranamun malah yang ada lebih menjadi - jadi. Andai ane duduk di parlemen, berikut regulasi yang akan ane berlakukan untuk pelajar.

Pelajar yang mendapatkan surat peringatan ketiga kali, sebaiknya tidak diberhentikan dari sekolah melainkan dikirim ke tempat pendidikan khusus, selama menjalani Pendidikan khusus ini siswa dan orang tua tidak boleh bertemu langsung bertatap mata sampai dengan pendidikan mereka selesai.



Model pendidikan yang akan diterapkan tidak lagi tentang pelajaran - pelajaran yang diajarkan di sekolahnya, melainkan materi baru yang sifatnya tematik, satu materi merambat ke semua mata pelajaran di sekolahnya, dan sisanya adalah pendidikan karakter dan pendidikan seumur hidup. Adapun siswa yang dikirim ke pendidikan khusus ini juga harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1) Siswa yang didapati tawuran,
(2) Siswa pengonsumsi dan pengedar narkoba dan nafza,
(3) Siswa yang melakukan tindak asusila,
(4) Siswa yang didapati membawa sajam,
(5) Siswa yang melakukan penganiayaan baik terhadap teman atau gurunya.

Sedangkan untuk pematerinya harus dari sekelas Polisi Militer.

Regulasi Komisi Perlindungan Anak untuk saat ini sifatnya global, sistem pukul rata, di kota atau di desa. Untuk urusan ini, ane bakal buat regulasi Komisi Perlindungan Anak tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa, sehingga para komisi perlindungan anak itu mampu menyesuailan regulasi untuk perkembangan anak yang ada di lingkungan mereka. Terlepas dari itu semua, ane tajam menatap ke depan, tidak ada ampun sekalipun usianya masih dibawah 20 tahun diatas 10 tahun tetap dikenakan pidana yang berat, tidak ada maklum yang nantinya malah memberatkan, sehingga orang tua akan berpikir berulang kali untuk melepaskan anaknya dari kontrolnya.

Sekolah pada dasarnya diciptakan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar malah bukan untuk menciptakam kebiadaban. Oleh karenanya jika ada anak sekolah tawuran maka masyarakat wajib melaporkannya keesokan harinya tim investigasi di kirim ke sekolah tersebut dan menyegel untuk proses pemeriksaan, paling lambat 3 hari sekolah akan dibuka kembali jika laporan keliru dan atau sekolah dicabut ijinnya jika laporan dibenarkan. Dengan cara ini para kepala sekolah dan para guru akan kehilangan pekerjaannya karena dianggap tidak mampu memberikan pendidikan terhadap siswa ataupun siswinya, dan Surat Keputusan Pengangkatan sebagai guri dan kepala sekolah akam dihapus dan tidak dapat mengajar lagi.

Dari hal - hal yang sudah tertulis di atas TS sadar ada beberapa kaskuser yang mungkin lebih jeli dan cerdas dalam menawarkan solusi untuk permasalahan di negeri ini. Baik buruk, kurang dan lebih dari tulisan diatas, itulah kekurangan TS. Ditunggu solusi jitu untuk atasi permasalahan pendidikan di tanah pertiwi ini, karena jika mengandalkan Komisi Perlindungan Anaksaja keburu ancur generasi bangsa ini.