- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menag: Hari Santri Tak Bisa Dipisahkan dari Resolusi Jihad


TS
magelys
Menag: Hari Santri Tak Bisa Dipisahkan dari Resolusi Jihad
SURABAYA, suaramerdeka.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pahlawan dalam konteks kekinian adalah mereka yang menebarkan kemaslahatan dan kebermanfaatan.
Hal ini dikatakan Menag saat mengisi Halaqah Kebangsaan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dengan mengusung tema 'Refleksi Semangat Nilai Kepahlawanan Ulama, Santri dan Pesantren Dalam Era 4.0 Ikhtiar Mensejahterakan Umat'.
Halaqah Kebangsaan ini digelar bersamaan dengan penutupan rangkaian Hari Santri Nasional 2018 dan memperingati Hari Pahlawan di Gedung Amphi Theater, UINSA Surabaya, kemarin.
"Pahlawan dalam kontek kekinian adalah bagimana kita mampu menebarkan kemaslahatan dan kebermanfaatan bagi lingkungan masing-masing," ujar Menag Lukman Hakim.
Selain dihadiri ratusan pimpinan pondok pesantren, kepala madrasah aliyah, ulama, para pimpinan perguruan tinggi dan kakankemenag se Jawa Timur, Halaqah Kebangsaan ini juga dihadiri Guru Besar UINSA Surabaya yang juga Sekjen Kemenag periode 2014-2018, Nur Syam.
Menurut Menag, momentum hari santri merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari dari resolusi jihad yang kemudian berujung pada 10 November. Tantangan kaum santri ke depan, lanjut Menag, sangatlah komplek dalam menebarkan nilai-nilai agama. Pasalnya ada semacam ketersendatan dalam menanamkan nilai-nilai agama.
"Yaitu mengantarkan generasi mmda dan anak cucu kita ke proses beragama untuk sampai pada esensi dan subtansi agama itu sendiri, dengan memanusiakan manusia dan menebarkan rahmat bagi semua tidak hanya manusia melainkan juga alam semesta," tandas Menag.
Dalam acara yang dipandu Rektor UINSA Masdar Hilmy, Menag pun mengajak kaum santri untuk memperkuat umat Islam dengan pemahaman yang cukup terkait esensi agama sehingga tidak mudah diperalat.
https://www.suaramerdeka.com/news/baca/144129/menag-hari-santri-tak-bisa-dipisahkan-dari-resolusi-jihad
Pemahaman yg cukup memang penting itu
Hal ini dikatakan Menag saat mengisi Halaqah Kebangsaan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dengan mengusung tema 'Refleksi Semangat Nilai Kepahlawanan Ulama, Santri dan Pesantren Dalam Era 4.0 Ikhtiar Mensejahterakan Umat'.
Halaqah Kebangsaan ini digelar bersamaan dengan penutupan rangkaian Hari Santri Nasional 2018 dan memperingati Hari Pahlawan di Gedung Amphi Theater, UINSA Surabaya, kemarin.
"Pahlawan dalam kontek kekinian adalah bagimana kita mampu menebarkan kemaslahatan dan kebermanfaatan bagi lingkungan masing-masing," ujar Menag Lukman Hakim.
Selain dihadiri ratusan pimpinan pondok pesantren, kepala madrasah aliyah, ulama, para pimpinan perguruan tinggi dan kakankemenag se Jawa Timur, Halaqah Kebangsaan ini juga dihadiri Guru Besar UINSA Surabaya yang juga Sekjen Kemenag periode 2014-2018, Nur Syam.
Menurut Menag, momentum hari santri merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari dari resolusi jihad yang kemudian berujung pada 10 November. Tantangan kaum santri ke depan, lanjut Menag, sangatlah komplek dalam menebarkan nilai-nilai agama. Pasalnya ada semacam ketersendatan dalam menanamkan nilai-nilai agama.
"Yaitu mengantarkan generasi mmda dan anak cucu kita ke proses beragama untuk sampai pada esensi dan subtansi agama itu sendiri, dengan memanusiakan manusia dan menebarkan rahmat bagi semua tidak hanya manusia melainkan juga alam semesta," tandas Menag.
Dalam acara yang dipandu Rektor UINSA Masdar Hilmy, Menag pun mengajak kaum santri untuk memperkuat umat Islam dengan pemahaman yang cukup terkait esensi agama sehingga tidak mudah diperalat.
https://www.suaramerdeka.com/news/baca/144129/menag-hari-santri-tak-bisa-dipisahkan-dari-resolusi-jihad
Pemahaman yg cukup memang penting itu
0
612
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan