Ciri Politik Genderuwo Versi TKN Jokowi: Sebar Hoaks
TS
kelazcorro
Ciri Politik Genderuwo Versi TKN Jokowi: Sebar Hoaks
Spoiler for img:
Quote:
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Johnny G Plate menyindir para politikus yang menyebar kabar bohong (hoaks) merupakan ciri-ciri dari politik genderuwo seperti yang digambarkan Jokowi karena menakuti masyarakat.
"Itu mengingatkan ciri-ciri politisi yang nyebar hoaks juga. Jangan sebar hoaks, jangan merusak Indonesia, jangan bakar Indonesia,"kata Plate saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (9/11)
Sekjen Partai NasDem menjelaskan bahwa Jokowi menggunakan istilah genderuwo sebagai makhluk yang kerap mengubah bentuknya seperti manusia untuk menakut-nakuti orang lain.
Layaknya genderuwo, menurut Plate, politisi di Indonesia kerap mengumbar citra baik di hadapan rakyat padahal aslinya justru membuat takut dan berbuat onar dengan menyebar hoaks.
"Genderuwo itu kan jin yang menyerupai rupa manusia, jangan sampai kita menggunakan rupa yang baik tapi merusak, yang ngomong untuk kepentingan rakyat, tapi justru merusak Indonesia," kata Plate.
"Jadi itu intinya yang dikatakan pak Jokowi jangan bakar rumah Indonesia, jangan edarin fitnah, jangan nyebarin hoaks, jangan bikin ketegangan, dan jangan menyebarkan ketakutan," tambahnya.
Lebih lanjut, Plate menyatakan bahwa Jokowi menginginkan proses kontestasi pilpres kali ini berjalan ceria dan masyarakat dijauhkan dari ketakutan.
"Kalau di kubu sebelah mempersoalkan genderuwo, kalau tersinggung becermin dan perbaikilah supaya Indonesia enggak terbakar. Jadi kita ingin demokrasi kita menggembirakan dan ceria," ungkapnya
Sebelumnya, Jokowi menyebutkan banyak politikus yang pandai memengaruhi dan tidak menggunakan etika maupun sopan santun politik yang baik. Itu dikatakan dalam pidato pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pagi tadi.
"Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? Itu sering saya sampaikan itu namanya 'politik genderuwo', nakut-nakuti," kata Jokowi.