XinHua.NewsAvatar border
TS
XinHua.News
Kisah Depati Amir dan Orang Tionghoa Usir Penjajah
Salah satu tokoh yang baru dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional adalah Depati Amir. Mendengar nama itu memang langsung teringat sebuah bandara. Ya, Depati Amir adalah tokoh dari Bangka Belitung.

Dikutip dari situs Kemendikbud, Kamis (8/11/2018), Pemerintah Hindia Belanda memberikan gelar Depati kepada Amir pada tahun 1830. Namun Amir menolak jabatan tersebut yang kemudian membuat Belanda khawatir.

Amir diminta oleh Pemerintah Hindia Belanda menggantikan ayahnya, Depati Bahrain. Selain putra dari Depati Bahrain, sosok Amir juga disegani Belanda karena sepak terjangnya menumpas perompak di perairan Bangka bersama dengan 30 pengikutnya.

Meski jabatan itu ditolak oleh Amir, namun rakyat Bangka kala itu tetap memanggilnya Depati. Hingga kini tokoh pejuang itu dikenal dengan nama Depati Amir.

Sejarawan Dien Madjid menulis dalam jurnal sejarah internasional Tawarikh pada tahun 2017 tentang kolaborasi Depati Amir dengan orang China. Tulisan Dien dalam bahasa Inggris berjudul 'Depati Amir and Chinese People's Resistance against Dutch Colonialism in Bangka, 1848-1851: An Archival Study'.

Dien mengutip sebuah arsip berbahasa Belanda yang kini disimpan di ANRI. Orang-orang China yang membantu Depati Amir melawan Belanda adalah para pekerja tambang.

Pada tahun 1849, setelah gagal ditangkap Belanda di Pangkalpinang, Amir bersama dengan Aim dari Blinyu, King Tjoan, Budjang Singkep, Akei Asan alias Si Hasan, Oebien, Bengol, Tata, Dayo, Dasum, hingga centeng bernama Ko So Sie mendatangi kantor pemerintahan. Arsip tersebut juga menulis bahwa orang-orang China itu memasok senjata untuk Amir seperti tombak, klewang, dan lain sebagainya.

Menurut Dien, keterlibatan orang China dalam perjuangan rakyat Bangka bersama Amir tak banyak ditulis dalam penulisan sejarah nasional di Indonesia. Dien Madjid dalam buku 'Ilmu Sejarah: Sebuah Pengantar' juga menyinggung sedikit soal perjuangan Amir melawan Belanda dengan berkolaborasi bersama orang Tionghoa.

Perjuangan Amir memperlihatkan semangat perjuangan yang tak memandang perbedaan. Dia tetap bisa bekerja sama dengan orang dari etnis lain untuk mencapai tujuan bersama, mengusir penjajah.

Akhirnya Belanda berhasil menangkap Depati Amir pada tahun 1851 setelah diadakan sayembara. Belanda kemudian mengasingkan Amir dan adiknya, Hamzah, ke Pulau Timor.

Meski diasingkan, Depati Amir tak berhenti berjuang mengusir Belanda. Dia bahkan menjadi penasehat raja-raja di Timor dan menyebarkan agama Islam di sana. Depati Amir wafat pada tahun 1869 dan dimakamkan di Kupang, NTT.
(bag/imk)


https://news.detik.com/berita/d-4293...-usir-penjajah

pahlawan gan
0
973
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan