- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Don't Give Up


TS
.nona.
Don't Give Up
Mohon maaf sebelumnya cerita ini adalah hasil karya temanku punya teman, dengan nama unik Trondol Jaya 4smoro 4nggoro.
Semoga karyanya yang besar ini menjadi hiburan agan dan sista dimari, mohon maaf bila ada update yang terlambat, setidaknya karya ini bisa dinikmati banyak orang karena gaya penulisannya yang menurutku keren banget loh..tidak pakai lama kita langsung saja baca ceritanya.

PROLOG
KUKURUYUKKK…!!!
Dering alarm dengan suara ayam berkokok, baru saja terdengar dari sebuah Handphone, membuat seorang pria terjaga dari tidurnya.
Sejak semalam pria itu sengaja tidur cepat, agar ia bisa bangun pagi-pagi sekali dikarenakan ada sesuatu yang harus ia kerjakan.
"Hoaemmm..." sayup-sayup, pria itu membuka kedua matanya. Mengusap wajah lalu mencoba mengumpulkan nyawanya sedikit demi sedikit.
Ia meraih Hp tersebut yang diletakkan di atas meja samping ranjang. Lalu melihat layar HP yang ternyata waktu saat ini telah menunjukkan pukul 06.00 pagi.
"Busyet... bisa telat aku nih." Ia terkejut, lalu bangkit dan dengan tergesa-gesa menuju kamar mandi. Tak lupa ia mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu kamar.
Seorang pria, bernama lengkap Ajie Prayoga. Berperawakan seperti pria biasanya. Tinggi biasa saja, tubuh sedikit atletis karena memang ia mempunyai hobi nge-Gym. Namun, tidak kekar seperti hal-nya para binaragawan yang seringkali memamerkan otot-ototnya di atas panggung.
Baru beberapa bulan yang lalu, Ajie meluluskan kuliahnya disalah satu Universitas swasta di ibu Kota propinsi Sulawesi Selatan. Pontang-panting cari kerja tak kunjung satupun yang nyangkut.
Namun, ia tak pernah berputus asa sama sekali. Berkali-kali ia mengirimkan CV beserta lamaran pekerjaan di berbagai situs yang memang menyediakan layanan pencari kerja seperti Job Str**t, maupun mengirim via email yang ia dapatkan dari informasi beberapa teman maupun surat kabar.
Dan berulang kali juga ia mengikuti tes interview dari berbagai perusahaan. Namun, karena memang belum jodoh maka sampai sekarang status Ajie masih pengacara. Pengangguran Banyak Acara.
Seperti halnya pagi ini, dimana Ajie mempunyai jadwal interview dengan salah satu perusahaan yang bisa dikatakan salah satu perusahaan besar yang ada di negara ini.
Beberapa saat kemudian...
Ajie sedang berdiri menatap pantulan dirinya di depan cermin yang terletak di samping lemari dalam kamarnya.
Tok... tok... tok...!!!
"Ji... kok belum berangkat sayang?" Suara ketukan pintu di iringi dengan suara sapaan merdu dari sang Mamah yang tak pernah sedikit-pun merasa lelah untuk menyemangati anak pertamanya itu.
"Nih, udah mau berangkat mah." Jawab Ajie saat membukakan pintu kamar buat mamanya.
"Hehe, anak Mama udah ganteng." Ujar si Mamah saat melihat penampilan Putranya yang pagi ini telah rapi. Dengan kemeja berwarna grey berpadu dengan celana kain hitam lengkap sepatu yang agak mengkilap membuat Ajie lumayan percaya diri untuk menghadapi tes interview kali ini.
"Mah... doakan Ajie yah mah." Ujar Ajie.
"Setiap saat Mamah selalu berdoa untukmu dan adik-adikmu sayang." Jawab si Mamah sambil mengelus pipi kiri putranya.
"Ya sudah, Ajie pamit pergi dulu yah Mah..."
"Jangan lupa pamit ma papah di depan,"
"Siap Bos... Ajie pergi dulu yah Mah... Assalamualaikum." Ujar Ajie sambil menyalim tangan mamahnya.
"Wa'alaikumsalam... hati-hati." Jawab si Mamah sambil mengikuti langkah putranya dari belakang menuju ke depan.
Saat tiba di teras depan, terlihat seorang pria setengah baya sedang duduk di salah satu kursi sambil matanya tak lepas membaca koran pagi ini. Dan juga seorang gadis terlihat baru saja masuk ke dalam pekarangan melalui pagar depan dengan memakai pakaian santai. Sepertinya baru saja pulang dari jogging.
"CiS E N S O R. ciS E N S O R. hei cowok godain kita donk." Celetuk gadis itu yang tak lain adalah adik Ajie yang baru saja melihatnya keluar keluar dari pintu.
"Mel... kakak pergi dulu yah... Pahhhh, Ajie berangkat dulu yah." Ujar Ajie sambil menyalim tangan papahnya, membuat pria setengah baya itu mengalihkan pandangannya dari koran ke anaknya.
"Hati-hati..." ujar Papah dan si adik yang hampir bersamaan.
"Beresss..."
Ajie mengeluarkan motor kesayangannya. Sebuah motor bebek berwarna merah keluaran pabrikan asal jepang. Jupe, motor kesayangan Ajie yang selama ini menemaninya dalam susah maupun susah lagi... yaiyalah, kan dia belum pernah merasa senang. Ups, bercanda.
Dalam perjalanan, Ajie menghafalkan beberapa bait kata yang akan ia katakan saat interview nanti.
Memang dalam hal berkomunikasi, Ajie lumayan bagus. Tak sedikit-pun rasa gugup dalam dirinya saat ini. Bermodalkan dari beberapa pengalaman yang ia dapatkan selama ini.
"Aku harus sukses..."
"Aku harus sukses..."
Berulangkali ia mengucapkan 3 kata tersebut. Dan menanamkan dalam dirinya, bahwa sukses itu berawal dari Nol.
Mungkin saat ini, ia belum menemukan titik terang kesuksesan tersebut. Namun, satu hal yang ia percaya. 'What got you here, will not get you there'. Ia selalu belajar dari apa yang pernah terjadi. Begitupun dengan cara menjawab pertanyaan saat wawancara dengan pihak perusahaan. Ataupun hal lain yang ada di kehidupan nyata.
Sebuah kompleks pergudangan di dareah kawasan industry Makassar. Sebuah Neon box besar bertuliskan ‘PT Indofood CBP Sukses Makmur, tbk’ berdiri kokoh di depan pagar sebuah gudang sekaligus pabrik yang cukup besar, dimana saat ini Ajie sedang berdiri di depan pagar gudang itu.
Waktu menunjukkan pukul 07.15, dan sebentar lagi ia akan mengikuti proses tes interview dengan HRD di perusahaan tersebut.
Lama ia menatap Neon box tersebut. Dengan tatapan tajam, sambil berdoa dalam hati untuk memudahkan dirinya dalam mengikuti tes interview-nya kali ini.
"Good Luck Ji..." ia menyemangati dirinya sendiri sesaat sebelum melanjutkan perjalanannya masuk kedalam area parker.
Sebelumnya, Ajie meminta izin ke salah satu security yang berdiri di pos. lalu setelah beberapa saat ia menjelaskan maksud kedatangannya maka ia-pun dipersilahkan masuk.
Ajie memarkirkan motornya di pelataran parkir motor yang telah disediakan. Beberapa karyawan terlihat memasuki sebuah gedung yang terletak di depan. Dan setelah memantapkan hatinya, Ajie segera masuk kedalam gedung yang mungkin akan menjadi saksi perjalanan masa depannya kelak.
"Pagi Pak..." Ajie menyapa salah satu karyawan yang berdiri di belakang meja panjang dan di meja tersebut bertuliskan Resepsionis.
"Selamat pagi Mas, ada yang bisa saya bantu?" Balas staf karyawan tersebut.
Akhirnya, Ajie menjelaskan maksud kedatangannya pagi ini. Dimana ia di undang oleh bagian HRD untuk mengikuti tes interview diperusahaan ini.
Sambil menunjukkan undangan dari HRD yang lengkap dengan Kop surat perusahaan yang memang telah ia download dari email pribadinya dan di print semalam.
"Oh ok Mas Ajie, silahkan naik ke lantai 3... kebetulan beberapa kandidat juga udah datang dan langsung saya arahkan untuk menunggu di atas..."
"Ok Pak, terima kasih." Jawab Ajie sesaat setelah berpamitan untuk naik ke lantai 3 melalui lift yang berada tak jauh dari meja resepsionis.
Ting... Tong!!!
Pintu lift terbuka, saat angka di depan Ajie menunjukkan angka 3.
Sekali tarikan nafas, akhirnya ia melangkahkan kakinya keluar dari dalam lift.
"Pagi, ada yang bisa saya bantu?" Sapa seorang wanita dengan penampilan khas seorang karyawan saat melihat Ajie yang sedang celingukan di lantai 3.
Beberapa orang terlihat sedang duduk di kursi yang telah dipersiapkan sambil memegang sebuah Map berwarna warni. "Mungkin peserta tes interview juga..." benak Ajie saat ini.
"Aku Ajie Prayoga Bu... Jadi...." jawab Ajie menjelaskan, sambil memberikan Map coklat miliknya kepada wanita itu.
"Hmm, baik... tunggu di situ aja yah Mas... nanti dipanggil." Ujar wanita itu saat sekilas membuka halaman depan Map milik Ajie.
Ajie duduk berdampingan dengan seorang gadis cantik, yang mungkin juga salah satu peserta tes wawancara.
"Ikut tes juga yah mba?" Ajie mencoba membuka obrolan.
Gadis itu menoleh, dan melempar sebuah senyuman sebelum menjawab pertanyaan Ajie. "Iya Mas, hmm... mas juga yah?" Sebuah pertanyaan aneh yang sebetulnya gadis itu-pun tau jawabannya.
"Iya..." jawab Ajie singkat sambil membalas senyuman gadis itu.
"Ajie." Lanjutnya tanpa di perintah mengulurkan tangannya untuk mengajak berkenalan.
Sejenak gadis itu hanya menatapnya, lalu membalas uluran tangan pria disampingnya.
"Mitha..."
"Melamar sebagai apa?" Tanya Ajie berikutnya.
"Staf admin... kalau mas Ajie?"
"Sales..." jawab Ajie singkat.
"Loh kok? Masnya S1 kan?" Gadis itu yang bernama Mitha sedikit mengerutkan keningnya dan terkejut dengan jawaban yang ia dengar barusan.
"Iya,"
"Kenapa gak coba tes posisi yang lain mas?" Tanya Mitha.
"Pengennya memang tes sebagai sales mba... lumayan nambah-nambah pengalaman?" Jawab Ajie.
"Apa gak sayang dengan ijazahnya mas? Kok melamar sebagai seorang sales yah?" Ajie malah mengerutkan keningnya, heran dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh gadis itu.
"Gak ada yang salah kan kalau aku melamar sebagai seorang sales... pekerjaan halal juga kan?"
"Iya sih..." jawab Mitha, terlihat gadis itu sedikit dongkol mendapatkan jawaban dari Ajie barusan.
"Mitha Mahardewi." Panggil salah satu staf karyawan yang baru saja keluar dari sebuah ruangan.
"Saya Bu." Jawab gadis di sebelah Ajie.
"Ok, giliran mba yah... siap-siap Ajie Prayoga."
"Baik Bu." Jawab Ajie mengangguk.
"Mas, saya duluan yah." Ujar Mitha menoleh ke Ajie.
"Good luck yah mba."
Mitha meninggalkan Ajie, lalu masuk ke sebuah ruangan bersama dengan karyawan tadi.
Beberapa menit Ajie menunggu, sambil bermain Hape untuk menghilangkan rasa jenuh karena menunggu. Akhirnya beberapa saat kemudian, pintu ruangan yang bertuliskan HR Manager terbuka. Dan Mitha yang ternyata telah selesai interview ikut keluar dari ruangan dan disusul oleh karyawan yang sepertinya di tugaskan untuk memanggil para kandidat karyawan diperusahaan itu.
"Mas Ajie, silahkan..." ujar karyawan itu.
"Baik bu." Jawab Ajie yang segera berdiri dan merapikan sedikit pakaiannya.
"Gimana?" Ajie menyempatkan bertanya kepada Mitha saat mereka berpapasan.
"Alhamdulillah lancar Mas... hehe," jawab Mitha.
"Mantap... sekarang giliranku."
"Semoga sukses yah Mas." Kata Mitha dan di jawab dengan tanda jempol oleh Ajie lalu masuk kedalam ruangan HRD bersama dengan karyawan yang tadi memanggilnya.
Di dalam ruangan HR Manager, terlihat beberapa lemari yang tersusun rapi di kiri dan kanan ruangan. Terdapat sebuah meja kerja dan seorang pria yang sedang duduk sambil membuka beberapa berkas lamaran.
"Saya Arief, Silahkan duduk." Ujar pria itu sambil mengulurkan tangannya yang sepertinya adalah HR Manager diperusahaan itu.
"Ajie Prayoga Pak..." Jawab Ajie membalasnya, lalu ia pun duduk di kursi di depan meja bapak itu.
"Ok... Mas Ajie, saya sudah membaca CV sudara... dan ternyata memang belum ada pengalaman kerja sama sekali yah?" Tanya Pak Arief setelah membaca CV Ajie.
"Iya Pak, memang aku baru lulus kuliah... dan belum ada pengalaman bekerja selama ini." Jawab Ajie sambil memposisikan duduknya agak tegak dengan kedua tangan di letakkan di atas kedua pahanya. Wajahnya tegak dan kedua matanya menatap wajah Pak Arief dihadapannya.
"Hmm, terus... apa yang Mas Ajie bisa berikan kepada kami... sedangkan Mas Ajie sendiri belum punya pengalaman sama sekali?" Ujar Pak Arief, sekilas terlihat Ajie agak sedikit gugup namun dengan cepat ia mengalahkan kegugupannya dengan mencoba tersenyum. Lalu mengambil nafas panjang, ia pun menjawab pertanyaan Pak Arief.
"Baik Pak, memang aku belum mempunyai pengalaman sama sekali dalam dunia pekerjaan. Namun, aku punya pengalaman dalam dunia organisasi saat di kampus dulu... ok, itu tidak bisa dijadikan sebuah patokan... namun, setidaknya berikanlah kami sebuah kesempatan yang belum punya sama sekali pengalaman. Karena, belum tentu orang seperti kami yang belum punya pengalaman akan gagal sebelum bekerja jikalau belum mencoba." Pak Arief membetulkan posisinya, dikarenakan ia menangkap sesuatu di dalam diri Ajie saat ini.
"Hmm, anda melamar sebagai seorang sales yah? Kenapa memilih posisi sebagai seorang sales? Kenapa tidak memilih posisi yang lainnya?"
"Sales... karena menurutku Pak, posisi sales adalah posisi yang paling menantang... kenapa seperti itu? Karena sales-lah yang menjadi ujung tombak perusahaan. Karena merekalah yang mencarikan value buat perusahaan." Jawab Ajie sambil menahan nafasnya sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya. "Jadi, menurutku apabila kita bisa membuktikan kepada manajemen bahwa kita bisa berkontribusi yang besar... maka, kita pasti akan menerima hak yang jauh lebih besar dibandingkan posisi yang lainnya... dengan kata lain, apabila kita berhasil maka kita akan mencolok dimata perusahaan dan begitu pula sebaliknya, jikalau kita gagal... maka kita akan terlihat paling terburuk... mungkin seperti itu Pak." Ajie melanjutkan, dan terlihat pak Arief ngangguk-ngangguk mendengar jawaban dari Ajie barusan.
"Menarik... bisa ceritakan secara singkat seorang Ajie itu seperti apa. Profil keluarga dan yah apa aja deh... singkat namun mudah dimengerti."
"Baik Pak,"
Akhirnya Ajie menceritakan tentang keluarganya, Kedua orang tuanya dan juga pekerjaan ayahnya yang seorang guru di salah satu SMP di kota Makassar. Sedangkan Mamahnya adalah ibu rumah tangga. Ia juga menceritakan tentang kedua adiknya yang masih dibangku kuliah dan di bangku SMU. Dan juga tentang kesehariannya yang memang saat ini sedang fokus mencari kerja, olah raga. Dan juga menceritakan beberapa kegiatan dengan beberapa temannya seperti hang out ke tempat-tempat wisata.
"Coba jelaskan, apa nilai lebih buat perusahaan kami jikalau memilih anda menjadi karyawan diperusahaan ini?"
"Jelas, aku akan membuktikan bahwa aku akan bekerja secara optimal dan bertanggung jawab dengan tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan... mendedikasikan hampir semua waktu yang aku miliki untuk mengejar Target yang diberikan oleh perusahaan... bukan cuma itu saja, aku akan mundur dan tidak perlu di berikan upah jikalau dalam 2 minggu aku gak bisa memperlihatkan sesuatu kepada perusahaan dalam hal yang positif." Jawab Ajie dengan sangat percaya diri.
"Cukup percaya diri kamu yah."
"Seorang sales harus percaya diri Pak,” jawab Ajie tersenyum. “Karena mereka setiap harinya bertemu dengan orang-orang yang berbeda watak... jadi, jikalau seorang sales pemalu maka aku pastikan ia akan gagal sebelum berperang." Lanjutnya membuat Pak Arief ikut menarik nafas panjang setelah mendengar jawaban dari Ajie.
"Hahahahaha, jujur saya suka dengan gaya kamu." Pak Arief tertawa melihat gaya Ajie menjelaskan dan juga senang mendengarkan kata-kata dengan penekanan-penekanan yang halus namun jelas dan tidak di awang-awang.
"Terima kasih pak atas pujiannya,"
"Cukup... dan jujur saya cukup interest dengan kamu..." kata Pak Arief membuat Ajie sedikit senang. "Kami akan menghubungi mas Ajie kalau memang mas Ajie adalah salah satu yang terpilih untuk menjadi karyawan diperusahaan kami." Lanjut Pak Arief sambil berdiri dan mengulurkan tangannya kembali untuk bersalaman dengan Ajie.
"Baik pak, aku tunggu kabar baiknya." Ujar Ajie yang juga ikutan berdiri dan membalas berjabat tangan dengan Pak Arief.
"Aku permisi yah Pak."
"Ok."
Akhirnya, Ajie keluar dari ruangan. Dan sangat yakin bahwa dirinya pasti akan lulus menjadi karyawan diperusahaan ini.
"Baiklah Ji, langkah awal kesuksesanmu sepertinya sudah cerah... fiuhhhh."
2 Hari kemudian…
Pagi ini, Ajie baru saja selesai mengirimkan beberapa CV dan Lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan melalu email pribadinya. Ia tak pernah sama sekali putus asa dalam mencari kerja.
“Huhhh, beres juga.”
Tiba-tiba, saat Ajie baru saja meregangkan otot-ototnya. HP-nya berdering, dengan nomor local yang tak ia kenal.
“Hmm, dari siapa yah?” Gumamnya. Lalu ia pun mengangkat telpon.
“Halo,”
“Iya Halo, selamat pagi… bisa berbicara dengan bapak Ajie Prayoga?” Jawab seseorang diseberang.
“Iya betul mba, aku Ajie… ini dengan siapa yah?” Tanya Ajie.
“Saya Linda, dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk…”
“Oh iya Bu, gimana bu… ada yang bisa Ajie bantu?”
“Jadi gini Pak, kami ingin menginformasikan ke bapak… bahwa saat ini Pak Ajie telah terpilih menjadi salah satu kandidat karyawan di perusahaan kami… dan telah lulus dalam tes interview kemarin dengan HRD kami.”
“Alhamdulillah… iya Bu… Terima kasih.” Jawab Ajie dengan girangnya.
“Pak Ajie, di undang 2 hari kemudian untuk mengikuti Medical test di Prodia… apa bapak bisa hadir?”
“Sangat bisa bu… Ajie akan datang bu untuk mengikuti tes-nya.”
“Ok Pak, sebentar lagi Linda akan meng-email surat pengantarnya dari perusahaan kami di emailnya bapak.”
“Baik Bu, aku tunggu emailnya… dan sekali lagi terima kasih.” Jawab Ajie lalu wanita itu yang bernama Linda menutup telponnya.
Terlihat senyum bahagia diwajah Ajie saat ini. Akhirnya penantiannya selama ini tak sia-sia.
“Alhamdulillahhhhhhhhh…”
Inilah awal dari sebuah cerita.
Sebuah impian untuk menjadi seseorang yang sukses.
Banyak lika-liku yang akan ia hadapi dikemudian hari.
Akan banyak tantangan yang sedang menunggunya di depan.
Inilah kisah seorang pria yang mempunyai mimpi menjadi seorang yang sukses.
Sukses dalam karir, sukses dalam segala hal…
HANYA MEREKA YANG BERANI GAGAL AKAN MERAIH KESUKSESAN
Still Continued…
Semoga karyanya yang besar ini menjadi hiburan agan dan sista dimari, mohon maaf bila ada update yang terlambat, setidaknya karya ini bisa dinikmati banyak orang karena gaya penulisannya yang menurutku keren banget loh..tidak pakai lama kita langsung saja baca ceritanya.
PROLOG
KUKURUYUKKK…!!!
Dering alarm dengan suara ayam berkokok, baru saja terdengar dari sebuah Handphone, membuat seorang pria terjaga dari tidurnya.
Sejak semalam pria itu sengaja tidur cepat, agar ia bisa bangun pagi-pagi sekali dikarenakan ada sesuatu yang harus ia kerjakan.
"Hoaemmm..." sayup-sayup, pria itu membuka kedua matanya. Mengusap wajah lalu mencoba mengumpulkan nyawanya sedikit demi sedikit.
Ia meraih Hp tersebut yang diletakkan di atas meja samping ranjang. Lalu melihat layar HP yang ternyata waktu saat ini telah menunjukkan pukul 06.00 pagi.
"Busyet... bisa telat aku nih." Ia terkejut, lalu bangkit dan dengan tergesa-gesa menuju kamar mandi. Tak lupa ia mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu kamar.
Seorang pria, bernama lengkap Ajie Prayoga. Berperawakan seperti pria biasanya. Tinggi biasa saja, tubuh sedikit atletis karena memang ia mempunyai hobi nge-Gym. Namun, tidak kekar seperti hal-nya para binaragawan yang seringkali memamerkan otot-ototnya di atas panggung.
Baru beberapa bulan yang lalu, Ajie meluluskan kuliahnya disalah satu Universitas swasta di ibu Kota propinsi Sulawesi Selatan. Pontang-panting cari kerja tak kunjung satupun yang nyangkut.
Namun, ia tak pernah berputus asa sama sekali. Berkali-kali ia mengirimkan CV beserta lamaran pekerjaan di berbagai situs yang memang menyediakan layanan pencari kerja seperti Job Str**t, maupun mengirim via email yang ia dapatkan dari informasi beberapa teman maupun surat kabar.
Dan berulang kali juga ia mengikuti tes interview dari berbagai perusahaan. Namun, karena memang belum jodoh maka sampai sekarang status Ajie masih pengacara. Pengangguran Banyak Acara.
Seperti halnya pagi ini, dimana Ajie mempunyai jadwal interview dengan salah satu perusahaan yang bisa dikatakan salah satu perusahaan besar yang ada di negara ini.
Beberapa saat kemudian...
Ajie sedang berdiri menatap pantulan dirinya di depan cermin yang terletak di samping lemari dalam kamarnya.
Tok... tok... tok...!!!
"Ji... kok belum berangkat sayang?" Suara ketukan pintu di iringi dengan suara sapaan merdu dari sang Mamah yang tak pernah sedikit-pun merasa lelah untuk menyemangati anak pertamanya itu.
"Nih, udah mau berangkat mah." Jawab Ajie saat membukakan pintu kamar buat mamanya.
"Hehe, anak Mama udah ganteng." Ujar si Mamah saat melihat penampilan Putranya yang pagi ini telah rapi. Dengan kemeja berwarna grey berpadu dengan celana kain hitam lengkap sepatu yang agak mengkilap membuat Ajie lumayan percaya diri untuk menghadapi tes interview kali ini.
"Mah... doakan Ajie yah mah." Ujar Ajie.
"Setiap saat Mamah selalu berdoa untukmu dan adik-adikmu sayang." Jawab si Mamah sambil mengelus pipi kiri putranya.
"Ya sudah, Ajie pamit pergi dulu yah Mah..."
"Jangan lupa pamit ma papah di depan,"
"Siap Bos... Ajie pergi dulu yah Mah... Assalamualaikum." Ujar Ajie sambil menyalim tangan mamahnya.
"Wa'alaikumsalam... hati-hati." Jawab si Mamah sambil mengikuti langkah putranya dari belakang menuju ke depan.
Saat tiba di teras depan, terlihat seorang pria setengah baya sedang duduk di salah satu kursi sambil matanya tak lepas membaca koran pagi ini. Dan juga seorang gadis terlihat baru saja masuk ke dalam pekarangan melalui pagar depan dengan memakai pakaian santai. Sepertinya baru saja pulang dari jogging.
"CiS E N S O R. ciS E N S O R. hei cowok godain kita donk." Celetuk gadis itu yang tak lain adalah adik Ajie yang baru saja melihatnya keluar keluar dari pintu.
"Mel... kakak pergi dulu yah... Pahhhh, Ajie berangkat dulu yah." Ujar Ajie sambil menyalim tangan papahnya, membuat pria setengah baya itu mengalihkan pandangannya dari koran ke anaknya.
"Hati-hati..." ujar Papah dan si adik yang hampir bersamaan.
"Beresss..."
Ajie mengeluarkan motor kesayangannya. Sebuah motor bebek berwarna merah keluaran pabrikan asal jepang. Jupe, motor kesayangan Ajie yang selama ini menemaninya dalam susah maupun susah lagi... yaiyalah, kan dia belum pernah merasa senang. Ups, bercanda.
Dalam perjalanan, Ajie menghafalkan beberapa bait kata yang akan ia katakan saat interview nanti.
Memang dalam hal berkomunikasi, Ajie lumayan bagus. Tak sedikit-pun rasa gugup dalam dirinya saat ini. Bermodalkan dari beberapa pengalaman yang ia dapatkan selama ini.
"Aku harus sukses..."
"Aku harus sukses..."
Berulangkali ia mengucapkan 3 kata tersebut. Dan menanamkan dalam dirinya, bahwa sukses itu berawal dari Nol.
Mungkin saat ini, ia belum menemukan titik terang kesuksesan tersebut. Namun, satu hal yang ia percaya. 'What got you here, will not get you there'. Ia selalu belajar dari apa yang pernah terjadi. Begitupun dengan cara menjawab pertanyaan saat wawancara dengan pihak perusahaan. Ataupun hal lain yang ada di kehidupan nyata.
~•●•~
Sebuah kompleks pergudangan di dareah kawasan industry Makassar. Sebuah Neon box besar bertuliskan ‘PT Indofood CBP Sukses Makmur, tbk’ berdiri kokoh di depan pagar sebuah gudang sekaligus pabrik yang cukup besar, dimana saat ini Ajie sedang berdiri di depan pagar gudang itu.
Waktu menunjukkan pukul 07.15, dan sebentar lagi ia akan mengikuti proses tes interview dengan HRD di perusahaan tersebut.
Lama ia menatap Neon box tersebut. Dengan tatapan tajam, sambil berdoa dalam hati untuk memudahkan dirinya dalam mengikuti tes interview-nya kali ini.
"Good Luck Ji..." ia menyemangati dirinya sendiri sesaat sebelum melanjutkan perjalanannya masuk kedalam area parker.
Sebelumnya, Ajie meminta izin ke salah satu security yang berdiri di pos. lalu setelah beberapa saat ia menjelaskan maksud kedatangannya maka ia-pun dipersilahkan masuk.
Ajie memarkirkan motornya di pelataran parkir motor yang telah disediakan. Beberapa karyawan terlihat memasuki sebuah gedung yang terletak di depan. Dan setelah memantapkan hatinya, Ajie segera masuk kedalam gedung yang mungkin akan menjadi saksi perjalanan masa depannya kelak.
"Pagi Pak..." Ajie menyapa salah satu karyawan yang berdiri di belakang meja panjang dan di meja tersebut bertuliskan Resepsionis.
"Selamat pagi Mas, ada yang bisa saya bantu?" Balas staf karyawan tersebut.
Akhirnya, Ajie menjelaskan maksud kedatangannya pagi ini. Dimana ia di undang oleh bagian HRD untuk mengikuti tes interview diperusahaan ini.
Sambil menunjukkan undangan dari HRD yang lengkap dengan Kop surat perusahaan yang memang telah ia download dari email pribadinya dan di print semalam.
"Oh ok Mas Ajie, silahkan naik ke lantai 3... kebetulan beberapa kandidat juga udah datang dan langsung saya arahkan untuk menunggu di atas..."
"Ok Pak, terima kasih." Jawab Ajie sesaat setelah berpamitan untuk naik ke lantai 3 melalui lift yang berada tak jauh dari meja resepsionis.
Ting... Tong!!!
Pintu lift terbuka, saat angka di depan Ajie menunjukkan angka 3.
Sekali tarikan nafas, akhirnya ia melangkahkan kakinya keluar dari dalam lift.
"Pagi, ada yang bisa saya bantu?" Sapa seorang wanita dengan penampilan khas seorang karyawan saat melihat Ajie yang sedang celingukan di lantai 3.
Beberapa orang terlihat sedang duduk di kursi yang telah dipersiapkan sambil memegang sebuah Map berwarna warni. "Mungkin peserta tes interview juga..." benak Ajie saat ini.
"Aku Ajie Prayoga Bu... Jadi...." jawab Ajie menjelaskan, sambil memberikan Map coklat miliknya kepada wanita itu.
"Hmm, baik... tunggu di situ aja yah Mas... nanti dipanggil." Ujar wanita itu saat sekilas membuka halaman depan Map milik Ajie.
Ajie duduk berdampingan dengan seorang gadis cantik, yang mungkin juga salah satu peserta tes wawancara.
"Ikut tes juga yah mba?" Ajie mencoba membuka obrolan.
Gadis itu menoleh, dan melempar sebuah senyuman sebelum menjawab pertanyaan Ajie. "Iya Mas, hmm... mas juga yah?" Sebuah pertanyaan aneh yang sebetulnya gadis itu-pun tau jawabannya.
"Iya..." jawab Ajie singkat sambil membalas senyuman gadis itu.
"Ajie." Lanjutnya tanpa di perintah mengulurkan tangannya untuk mengajak berkenalan.
Sejenak gadis itu hanya menatapnya, lalu membalas uluran tangan pria disampingnya.
"Mitha..."
"Melamar sebagai apa?" Tanya Ajie berikutnya.
"Staf admin... kalau mas Ajie?"
"Sales..." jawab Ajie singkat.
"Loh kok? Masnya S1 kan?" Gadis itu yang bernama Mitha sedikit mengerutkan keningnya dan terkejut dengan jawaban yang ia dengar barusan.
"Iya,"
"Kenapa gak coba tes posisi yang lain mas?" Tanya Mitha.
"Pengennya memang tes sebagai sales mba... lumayan nambah-nambah pengalaman?" Jawab Ajie.
"Apa gak sayang dengan ijazahnya mas? Kok melamar sebagai seorang sales yah?" Ajie malah mengerutkan keningnya, heran dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh gadis itu.
"Gak ada yang salah kan kalau aku melamar sebagai seorang sales... pekerjaan halal juga kan?"
"Iya sih..." jawab Mitha, terlihat gadis itu sedikit dongkol mendapatkan jawaban dari Ajie barusan.
"Mitha Mahardewi." Panggil salah satu staf karyawan yang baru saja keluar dari sebuah ruangan.
"Saya Bu." Jawab gadis di sebelah Ajie.
"Ok, giliran mba yah... siap-siap Ajie Prayoga."
"Baik Bu." Jawab Ajie mengangguk.
"Mas, saya duluan yah." Ujar Mitha menoleh ke Ajie.
"Good luck yah mba."
Mitha meninggalkan Ajie, lalu masuk ke sebuah ruangan bersama dengan karyawan tadi.
Beberapa menit Ajie menunggu, sambil bermain Hape untuk menghilangkan rasa jenuh karena menunggu. Akhirnya beberapa saat kemudian, pintu ruangan yang bertuliskan HR Manager terbuka. Dan Mitha yang ternyata telah selesai interview ikut keluar dari ruangan dan disusul oleh karyawan yang sepertinya di tugaskan untuk memanggil para kandidat karyawan diperusahaan itu.
"Mas Ajie, silahkan..." ujar karyawan itu.
"Baik bu." Jawab Ajie yang segera berdiri dan merapikan sedikit pakaiannya.
"Gimana?" Ajie menyempatkan bertanya kepada Mitha saat mereka berpapasan.
"Alhamdulillah lancar Mas... hehe," jawab Mitha.
"Mantap... sekarang giliranku."
"Semoga sukses yah Mas." Kata Mitha dan di jawab dengan tanda jempol oleh Ajie lalu masuk kedalam ruangan HRD bersama dengan karyawan yang tadi memanggilnya.
Di dalam ruangan HR Manager, terlihat beberapa lemari yang tersusun rapi di kiri dan kanan ruangan. Terdapat sebuah meja kerja dan seorang pria yang sedang duduk sambil membuka beberapa berkas lamaran.
"Saya Arief, Silahkan duduk." Ujar pria itu sambil mengulurkan tangannya yang sepertinya adalah HR Manager diperusahaan itu.
"Ajie Prayoga Pak..." Jawab Ajie membalasnya, lalu ia pun duduk di kursi di depan meja bapak itu.
"Ok... Mas Ajie, saya sudah membaca CV sudara... dan ternyata memang belum ada pengalaman kerja sama sekali yah?" Tanya Pak Arief setelah membaca CV Ajie.
"Iya Pak, memang aku baru lulus kuliah... dan belum ada pengalaman bekerja selama ini." Jawab Ajie sambil memposisikan duduknya agak tegak dengan kedua tangan di letakkan di atas kedua pahanya. Wajahnya tegak dan kedua matanya menatap wajah Pak Arief dihadapannya.
"Hmm, terus... apa yang Mas Ajie bisa berikan kepada kami... sedangkan Mas Ajie sendiri belum punya pengalaman sama sekali?" Ujar Pak Arief, sekilas terlihat Ajie agak sedikit gugup namun dengan cepat ia mengalahkan kegugupannya dengan mencoba tersenyum. Lalu mengambil nafas panjang, ia pun menjawab pertanyaan Pak Arief.
"Baik Pak, memang aku belum mempunyai pengalaman sama sekali dalam dunia pekerjaan. Namun, aku punya pengalaman dalam dunia organisasi saat di kampus dulu... ok, itu tidak bisa dijadikan sebuah patokan... namun, setidaknya berikanlah kami sebuah kesempatan yang belum punya sama sekali pengalaman. Karena, belum tentu orang seperti kami yang belum punya pengalaman akan gagal sebelum bekerja jikalau belum mencoba." Pak Arief membetulkan posisinya, dikarenakan ia menangkap sesuatu di dalam diri Ajie saat ini.
"Hmm, anda melamar sebagai seorang sales yah? Kenapa memilih posisi sebagai seorang sales? Kenapa tidak memilih posisi yang lainnya?"
"Sales... karena menurutku Pak, posisi sales adalah posisi yang paling menantang... kenapa seperti itu? Karena sales-lah yang menjadi ujung tombak perusahaan. Karena merekalah yang mencarikan value buat perusahaan." Jawab Ajie sambil menahan nafasnya sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya. "Jadi, menurutku apabila kita bisa membuktikan kepada manajemen bahwa kita bisa berkontribusi yang besar... maka, kita pasti akan menerima hak yang jauh lebih besar dibandingkan posisi yang lainnya... dengan kata lain, apabila kita berhasil maka kita akan mencolok dimata perusahaan dan begitu pula sebaliknya, jikalau kita gagal... maka kita akan terlihat paling terburuk... mungkin seperti itu Pak." Ajie melanjutkan, dan terlihat pak Arief ngangguk-ngangguk mendengar jawaban dari Ajie barusan.
"Menarik... bisa ceritakan secara singkat seorang Ajie itu seperti apa. Profil keluarga dan yah apa aja deh... singkat namun mudah dimengerti."
"Baik Pak,"
Akhirnya Ajie menceritakan tentang keluarganya, Kedua orang tuanya dan juga pekerjaan ayahnya yang seorang guru di salah satu SMP di kota Makassar. Sedangkan Mamahnya adalah ibu rumah tangga. Ia juga menceritakan tentang kedua adiknya yang masih dibangku kuliah dan di bangku SMU. Dan juga tentang kesehariannya yang memang saat ini sedang fokus mencari kerja, olah raga. Dan juga menceritakan beberapa kegiatan dengan beberapa temannya seperti hang out ke tempat-tempat wisata.
"Coba jelaskan, apa nilai lebih buat perusahaan kami jikalau memilih anda menjadi karyawan diperusahaan ini?"
"Jelas, aku akan membuktikan bahwa aku akan bekerja secara optimal dan bertanggung jawab dengan tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan... mendedikasikan hampir semua waktu yang aku miliki untuk mengejar Target yang diberikan oleh perusahaan... bukan cuma itu saja, aku akan mundur dan tidak perlu di berikan upah jikalau dalam 2 minggu aku gak bisa memperlihatkan sesuatu kepada perusahaan dalam hal yang positif." Jawab Ajie dengan sangat percaya diri.
"Cukup percaya diri kamu yah."
"Seorang sales harus percaya diri Pak,” jawab Ajie tersenyum. “Karena mereka setiap harinya bertemu dengan orang-orang yang berbeda watak... jadi, jikalau seorang sales pemalu maka aku pastikan ia akan gagal sebelum berperang." Lanjutnya membuat Pak Arief ikut menarik nafas panjang setelah mendengar jawaban dari Ajie.
"Hahahahaha, jujur saya suka dengan gaya kamu." Pak Arief tertawa melihat gaya Ajie menjelaskan dan juga senang mendengarkan kata-kata dengan penekanan-penekanan yang halus namun jelas dan tidak di awang-awang.
"Terima kasih pak atas pujiannya,"
"Cukup... dan jujur saya cukup interest dengan kamu..." kata Pak Arief membuat Ajie sedikit senang. "Kami akan menghubungi mas Ajie kalau memang mas Ajie adalah salah satu yang terpilih untuk menjadi karyawan diperusahaan kami." Lanjut Pak Arief sambil berdiri dan mengulurkan tangannya kembali untuk bersalaman dengan Ajie.
"Baik pak, aku tunggu kabar baiknya." Ujar Ajie yang juga ikutan berdiri dan membalas berjabat tangan dengan Pak Arief.
"Aku permisi yah Pak."
"Ok."
Akhirnya, Ajie keluar dari ruangan. Dan sangat yakin bahwa dirinya pasti akan lulus menjadi karyawan diperusahaan ini.
"Baiklah Ji, langkah awal kesuksesanmu sepertinya sudah cerah... fiuhhhh."
~•●•~
2 Hari kemudian…
Pagi ini, Ajie baru saja selesai mengirimkan beberapa CV dan Lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan melalu email pribadinya. Ia tak pernah sama sekali putus asa dalam mencari kerja.
“Huhhh, beres juga.”
Tiba-tiba, saat Ajie baru saja meregangkan otot-ototnya. HP-nya berdering, dengan nomor local yang tak ia kenal.
“Hmm, dari siapa yah?” Gumamnya. Lalu ia pun mengangkat telpon.
“Halo,”
“Iya Halo, selamat pagi… bisa berbicara dengan bapak Ajie Prayoga?” Jawab seseorang diseberang.
“Iya betul mba, aku Ajie… ini dengan siapa yah?” Tanya Ajie.
“Saya Linda, dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk…”
“Oh iya Bu, gimana bu… ada yang bisa Ajie bantu?”
“Jadi gini Pak, kami ingin menginformasikan ke bapak… bahwa saat ini Pak Ajie telah terpilih menjadi salah satu kandidat karyawan di perusahaan kami… dan telah lulus dalam tes interview kemarin dengan HRD kami.”
“Alhamdulillah… iya Bu… Terima kasih.” Jawab Ajie dengan girangnya.
“Pak Ajie, di undang 2 hari kemudian untuk mengikuti Medical test di Prodia… apa bapak bisa hadir?”
“Sangat bisa bu… Ajie akan datang bu untuk mengikuti tes-nya.”
“Ok Pak, sebentar lagi Linda akan meng-email surat pengantarnya dari perusahaan kami di emailnya bapak.”
“Baik Bu, aku tunggu emailnya… dan sekali lagi terima kasih.” Jawab Ajie lalu wanita itu yang bernama Linda menutup telponnya.
Terlihat senyum bahagia diwajah Ajie saat ini. Akhirnya penantiannya selama ini tak sia-sia.
“Alhamdulillahhhhhhhhh…”
Inilah awal dari sebuah cerita.
Sebuah impian untuk menjadi seseorang yang sukses.
Banyak lika-liku yang akan ia hadapi dikemudian hari.
Akan banyak tantangan yang sedang menunggunya di depan.
Inilah kisah seorang pria yang mempunyai mimpi menjadi seorang yang sukses.
Sukses dalam karir, sukses dalam segala hal…
HANYA MEREKA YANG BERANI GAGAL AKAN MERAIH KESUKSESAN
Still Continued…
Diubah oleh .nona. 07-11-2018 15:33


anasabila memberi reputasi
1
1.3K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan