beritafilistinAvatar border
TS
beritafilistin
Amerika Serikat terapkan 'sanksi terberat', apakah Iran bisa tumbang?
Keinginan Amerika Serikat untuk melemahkan kekuatan militer Iran dan pengaruh politik negara ini di Timur Tengah diperkirakan tidak akan langsung tercapai dengan penerapan sanksi terbaru dari Washington.

Hal ini disampaikan duta besar Indonesia di Teheran, Octavino Alimudin, saat ditanya soal dampak sanksi AS terhadap Iran.

"Dengan adanya uji coba rudal terbaru, sepertinya pemerintah Iran masih ingin menunjukkan bahwa tujuan (AS) itu belum bisa dicapai," kata Octavino kepada BBC News Indonesia, hari Senin (05/11).

Octavino menambahkan pembatasan penjualan minyak Iran ke pasar internasional bisa berdampak terhadap kekuatan militer Iran, namun untuk bisa berpengaruh terhadap aspek militer ini, masih perlu waktu.

Iran sangat bergantung dengan ekspor minyak dan AS berharap sanksi terhadap sektor minyak Iran akan membuat negara ini terpuruk.

Washington memperingatkan para pembeli minyak Iran untuk mengurangi transaksi menjadi nol, jika tidak mereka akan menerima hukuman dari AS.

Tapi AS juga mengeluarkan dispensasi kepada delapan negara yang memungkinkan mereka mengimpor minyak Iran hingga 180 hari ke depan.

Dispensasi ini, kata Menlu AS Mike Pompeo, diberikan kepada Cina, India, Korea Selatan, Turki, Italia, Yunani, Jepang dan Taiwan.

Dubes Octavino mengatakan sanksi terhadap Iran antara lain membuat Prancis membatalkan proyek pembangunan kilang minyak dan gas di Iran selatan.

Ia mengatakan impor obat dan makanan dari Uni Eropa makin berkurang.

Untuk mengatasi situasi ini, Iran menggenjot produksi obat dalam negeri dengan meningkatkan ketersediaan obat-obat generik.

Amerika Serikat menerapkan sanksi terhadap Iran, yang mereka gambarkan sebagai "sanksi paling berat", enam bulan setelah Presiden Donald Trump mundur dari kesepakatan nuklir dengan negara tersebut.

"Sanksi terhadap Iran sangat kuat. Ini adalah sanksi terberat yang pernah kami terapkan. Dan kita akan melihat apa yang terjadi dengan Iran," kata Presiden Donald Trump.

Para pengamat mengatakan sanksi terbaru AS ini akan memukul Iran, utamanya terkait ekspor minyak, perbankan, hingga pengiriman barang.

Keputusan AS ini menimbulkan reaksi warga Iran yang pada Minggu (04/11) menggelar unjuk rasa di beberapa kota.

Mereka meneriakkan yel-yel "Death to America" dan mengecam sanksi ekonomi AS tersebut.

Para pengunjuk rasa, yang dimotori kelompok garis keras, menolak upaya perundingan dengan Washington.

Sebagai reaksi lebih lanjut terhadap sanksi itu, militer Iran dilaporkan akan menggelar latihan pertahanan udara pada Senin (05/11) dan Selasa (06/11) untuk membuktikan kemampuan pertahanan mereka.

Unjuk rasa anti-AS berlangsung bertepatan dengan ulang tahun ke-39 pendudukan kedutaan Amerika Serikat di Teheran, yang menyebabkan permusuhan antara kedua negara selama empat dekade.

Mengapa AS memberikan sanksi kepada Iran?

Washington kembali memberlakukan sanksi kepada Iran setelah Presiden Trump pada Mei lalu menarik dari kesepakatan 2015 yang ditujukan untuk membatasi ambisi nuklir Iran.

Washington juga mengatakan ingin menghentikan apa yang disebutnya sebagai beragam kegiatan "jahat" Teheran, termasuk serangan dunia maya, uji coba rudal balistik, dan dukungan terhadap kelompok teroris dan milisi di Timur Tengah.

Itulah tujuannya, itulah misinya, dan itulah yang akan kami raih atas nama presiden," paparnya.

Apa dampaknya?

AS telah secara bertahap memberlakukan sanksi terhadap Iran, tetapi para analis mengatakan putaran terakhir ini merupakan yang paling signifikan.

Lebih dari 700 individu, entitas, kapal dan pesawat akan dimasukkan dalam daftar sanksi, termasuk bank-bank besar, perusahaan eksportir minyak dan pelayaran.

Menlu AS Pompeo mengatakan bahwa lebih dari 100 perusahaan internasional berskala besar telah ditarik dari Iran karena dampak sanksi tersebut.

Apakah Iran akan tumbang?

Tak diragukan lagi ekspor minyak akan terkena dampak.

Namun Iran dan mitra-mitra mereka pasti akan mencari celah agar tetap bisa menjalin hubungan dagang.

"Dampaknya bisa sangat berat bagi Iran," ujar Ellie Geranmayeh dari lembaga kajian Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.

"Tapi Iran sebelumnya sudah pernah mengalami beberapa kali, dan mereka bisa melewatinya," kata Geranmayeh.

Sanksi akan memaksa Iran menemukan cara-cara baru untuk menjual minyak, berdasarkan pengalaman bertahun-tahun menjual komoditas ini di masa lalu, ketika menjalani sanksi Barat.


Salah satunya, mungkin Iran akan meningkatkan hubungan yang lebih erat dengan Cina dan Rusia.

Dia juga mengatakan ekspor minyak Iran telah turun hampir satu juta barel per hari, sekaligus diperkirakan berdampak pada sumber utama pendanaan negara itu.

Bagaimana reaksi negara-negara Uni Eropa?

Inggris, Jerman dan Perancis - yang merupakan salah satu dari lima negara yang masih berkomitmen pada kesepakatan nuklir dengan Iran - keberatan dengan sanksi AS tersebut.

Mereka telah berjanji mendukung perusahaan-perusahaan Eropa yang melakukan "bisnis sah" dengan Iran dan telah menyiapkan mekanisme pembayaran alternatif - atau Special Purpose Vehicle (SPV) - yang akan membantu perdagangan perusahaan tanpa menghadapi hukuman AS.

Namun, para analis meragukan upaya ini secara material akan mengurangi dampak sanksi terhadap Iran.


Dan dalam beberapa hari terakhir, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan AS akan melakukan upaya "agresif" untuk menargetkan setiap perusahaan atau organisasi yang berupaya "menghindari sanksi kami".

Siapa yang dikecualikan?

Pemerintahan Trump telah memberikan pengecualian kepada delapan negara untuk terus mengimpor minyak Iran, tanpa menyebut jati diri mereka.

Mereka dilaporkan termasuk sekutu AS seperti Italia, India, Jepang dan Korea Selatan, serta Turki, Cina dan India.

Pompeo mengatakan negara-negara tersebut telah melakukan "pengurangan signifikan dalam ekspor minyak mentah mereka" tetapi membutuhkan "sedikit lebih banyak waktu".

Dia mengatakan dua dari negara-negara itu pada akhirnya akan menghentikan impor dan enam lainnya akan mengurangi impornya dari Iran.

Apa reaksi yang terjadi di Iran?

Sanksi AS terhadap Iran bertepatan waktunya dengan pengepungan kedutaan AS pada 4 November 1979, yang terjadi tidak lama setelah jatuhnya rezim Shah yang didukung AS.

Sekitar 52 orang warga AS disandera di kedutaan selama 444 hari dan sejak itulah kedua negara menjadi bermusuhan.

Kelompok garis keras menggelar protes untuk memperingati pengepungan tersebut setiap tahun, tetapi pada hari Minggu, para pemrotes juga melampiaskan kemarahan mereka terhadap sanksi AS.

Media pemerintah Iran melaporkan jutaan orang di berbagai kota turun ke jalan, dan bersumpah setia kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, meskipun BBC tidak dapat memverifikasi secara independen angka ini.

Aksi unjuk rasa ini digelar tidak lama setelah pidato berapi-api Ayatollah Khamenei pada Sabtu, di mana dia memperingatkan AS agar tidak "membangun kembali dominasinya" yang pernah terjadi atas Iran sebelum 1979.

Namun, beberapa orang warga Iran melayangkan kekecewaannya - melalui media sosial Twitter - terhadap rezim yang berkuasa di Iran, dengan tagar #Sorry_US_Embassy_Siege yang bergulir hingga 19.000 cuitan di Twitter.

Salah-seorang pengguna menulis dalam bahasa Inggris, "Selama 40 tahun terakhir, rezim Islam Iran mencoba menghadirkan AS dan Israel sebagai musuh Iran. Tetapi orang-orang Iran tidak berpikir seperti mullah. Kami mencintai semua bangsa dan semua orang di dunia."

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-46093285
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.5K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan