sambil dengerin ini yuk bacanya"
Sampurasun warga Indonesia yang lagi buka Kaskus.
Apa kabar hari ini? Saya ucapkan salam sayang dan banyak uang selalu ya.
Memperingati hari sumpah pemuda dan di adakannya event nulis bertema sumpah pemuda membuat saya lebih aktif membaca sana sini dengan kata kunci sumpah pemuda. Dan hasilnya tentu wawasan saya sedikit bertambah. Saya manggut-manggut ketika saya menemukan hal yang ternyata belum saya ketahui. “oh jadi begitu ternyata” kata saya saat lagi membaca.
Quote:
Peringatan sumpah pemuda tidak lepas dari sejarah lagu Indonesia Raya. Lagu kebangsaan tersebut diperdengarkan saat Kongres Pemuda II untuk pertama kalinya. Tapi tahukah gansis kalo ada sejarah yang nggak banyak orang tahu tentang lagu Indonesia Raya. Salah satunya Gerakan orang Tionghoa dalam lagu kebanggan kita itu.
Berawal dari tantangan yang diberikan oleh majalah Timboel “Alangkah baiknya kalau ada salah seorang pemuda Indonesia yang bisa menciptakan lagu kebangsaan Indonesia, sebab lain-lain bangsa semua telah memiliki lagu kebangsaannya masing-masing!”
W.R Supratman tertantang untuk menciptakan sebuah lagu yang berjudul “Indonesia”. Lagu tersebut selesai pada tahun 1924.
Tahun 1929 Judul lagu tersebut di ganti menjadi “Indonesia Raja”. Dan disematkan frasa “Lagu Kebangsaan Indonesia” dibawahnya. Kemudian disebar dalam bentuk selebaran.
W.R Supratman merupakan koresponden aktif di media Sin Po. Pada suatu ketika beliau datang menemui redaktur surat kabar Sin Po, Ang Yan Goan. R Supratman datang dengan membawa biolanya kemudian menunjukan Syair lagu Indonesia Raya dan menyanyikannya dengan iringan biola. Ang Yan Goan menganggap syairnya sangat menggugah hati terutama dalam bait “Marilah kita berseru, Indonesia bersatu”. W.R Supratman menginginkan agar lagu tersebut dapat dimuat di media Sin Po. An Yan Goan sendiri tentunya sangat setuju berharap lagu tersebut bisa bermanfaat untuk perjuangan kemerdekaan.
Menurut Sin Po, baik orang Tionghoa dan orang indonesia memiliki satu kesamaan yaitu sama-sama mengalami ketidak adilan dan diskriminatif. Bagi Sin Po orang Indonesia dan Tionghoa seharusnya bisa bersimpati dan saling bahu membahu berdasarkan nasib sebagai satu bangsa yang dijajah.
Akhirnya Syair lagu tersebut dimuat di Sin Po edisi mingguan 10 November 1928 denga judul “Indonesia”. Sin Po merupakan media pertama yang memuat syair lagu tersebut dengan patriturnya. Supratman sebelumnya sempat mengajukan ke beberapa media Indonesia, namun beliau mendapat penolakan karena media Indonesia khawatir dengan ancaman Pemerintah Belanda.
Quote:
Setahun sebelumnya Supratman menghubungi beberapa perusahaan rekaman di Batavia untuk merekam lagu Indonesia Raya ciptaannya. Kemudian dia mendapat penolakan karena perusahaan tidak mau berurusan dengan pemeritah belanda. Hingga akhirnya Beliau dibantu oleh Yo Kim Tjan pemilik Roxi Cinema House di Tnjung Priok yang menistribusikan film melalui Toko Populair. Kemudian lagu tersebut direkam dalam dua versi, yaitu lagu versi asli dan lagu keroncong. Namun hal itu diketahui oleh pemerintah belanda hingga akhirnya seluruh rekaman disita dan dihancurkan.

sumber foto
sini
Quote:
Ada satu hal yang menarik setelah semua rekaman dihancurkan oleh Belanda, yaitu tahun 1947 Yo Kim Tjan dan keluarganya mengunjungi sebuah restoran di Belanda. Yo Kim Tjan kaget ketika restoran tersebut memutar lagu Indonesia Raya versi keroncong. Ia pun berusaha meyakinkan pemilik restoran bahwa lagu tersebut adalah miliknya. Ia bahkan menunjukan kartu identitasnya akhirnya pemilik restoranpun menyerahkan rekaman tersebut pada Yo Kim Tjan.
Tahun 1957, Seorang pencipta lagu bernama Kusbini, Mendekati Yo Kim Tjan dan menjanjikannya Untuk mendapat lisensi dalam memperbanyak rekaman. Namun Kusbini malah menyerahkan lagu tersebut ke pemerintah. Maka sejak 1958 pemerintah Indonesia menjadi pihak yang memiliki hak untuk memperbanyak dan menyebarkan lagu tersebut. Sedangkan Yo Kim Tjan, Menerima surat yang berisi seolah-olah ia menyerahkan lagu tersebut secara sukarela.
Nita 31 Oktober 2018
Quote:
Nah jadi apa yang bisa kita ambil dari sepenggal sejarah di atas antara orang Pribumi dan Tionghoa?
Perbedaan suku dan nenek moyang bukanlah hal yang mesti dipersoalkan. Orang Pribumi dan Tionghoa saat itu bekerja sama saling membantu untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Karena kita sadar dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Selama kita tinggal di Tanah Air yang sama kita adalah saudara. Menciptakan negara yang damai dalam banyak perbedaan yang bersatu.
Satu lagi, Perbedaan keturunan dan Ras aja bisa bersatu karna sama-sama Indonesia. Masa perbedaan Club sepak bola bisa jadi pemecah bangsa, perbedaan agama jadi bahan perdebatan, perbedaan sekolah menadi alasan tauran, dan perbedaan-perbedaan lainya malah menghancurkan kita.
Ayo kita sama-sama nata diri. Kita mulai dari diri kita sendiri dengan mengubah cara pandang dan pola pikir kita. Jangan gontok-gontokkan menilai diri sendiri paling benar dan orang lain salah.
Semangat Pemuda Indonesia
:tepuktangan :merdeka :merdeka :ayoindonesia
