Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wismacibantengAvatar border
TS
wismacibanteng
Milenial: Gengsi Demi Gaya Selangit!
Dewasa ini, semakin banyak entrepreneur milenial yang bebas keuangan, tapi mayoritasnya masih saja kesulitan.

Pola pikir gaya hidup tertentu membuat mereka sulit mencapainya di zaman serba modern ini.

Gaya Hidup YOLO (You Only Live Once)


Tahukah Anda? Sebuah survei oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dilakukan pada tahun 2016 silam menyebutkan, keuangan 49 persen masyarakat Indonesia masih didominasi dengan tujuan jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mempertahankan hidup.

Perencana keuangan, Prita Ghozie, menanggapi hal ini dalam acara talkshow yang diadakan Kompas.com dan BTPN Jenius bertema ‘Cara Pintar Atur Finansial’ di Jakarta (2/2),

Tak jarang pendapatan mulai menipis menjelang akhir bulan. Kadang juga tabungan terpakai untuk memenuhi kebutuhan tersier.”

 
Menurutnya, hal ini disebabkan gaya hidup generasi milenial yang banyak menganut sebuah tren yang disebut YOLO atau You Only Live Once.

“YOLO” adalah istilah yang diciptakan rapper Drake yang merupakan singkatan dari “You Only Live Once” atau “Hidup Hanya Sekali”.


Gaya hidup ini segera diterima dengan baik di Indonesia dan negara-negara lainnya, karena membuat generasi milenial merasa bahwa mereka harus menikmati hidup karena hidup memang hanya sekali.



Namun sayangnya, gaya hidup YOLO ini sering disalahgunakan dan dijadikan alasan untuk melakukan hal-hal yang kurang baik dan juga tidak sesuai dengan kantong Anda.
Contohnya, membiasakan pamer di media sosial dengan tagar #YOLO.

Biaya hidup sebenarnya murah, biaya pamer yang mahal.”

 

Tapi Anda perlu tahu, bahwa YOLO bukan berarti Anda tidak peduli dengan apa yang akan terjadi di masa depan.
Justru karena Anda hanya hidup sekali, Anda harus merencanakan masa depan dengan baik dari sekarang.

Jika para milenial terus mempertahankan gaya hidup seperti ini, Prita memprediksi bahwa mereka akan bangkrut sebelum berusia 40 tahun.


Prita juga menambahkan bahwa setidaknya ada tiga kesalahan pengelolaan keuangan yang sering dialami generasi milenial.



Kesalahan tersebut berfokus pada satu hal, yaitu perencanaan keuangan yang buruk.

Perencanaan keuangan sudah harus dilakukan sejak seseorang memiliki sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhannya.



Jika tidak dilakukan dengan baik, maka uang tersebut akan terbuang percuma.
Anda bisa mulai melakukannya sejak saat ini. Finansialku memiliki sejumlah tips dan triknya untuk meminimalisasi kesalahan saat melakukan perencanaan keuangan.

3 Kesalahan Pengelolaan Keuangan Generasi Milenial


Seperti telah diungkapkan sebelumnya, gaya hidup YOLO membuat generasi milenial kerap mengabaikan pengelolaan keuangannya.

Padahal, mengelola keuangan di zaman serba modern ini tidaklah sulit.
Dewasa ini sudah banyak tools yang dapat membantu Anda mengelola keuangan dengan cepat dan mudah, misalnya dengan menggunakan aplikasi Finansialku.

Dengan demikian generasi milenial pun bisa bebas keuangan.
Penasaran bagaimana aplikasi Finansialku bisa membantu Anda? Yuk segera downloadaplikasinya.
Bagi Anda pengguna baru, unduh aplikasi Finansialku sekarang secara GRATIS melaluiGoogle Play Store atau registrasi terlebih dahulu melalui PC.

Nah, kini mari lanjut melihat 3 kesalahan yang sering dilakukan generasi milenial sehingga menghambatnya meraih kebebasan keuangan:

#1 Tidak Memiliki Arah dan Tujuan Keuangan


Kejelasan (clarity) merupakan hal utama dalam membuat tujuan. Pertama-tama Anda harus membuat sebuah tujuan yang jelas dan terukur.

Tujuan yang tidak jelas dan tidak feasible hanyalah akan menjadi penghambat kesuksesan.
Bayangkan saja jika Anda mengikuti sebuah perlombaan, tetapi tidak mengetahui hadiahnya. Apakah Anda akan termotivasi untuk sukses? Tentu tidak!

Hanya dengan mengetahui tujuan dengan jelas dan terukur, Anda bisa membuat perencanaan matang untuk mencapainya.

Sayangnya, mayoritas generasi milenial tidak tahu apa yang sungguh mereka inginkan, sehingga tujuannya menjadi kabur.

Alih-alih mencari tujuan yang jelas, mereka sibuk memikirkan ketakutannya akan kegagalan.
Hal inilah yang menyebabkan mereka gagal mengelola keuangannya demi masa depan yang lebih baik.

#2 Gagal Mengatur Arus Kas Uang

Anda pastinya sudah tahu bahwa arus kas bisa positif atau negatif.

Jika positif artinya uang masuk, maka negatif artinya uang keluar. Di sini Anda harus bisa mengendalikan arus kas jika ingin mencapai kebebasan keuangan.



Jujur saja, semua orang pada dasarnya senang berbelanja (terutama jika ada uangnya).

Namun gaya hidup inilah yang sering dikaitkan dengan generasi milenial, dengan anggapan mereka mengejar modernitas dan menghabiskan banyak uang yang dimilikinya untuk memenuhi keinginan.
Belum lagi dewasa ini promo dan diskon semakin mudah didapatkan, mulai dari kuponvoucher dan cashback hingga informasi promo yang tersebar di seluruh situs dan media sosial.

Contoh lainnya adalah gaya hidup traveler yang juga identik dengan generasi milenial. Mereka rela merogoh kocek demi berlibur keliling dunia dan mendapatkan momen yanginstagrammable.

Inilah yang menjadi tantangan generasi milenial dalam mencapai kebebasan keuangan, di mana banyak dari mereka yang kemudian menghabiskan uang lebih dari pemasukannya, bahkan sampai berutang.

Ujung-ujungnya, arus kas mereka cenderung negatif.

 

#3 Tidak Mempersiapkan Tabungan atau Dana Darurat

Dewasa ini, tentunya Anda tahu bahwa kondisi perekonomian semakin sulit. Tidak terkecuali di Indonesia, terbukti dengan banyak perusahaan-perusahaan besar yang tutup atau hengkang dari Indonesia.

Anda juga pasti tahu salah satu dampak terbesar dari kondisi ini adalah banyaknya kasus Putus Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak.



Lalu apa yang harus dilakukan?

Tidak mudah untuk mencari pekerjaan baru dalam waktu singkat. Namun kondisi ini juga berada di luar kendali Anda, dan bisa terjadi kapan saja.



Apa Anda rela mengemis bantuan dari orang lain hanya untuk membiayai hidup Anda selama Anda mencari pekerjaan baru? Atau Anda memilih untuk berutang? Tentunya tidak.



Oleh karena itulah dibutuhkan yang namanya DANA DARURAT.

Namun sayangnya, masih banyak generasi milenial yang meremehkan dana darurat ini.
Alhasil mereka kerap berutang saat ada keadaan darurat. Utang-utang ini membuat mereka semakin jauh dari kondisi bebas keuangan.

Sumber: https://goo.gl/qypQ8D





BONUS MILENIAL SEXY WKWKWKWK emoticon-Smilie

0
642
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan