Kaskus

News

indonesiaupdateAvatar border
TS
indonesiaupdate
Hadapi Perubahan Iklim, BMKG Ajak Masyarakat Aktif Lakukan Mitigasi
Hadapi Perubahan Iklim, BMKG Ajak Masyarakat Aktif Lakukan Mitigasi

JPP, BALI - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak partisipasi aktif masyarakat melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Pasalnya, perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia saat ini berpotensi mengancam kelangsungan hidup manusia. 

Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG Dwikorita disela-sela perhelatan "Our Ocean Conference" tahun 2018 di Bali. Our Ocean Confrence sendiri adalah sebuah konfrensi yang dihadiri oleh para pemimpin dunia di bidang kelautan yang berkomitmen untuk melakukan perubahan bersama untuk mengubah tantangan yang ada menjadi peluang kerja sama, dan inovasi yang berkelanjutan. 

Sejumlah isu yang dibahas dalam agenda bertajuk “Our Ocean, Our Legacy” tersebut yakni dampak perubahan iklim, perikanan berkelanjutan, konservasi laut, polusi laut, keamanan maritim, dan ekonomi biru (blue economy), serta keterlibatan generasi muda dalam kegiatan pelestarian sumber daya kelautan dan perikanan.

"Perubahan iklim ekstrem merupakan masalah yang dihadapi setiap negara tanpa memandang batas teritorial. Setiap negara pasti merasakan efek buruknya," ungkap Dwikorita di Bali, Senin (29/10/2018). 

Perubahan iklim, kata Dwikorita, memicu berbagai petaka seperti siklon dan cuaca ekstrem yang mengakibatkan banjir, longsor, gelombang tinggi, dan peningkatan muka air laut, bahkan kekeringan dan wabah penyakit. Bencana alam tersebut dapat menimbulkan korban jiwa serta kerugian ekonomi dan ekologi yang tidak sedikit. Oleh karena itu, menurutnya perlu upaya mitigasi bersama untuk mencegah dampak negatif akibat perubahan iklim tersebut. 

Dwikorita mengatakan, di Indonesia ekstrem perubahan iklim terjadi pada tahun 2016 lalu dimana seluruh wilayah Indonesia mengalami kekeringan parah akibat suhu panas ekstrem. Data BMKG, lanjut dia, menunjukan bahwa tahun 2016 memiliki suhu rata-rata 1,2 °C lebih tinggi dibandingkan dengan Normalnya (yaitu rata-rata tahun 1981-2010). Bahkan anomali suhu tahun 2016 tersebut melampaui anomali suhu tahun 2015 yang mencapai 1 °C. 

Dijelaskan Dwikorita, dari hasil analisa BMKG terdapat perbedaan penyebab anomali cuaca 2016 dibandingkan tahun 2015. Jika di tahun 2015 anomali suhu rata-rata sangat dipengaruhi oleh fenomena El-Nino, maka di tahun 2016 tidak ada fenomena yang disebut El-Nino. Fakta tersebut mengindikasikan bahwa unsur gas rumah kaca menunjukkan pengaruhnya terhadap suhu udara.

"Saat itu, anomali suhu terbesar tercatat di Provinsi Yogyakarta yang mencapai 2,5 °C dan disusul kemudian oleh Provinsi Bali yang mencapai anomali suhu sebesar 2 °C. Sementara anomali suhu udara di provinsi lainnya bervariasi di bawah 2 °C," paparnya. 

Untuk saat ini, lanjut Dwikorita, dampak perubahan iklim yang dapat dirasakan antara lain suhu udara yang semakin meningkat. Selain itu, terjadi pergeseran musim hujan dan musim kemarau yang berdampak langsung pada pola tanam pertanian. 

Menurutnya, upaya mitigasi yang dilakukan masyarakat dapat dimulai dari hal kecil seperti mengurangi penggunaan sampah plastik, membatasi penggunaan kendaraan bermotor dan beralih ke transportasi umum, menghemat pemakaian listrik dan air, melakukan penghijauan, dan lain sebagainya. Hal tersebut, kata dia, dianggap sepele namun memiliki dampak besar dalam upaya mencegah dampak buruk perubahan iklim.

Dwikorita menambahkan, salah satu upaya yang dilakukan BMKG bersama sejumlah Pemerintah Daerah untuk mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim global adalah dengan memberikan Sekolah Lapang Iklim bagi para nelayan dan petani. Melalui program ini, nelayan dan petani diberikan pendampingan agar lebih berdaya dalam meningkatkan produktivitas pangan dengan cara memanfaatkan informasi cuaca dan iklim. (bmkg)


Sumber : https://jpp.go.id/teknologi/lingkung...kukan-mitigasi

---

Kumpulan Berita Terkait TEKNOLOGI :

- Hadapi Perubahan Iklim, BMKG Ajak Masyarakat Aktif Lakukan Mitigasi Penerapan E-commerce TTI, Jawab Tantangan Era Digital Distribusi Pangan

- Hadapi Perubahan Iklim, BMKG Ajak Masyarakat Aktif Lakukan Mitigasi Kementan: Peningkatan Mutu Benih Penting untuk Dorong Produksi Tanaman Pangan

- Hadapi Perubahan Iklim, BMKG Ajak Masyarakat Aktif Lakukan Mitigasi Mengenal Polder Mini, Sistem Pengelolaan Air Lahan Rawa di HPS 2018

0
118
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan