stheft.anouAvatar border
TS
stheft.anou
Sejarah Horseback Archery, dari Perang Jadi Olahraga
Sportsmen emoticon-Angkat Beer

Semoga trit tempo hari bisa nambah wawasan agan tentang horseback archery (kayaknya mule sekarang ane pake istilah Inggris yang sebenernya). Dan kali ini ane mau ulas lebih dalam sedikit tentang horseback archery.

Sebelumnya, ane ngulas sekedar eksistensi horseback archery di dunia sekarang ini. Yang mungkin masih belum banyak peminatnya, setidaknya buat ane gan.

So, ane mau ulas sedikit tentang sejarah konsep berkuda dan memanah jadi satu, dari warfare jadi sport. Agak sedikit panjang..

Please, sit back and enjoy..



Pertama-tama, perlu mengenal istilah yang bakal sering dipake, bahkan di Indonesia, yaitu horseback archery, tapi buat konsep jaman dulu, bisa disebut mounted archery.. Karena mounted ternyata juga bisa diartikan dipasang dan berkuda.

Mounted archery adalah tipe seni memanah di mana seorang archer (pemanah) menembak ketika memacu kuda atau hewan lainnya. Teknik ini akan terlihat di area terbuka luas, dan sangat diandalkan untuk berburu, melindungi ternak, dan perang.

Mounted archery pertama kali muncul saat Zaman Besi sebagai pengganti chariot (kereta kuda) di Zaman Perunggu. Buktinya ini bisa dilihat di hasil karya seni Kekaisaran Neo-Assyrian dari abad ke 9 Sebelum Masehi. Pengembara Eurasia, Scythia, Sarmatia, Sassanid, dan India menjadikan mounted archery sebuah peninggalan kuno bagi mereka, sedangkan Mongol dan Turki memang memberi kavaleri mereka dengan busur di abad pertengahan. Ada dua tipe kavaleri panah; Penunggang kuda bangsa Scythia, Hun, Parthia, Cuman atau Pecheneg merupakan light archer, sedangkan kavallarioi Byzantium, druzhina Rusia dan Samurai Jepang merupakan Heavy mounted archer.
Light horse archer berfungsi sebagai pasukan perusuh, karena mereka ringan dan mampu bergerak cepat dan melakukan teknik hit-n-run. Sedangkan, Heavy mounted archer, menyerang dalam barisan, mereka menembakkan beberapa anak panah lebih dahulu sebelum menyerang dan melee, biasanya mereka menggunakan tombak atau gabungan dari beberapa unit pertarungan jarak dekat lainnya. Mereka mengenakan armor dan helm jenis mail atau scaled, kadang juga kudanya yang diberi armor.



Di Zaman Medieval, pasukan Jerman dan Skandinavia menggunakan mounted crossbowmen. Mereka berfungsi sebagai scout atau skirmisher, untuk melindungi sayap barisan infanteri dan knight, juga untuk ngejar kavaleri ringan musuh. Mereka juga bisa dipake buat nyerang sayap musuh, dan ketika mendekat bisa sekaligus menembak dan menyerang dengan pedang tanpa perlu isi ulang crossbow-nya.

Pertahanan melawan mounted archer adalah dengan menaruh barisan foot archer. Mereka yang di tanah bisa lebih cepat menembak panah daripada mounted archer. Mounted archer juga kalah sama mereka yang bisa menembakkan senjata api. Pengguna senjata api lebih superior bahkan dari foot archer. Meski memang kurang efisien, tapi masih lebih mematikan. Senjata api lalu juga diadaptasi untuk unit-unit di atas kuda, kavaleri yang terkenal di abad 16 adalah Dragoon dan Carabinier. Dan seiring berjalannya waktu, perlahan kavaleri dengan panah ditinggalkan.



Ditinggalkan sebagai seni peperangan, dan akhirnya jadi relic peradaban, lalu bereinkarnasi sebagai seni olahraga dan budaya.

Horseback Archery di jaman modern dibangkitkan pada tahun 1921 di Mongol setelah kemerdekaannya. Yayasan Mongolian Horseback Archery Association menjaga supaya tradisi ini tetap hidup sampai sekarang. Anggota mereka sudah berkompetisi di Korsel dan Eropa.

Demamnya mewabah hingga ke dunia barat.

Di Eropa, ada satu sosok yang terkenal dan emang udah jadi 'patron' buat antusias horseback archery. Lajos Kassai di Hungaria punya sejumlah sekolah dan murid, yang berkompetisi dan melakukan pertemuan ke seluruh dunia. Indonesia waktu itu pun ikutan kompetisi di Hungaria. Selain Hungaria, kompetisi biasanya diadakan di German dan negara Eropa Tengah lainnya, juga di Kanada, AS dan Korea Selatan.


Lajos Kassai

Lajos Kassai ini termasuk tokoh yang perannya gede banget buat kebangkitan horseback archery. Ane kepikiran untuk sedikit ngulas tentang dia.

Maybe next time..

Ada beberapa mazhab dalam horseback archery sebagai olahraga. Yang pertama dari Kassai sendiri, mereka yang keyakinannya ke mazhab ini terlihat dari cara mereka memakai busur dan anak panahnya. Mereka biasa menggunakan light bow dan panah karbon, dengan teknik release tiga jari di mana anak panah ditadahkan ke punggung tangan yang memegang busur.
Lalu, Mazhab Korea menggunakan objek bergerak untuk jadi sasaran panah. Terakhir, Yabusame dari Jepang, yang menggunakan Long Bow dengan anak panah yang tumpul dan bulat. Yabusame dibangkitkan kembali pada jaman Edo oleh Ogasawara Heibei Tsuneharu, sebagai metode pengembangan diri, bukan taktik militer.

Masih baca gan? Udah kelar kok.. Begitu kira-kira sejarahnya, kalo banyak-banyak nanti malah gak kebaca sisanya.. Kalo punya informasi lain terkait horseback archery, monggo komen lah gan..

Jan lupa juga emoticon-Cendol (S)nya.
hainizAvatar border
hainiz memberi reputasi
1
4.1K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan