indrainiesta28Avatar border
TS
indrainiesta28
Mantan Menkeu Sebut Jokowi Tambah Utang Rp 1,25 T per Hari
Jakarta - Selama empat tahun memimpin Indonesia, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum bisa merealisasikan target pertumbuhan ekonomi di level 7% seperti yang tercatat dalam RPJMN tahun 2015-2019.

Pengamat ekonomi Fuad Bawazier menilai bahwa pemerintahan kabinet kerja justru hanya gemar menambah utang.

"Pemerintahan Jokowi khususnya tim ekonominya tidak meletakkan dasar dasar atau strategi baru yang jitu," kata Fuad dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (25/10/2018).

Menurut Fuad, di awal memimpin, pemerintahan kabinet kerja berkomitmen untuk menurunkan jumlah utang pemerintah bahkan menghentikan kegiatan tersebut.

"Pada hakikatnya tidak ada perubahan karena yang ada justru menggalakkan utang dan bekerja tanpa perencanaan dan strategi yang matang. Utang yang janjinya akan di kurangi dan diakhiri malah bertambah rata-rata Rp 1,25 triliun per hari termasuk weekend," jelas dia.

Utang yang jumlahnya ribuan triliun, kata Mantan Dirjen Pajak ini justru dianggap masih kecil oleh pemerintah jika dibandingkan dengan utang negara lain.

"Meski demikian utang Indonesia dicitrakan kecil dibandingkan dengan utang negara lain, tanpa membandingkan dengan kemampuannya membayar," kata Fuad.

Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi yang selalu berada di level 5%, Fuad menyebut pemerintah selalu merasa posisi perekonomian nasional baik-baik saja bahkan lebih baik dibandingkan negara-negara berkembang lainnya.

"Padahal daya beli menurun, ekonomi sedang dalam tekanan defisit transaksi berjalan yang melebihi 3% dari PDB, defisit neraca perdagangan yang memburuk, defisit APBN, dan lain-lain," jelas dia.

"Semua masalah dan kegagalan ekonomi dalam mencapai target ataupun janji di atas akan dipropagandakan atau dicitrakan sebagai kesuksesan pemerintah yang membanggakan dan dikagumi dunia," tambahnya.


Rupiah Anjlok 12%

Nilai rupiah yang terus kalah dengan dolar Amerika Serikat (AS) sejak awal tahun 2018 nampaknya tidak ditanggapi serius oleh pemerintah.

Fuad Bawazier mengatakan, pemerintah justru menganggap bahwa pelemahan rupiah membawa keuntungan bagi perekonomian nasional.

"Bagaimana mungkin hal-hal yang masih bermasalah bahkan pembalikan dari keadaan yang sebenarnya itu bisa diterima publik sebagai keberhasilan ekonomi pemerintahan Jokowi?" kata Fuad.

Menurut Fuad, nilai tukar rupiah sudah anjlok sekitar 12% jika dihitung dari awal tahun 2018. Nilai tukar AS terhadap rupiah pagi ini dibuka di level Rp 15.210.

Angka tersebut tercatat meningkat dibanding kemarin yang berada di kisaran Rp 15.190-an atau melemah sekitar 13 poin dari posisi kemarin sore di angka Rp 15.197.

Demikian dikutip dari data perdagangan Reuters, Kamis (25/10/2018). Adapun dolar AS bergerak di level Rp 15.199 hingga 15.210 pada pagi ini.

"Kurs rupiah yang melemah 12% sejak awal tahun 2018 di tafsirkan sebagai menguntungkan keuangan negara. Pokoknya tidak ada kosa kata pemerintah gagal atau salah," ungkap dia.

Menurut Mantan Dirjen Pajak ini, pemerintahan kabinet kerja lebih sibuk membangun citra positif dibandingkan benar-benar membenahi perekonomian nasional.

"Pada hemat kami politik penyesatan ini telah berhasil, at least to some extents, membangun citra bagus dan sukses pemerintahan Jokowi," kata dia.

https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4272303/mantan-menkeu-sebut-jokowi-tambah-utang-rp-125-t-per-hari

emoticon-Entahlah
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
1.4K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan