- Beranda
- Komunitas
- Disturbing Picture
Gadis SMK TikTokers di Kalsel gantung diri
TS
siwilestari
Gadis SMK TikTokers di Kalsel gantung diri
Spoiler for TKP + Korbannya:
[url=https://ibb.co/cp9MbV]
[url=https://ibb.co/mGpMbV]
Korban semasa hidup
[/url][/url]
[url=https://ibb.co/hvE1Aq]
[url=https://ibb.co/cMT6bV]
[url=https://ibb.co/gXYuVq][/url][/url][/url]
Spoiler for Beritanya:
PROKAL.CO, KOTABARU - Wajahnya cantik, dagu belah senyum menawan. Masih kelas tiga SMKN1 Kotabaru, jadi model juga ateit silat. Bercita-cita jadi pramugari, tingginya sekitar 160 sentimeter. Siapa sangka dia ditemukan tewas tergantung di kamarnya.
Sore lepas Asar kemarin, M Rifat Febriyanur teriak-teriak memanggil kakanya Siti Khafifah. Betapa jengkelnya Rifat pelajar kelas empat SD itu tidak ada sahutan. Pintu depan terkunci rapat dari dalam.
Kesal, Rifat berjalan ke belakang. Jendela kecil dekat dapur terbuka. Dia pun memanjat. Dengan jengkel dia pun ke kamar kakak semata wayangnya. Mungkin niatnya mau marah tidak dibukakan pintu. Tapi yang dilihat Rifat membuatnya terguncang. Khafifah tergantung dengan seutas tali di lehernya dengan lidah tergigit warna biru, di bawah kaki sebuah kursi terguling.
Rifat menjerit sejadi-jadinya. Suaranya melengking. Geger lah RT 6 Desa Baharu Utara. Tetangga berdatangan. Polisi segera dikabari. Jarak rumah Khafifah ke kantor polisi sekitar 1,5 kilometer. Jenazah Khafifah segera dibawa ke RSUD Kotabaru.
"Waktu itu ibunya lagi mengurut orang (ke luar). Bapaknya kerja," kata Ketua RT M Ali Nur. Jika ini benar, berarti Khafifah sendiri saat itu. Rumah Khafifah di dalam gang sempit. Di depan rumahnya banyak rumah bedakan. Agak ke kanan rumah ketua RT.
Ibu-ibu banyak menitikkan air mata. Mereka berkerumun di depan rumah Khafifah. Anak-anak dan remaja juga. Meski dengan wajah terpukul, Rifat bercerita. Kakaknya selama ini riang saja, tidak ada yang aneh seperti marah-marah mendadak atau suka menangis sendiri.
Khafifah menurut banyak sumber di sana, adalah gadis yang tinggi. Berkulit cokelat berparas manis. Sering disewa jasanya jadi model untuk beberapa kegiatan. Mendengar fakta itu, wartawan coba menelusuri kisah remajanya.
Keluarga korban sangat tidak menyangka korban mengambil tindakan nekat ini. Korban Khafifah dikenal sehari hari sebagai anak yang ceria. Khafifah kerap mengunggah aktivitasnya di media sosial Instagram atas nama @ivahayanit dan korban juga pemain aplikasi Tiktok @iveh2163101731 yang memiliki cukup banyak penggemar.
Desi sepupu sekali, sekaligus adik kelas Khafifah di SMKN 1 menduga korban memang bunuh diri. Tapi bukan karena masalah percintaan. Karena kata Desi, pagi sebelum kejadian gadis yang akrab disapa Ivah itu menunjukkan gejala tidak beres. "Kami chat (di WhatsApp) pagi itu," kata Desi.
Awalnya Desi memperlihatkan potongan-potongan percakapan. Tapi kemudian kepada polisi dia meski dengan berat hati meminjamkan hapenya untuk dilihat semua isi percakapan hari-hari terakhir dengan Desi.
Dalam percakapan itu, Ivah memang terlihat mau bunuh diri. Dia mengirim gambar botol berisi cairan kuning kepada Desi seraya menulis: Aku minum rondap kada sing mati ku kira mati dah aku. Cairan yang diduga berisi pestisida itu sempat dipegang polisi. Rifat membenarkan ada botol itu di rumahnya tapi sudah diambil polisi.
Masih di percakapan WhatsApp, Ivah meminta Desi menyampaikan permintaan maaf kepada ibunya. Yang akan dia lakukan sebutnya agar sang ibu tidak malu lagi. Di sana juga Ivah mengeluh tidak tahan lagi dengan ucapan salah satu anggota keluarganya yang dia panggil dengan sebutan Pakde.
Desi mengaku, dia tahu persis Ivah. Kecil sekali kemungkinan katanya, sepupu cantiknya itu bunuh diri gara-gara percintaan. Tapi Desi juga mengaku tidak tahu persis masalah apa yang dihadapi. Rifat mengatakan, untuk masalah pacar, kakaknya lah yang sering memutuskan para kekasihnya. Walau di percakapan WhatsApp, Ivah ada meminta agar Desi mencari nama "paman nanag" di kontak WA-nya, untuk menyampaikan pesan bahwa Ivah masih sayang.
Jelang Isya, seorang gadis dengan mata sembab datang ke rumah duka. Dia bernama Putri, teman karib Ivah. Putri juga mengaku tidak percaya jika Ivah bunuh diri karena urusan lawan jenis. Itu bukan karakternya kata Putri.
Menurut temannya di MTsN 1 Kotabaru itu, Ivah periang. Pergaulannya luas, maklum bekerja jadi model. Ivah katanya senang sekali travelling, dan bercita-cita jadi pramugari. Ivah juga sebutnya sering menasehati, agar Putri jauh dari gemerlap hiburan. Cukup dia saja masuk ke dunia itu.
Namun sehari sebelumnya, kata Putri karibnya itu ada mengirim pesan. Bunyinya: Put Put Puut. Jika sudah terlihat mendesak begitu, sampai memanggil-manggil namanya beberapa kali, Ivah biasanya mau minta tolong. Permintaan tolong itu biasa berupa materi, pinjam uang seratus atau dua ratus ribu. Hanya sayang, kata Putri, saat dia menanyakan kenapa, Ivah tak kunjung merespons, hingga tiba kabar menyedihkan itu.
Hingga jelas Isya, keluarga-keluarga dara kelahiran Kotabaru 18 tahun silam itu berdatangan. Ivah adalah Jawa tulen, anak pertama dari dua saudara pasangan Ponyono dan Siti Fatimah. Ponyono kerja serabutan sementara Fatimah jadi tukang urut. Ke dua orang tua ini saat itu sudah tahu kabar duka itu dan sedang berada di rumah sakit.
Keluarga yang menunggu kedatangan jenazah sama mengatakan Ivah anak yang normal. Saat ditanya siapa Pakde yang ada disebut Ivah di chat WA nya dengan Desi, seorang anggota keluarga membenarkan Pakde tersebut adalah keluarga Ivah.i
Hingga berita ini diturunkan belum dipastikan apa penyebab kematian Desi. Dan apa motifnya. Petugas polisi di lapangan mengatakan masih dalam penyelidikan. Mereka memang terlihat masih sibuk mengumpulkan keterangan dan menunggu hasil visum rumah sakit. (zal/by/ran)
Sore lepas Asar kemarin, M Rifat Febriyanur teriak-teriak memanggil kakanya Siti Khafifah. Betapa jengkelnya Rifat pelajar kelas empat SD itu tidak ada sahutan. Pintu depan terkunci rapat dari dalam.
Kesal, Rifat berjalan ke belakang. Jendela kecil dekat dapur terbuka. Dia pun memanjat. Dengan jengkel dia pun ke kamar kakak semata wayangnya. Mungkin niatnya mau marah tidak dibukakan pintu. Tapi yang dilihat Rifat membuatnya terguncang. Khafifah tergantung dengan seutas tali di lehernya dengan lidah tergigit warna biru, di bawah kaki sebuah kursi terguling.
Rifat menjerit sejadi-jadinya. Suaranya melengking. Geger lah RT 6 Desa Baharu Utara. Tetangga berdatangan. Polisi segera dikabari. Jarak rumah Khafifah ke kantor polisi sekitar 1,5 kilometer. Jenazah Khafifah segera dibawa ke RSUD Kotabaru.
"Waktu itu ibunya lagi mengurut orang (ke luar). Bapaknya kerja," kata Ketua RT M Ali Nur. Jika ini benar, berarti Khafifah sendiri saat itu. Rumah Khafifah di dalam gang sempit. Di depan rumahnya banyak rumah bedakan. Agak ke kanan rumah ketua RT.
Ibu-ibu banyak menitikkan air mata. Mereka berkerumun di depan rumah Khafifah. Anak-anak dan remaja juga. Meski dengan wajah terpukul, Rifat bercerita. Kakaknya selama ini riang saja, tidak ada yang aneh seperti marah-marah mendadak atau suka menangis sendiri.
Khafifah menurut banyak sumber di sana, adalah gadis yang tinggi. Berkulit cokelat berparas manis. Sering disewa jasanya jadi model untuk beberapa kegiatan. Mendengar fakta itu, wartawan coba menelusuri kisah remajanya.
Keluarga korban sangat tidak menyangka korban mengambil tindakan nekat ini. Korban Khafifah dikenal sehari hari sebagai anak yang ceria. Khafifah kerap mengunggah aktivitasnya di media sosial Instagram atas nama @ivahayanit dan korban juga pemain aplikasi Tiktok @iveh2163101731 yang memiliki cukup banyak penggemar.
Desi sepupu sekali, sekaligus adik kelas Khafifah di SMKN 1 menduga korban memang bunuh diri. Tapi bukan karena masalah percintaan. Karena kata Desi, pagi sebelum kejadian gadis yang akrab disapa Ivah itu menunjukkan gejala tidak beres. "Kami chat (di WhatsApp) pagi itu," kata Desi.
Awalnya Desi memperlihatkan potongan-potongan percakapan. Tapi kemudian kepada polisi dia meski dengan berat hati meminjamkan hapenya untuk dilihat semua isi percakapan hari-hari terakhir dengan Desi.
Dalam percakapan itu, Ivah memang terlihat mau bunuh diri. Dia mengirim gambar botol berisi cairan kuning kepada Desi seraya menulis: Aku minum rondap kada sing mati ku kira mati dah aku. Cairan yang diduga berisi pestisida itu sempat dipegang polisi. Rifat membenarkan ada botol itu di rumahnya tapi sudah diambil polisi.
Masih di percakapan WhatsApp, Ivah meminta Desi menyampaikan permintaan maaf kepada ibunya. Yang akan dia lakukan sebutnya agar sang ibu tidak malu lagi. Di sana juga Ivah mengeluh tidak tahan lagi dengan ucapan salah satu anggota keluarganya yang dia panggil dengan sebutan Pakde.
Desi mengaku, dia tahu persis Ivah. Kecil sekali kemungkinan katanya, sepupu cantiknya itu bunuh diri gara-gara percintaan. Tapi Desi juga mengaku tidak tahu persis masalah apa yang dihadapi. Rifat mengatakan, untuk masalah pacar, kakaknya lah yang sering memutuskan para kekasihnya. Walau di percakapan WhatsApp, Ivah ada meminta agar Desi mencari nama "paman nanag" di kontak WA-nya, untuk menyampaikan pesan bahwa Ivah masih sayang.
Jelang Isya, seorang gadis dengan mata sembab datang ke rumah duka. Dia bernama Putri, teman karib Ivah. Putri juga mengaku tidak percaya jika Ivah bunuh diri karena urusan lawan jenis. Itu bukan karakternya kata Putri.
Menurut temannya di MTsN 1 Kotabaru itu, Ivah periang. Pergaulannya luas, maklum bekerja jadi model. Ivah katanya senang sekali travelling, dan bercita-cita jadi pramugari. Ivah juga sebutnya sering menasehati, agar Putri jauh dari gemerlap hiburan. Cukup dia saja masuk ke dunia itu.
Namun sehari sebelumnya, kata Putri karibnya itu ada mengirim pesan. Bunyinya: Put Put Puut. Jika sudah terlihat mendesak begitu, sampai memanggil-manggil namanya beberapa kali, Ivah biasanya mau minta tolong. Permintaan tolong itu biasa berupa materi, pinjam uang seratus atau dua ratus ribu. Hanya sayang, kata Putri, saat dia menanyakan kenapa, Ivah tak kunjung merespons, hingga tiba kabar menyedihkan itu.
Hingga jelas Isya, keluarga-keluarga dara kelahiran Kotabaru 18 tahun silam itu berdatangan. Ivah adalah Jawa tulen, anak pertama dari dua saudara pasangan Ponyono dan Siti Fatimah. Ponyono kerja serabutan sementara Fatimah jadi tukang urut. Ke dua orang tua ini saat itu sudah tahu kabar duka itu dan sedang berada di rumah sakit.
Keluarga yang menunggu kedatangan jenazah sama mengatakan Ivah anak yang normal. Saat ditanya siapa Pakde yang ada disebut Ivah di chat WA nya dengan Desi, seorang anggota keluarga membenarkan Pakde tersebut adalah keluarga Ivah.i
Hingga berita ini diturunkan belum dipastikan apa penyebab kematian Desi. Dan apa motifnya. Petugas polisi di lapangan mengatakan masih dalam penyelidikan. Mereka memang terlihat masih sibuk mengumpulkan keterangan dan menunggu hasil visum rumah sakit. (zal/by/ran)
sumber1
sumber2
rivaldocaesar memberi reputasi
5
22.7K
Kutip
65
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan