- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dongeng Bentuk Bumi 2


TS
cekibot0101
Dongeng Bentuk Bumi 2
Ini dongeng, gan.
Seperti biasa, saya mencoba membuat dongeng seperti ini supaya segar.
Monggo serta-merta di-cekidotkan dengan seksama.
Malam ini suasana di stasiun kereta kota Milan tampak lebih sepi dari biasanya.
Aku berjalan menyusuri koridor menuju ke tempat parkir sambil merogoh kantong untuk menyiapkan kunci mobil.
Sambil berjalan, aku teringat tentang puluhan artikel yang kubaca di browserponselku selama di kereta tadi.
Artikel-artikel, baik dalam bentuk tulisan ataupun video, mengenai suatu topik yang menurutku cukup menggelitik.
Ya, menurut penilaianku secara pribadi, topik viral yang satu ini belum layak untuk masuk kategori topik penting. Bahkan sepertinya bisa dibilang konyol. Tetapi cukup mencengangkan menyaksikan bagaimana 'keras' dan 'ramainya' perdebatan publik internet mengenai topik itu.
Dan terus terang, aku sempat tenggelam di layar ponselku selama hampir empat jam mengikuti perseteruan itu, walaupun hanya sebatas sebagai 'penonton' saja.
Tetapi, lumayan lah sebagai pengisi untuk membunuh lebih dari separuh waktu perjalananku dari Paris ke kota ini.
Perdebatan yang kumaksud di sini adalah topik perbedaan pendapat mengenai bentuk Bumi.
Ya. Menggelikan.
Aku menekan tombol remoteuntuk membuka pintu mobil, kemudian masuk dan meletakkan tasku di kursi penumpang. Setelah memasang sabuk pengaman kusandarkan sejenak kepalaku untuk menarik nafas, sebelum menyalakan mesin mobil.
"Tolol." Pikiran itulah yang terlintas ketika aku lagi-lagi teringat mengenai perdebatan bentuk Bumi itu.
Apa bedanya kalu bentuk Bumi ini bulat atau kotak atau prisma?
Orang-orang itu semuanya tolol. Kedua belah pihak, baik yang mengatakan bahwa Bumi berbentuk bulat, maupun yang berpendapat bahwa bumi datar. Mereka semua itu tolol.
Ya.
Kalau ada orang menanyakan pendapatku mengenai bentuk Bumi, aku akan mengajaknya ke cafe kemudian membelikannya secangkir kopi. Atau apapun jenis minuman yang dipilihnya. Akan kubayar.
Kemudian akan kukatakan kepadanya bahwa hal itu bukan urusanku.
Aku akan menjelaskan bahwa kalaupun Bumi ini adalah sebuah tempat yang bentuknya acak-acakan seperti jagung berondong, itu tidak akan mengubah keadaan diriku sama sekali.
Aku serius.
Bentuk Bumi tidak akan terlalu berpengaruh terhadap masalah yang kuhadapi sekarang.
Baik bentuknya bulat atau datar, tetap saja aku sekarang ini adalah buronan CIA, setelah menjual kepada pemerintah Turki, Rusia, serta beberapa negara netral Eropa lainnya sejumlah dokumen dilengkapi foto-foto bukti bahwa ISIS sebenarnya berada di bawah pemeliharaan Israel dan Amerika.
Tugas utama ISIS, produk hasil dari budidaya Teroris karbitan itu, adalah mengirimkan minyak ke Israel, Amerika, serta beberapa negara sekutunya di Eropa. Lewat jalur yang dirahasiakan, tentunya.
Dan yang mulai jadi gosip hangat di kalangan spionase seluruh dunia adalah rencana Israel-Amerika serta para sekutunya untuk menendang orang-orang ras Arab dari tanah leluhur mereka di wilayah Suriah-Irak dan dipindahkan ke Eropa supaya kampung halaman mereka itu kosong.
Tak banyak yang tahu, tetapi semua wilayah yang dikuasai oleh ISIS sekarang sebenarnya sudah ditentukan melalui perhitungan strategis oleh 'otak' yang mengendalikan ISIS dari balik layar. Hasil dari serangan-serangan ke daerah penduduk sipil itu adalah timbulnya gelombang jutaan pengungsi yang ketakutan. Dan memang inilah yang diharapkan oleh Israel-Amerika. Orang-orang Arab itu bakalan mau saja disuruh mengungsi meninggalkan tanah yang sudah menjadi tempat tinggal bangsa mereka sejak ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu.
Israel-Amerika serta sekutu Eropa bahkan sampai rela mengeluarkan anggaran nasional mereka buat membiayai perjalanan jutaan pengungsi asal Suriah-Irak itu ke Eropa. Tetapi herannya sejauh ini belum ada media yang mengupas hal tersebut. Padahal ini bukan proyek main-main. Memberi ongkos perjalanan, makanan, serta obat-obatan untuk orang sebanyak itu bukanlah proyek main-main. Itu adalah proyek jutaan dollar.
Sebagai pihak yang siap menerima gelombang pengungsi, sekilas nampaknya bangsa Eropa ini bagai sosok malaikat penolong yang membantu menyelamatkan para pengungsi Arab yang tengah ketakutan. Karena, yang sejauh ini terpantau, fasilitas penerimaan terhadap para pengungsi itu sangatlah mudah di hampir semua negara-negara Eropa Barat. Bahkan pengabulan permohonan kewarganegaraan belum pernah semudah ini dikeluarkan secara besar-besaran oleh pemerintah negara-negara Eropa. Eropa seolah-olah berdiri bagai sosok pahlawan yang melindungi orang-orang Arab yang tengah kesusahan itu. Padahal ini adalah sebuah perangkap.
Nantinya para pengungsi itu akan mengalami masa-masa pahit di tempat tinggal mereka yang baru. Menurut sumber yang kupercaya, gelombang pengungsi itu semuanya disisipi oleh anggota-anggota ISIS yang menyamar menjadi pengungsi. Nantinya di negara tempat tinggal mereka yang baru, mereka diinstruksikan untuk melakukan kerusakan dan kejahatan terhadap lingkungan serta penduduk setempat. Hal ini akan berakibat fatal bagi para pengungsi secara menyeluruh. Warga sipil Eropa bisa bersikap menolak, bahkan memusuhi terhadap para pengungsi ini.
Dan, hal itu akan dipermudah ketika Media Eropa dan Amerika secara serempak menyebut mereka dengan sebutan 'Imigran', dan bukan 'Pengungsi'. Sebab kata 'Pengungsi' dianggap masih bisa menimbulkan rasa iba dari kalangan penduduk sipil di Eropa. Inilah yang dimaksud 'Perangkap' dari negara-negara Eropa yang jor-joran mengabulkan permohonan kewarganegaraan bagi para pengungsi asal Suriah-Irak itu.
Tujuan mereka adalah mengadu domba para Pengungsi/Imigran Arab dengan warga mereka sendiri. Jika sampai terjadi bentrokan fisik, maka ini adalah celah hukum yang memungkinkan mereka memasukkan orang Arab ke balik jeruji penjara, tanpa ada yang bisa menolong.
Sementara, orang-orang Israel, Amerika dan sekutu Eropa akan menempati Suriah dan Irak, yaitu jutaan hektar tanah yang sudah ditinggalkan oleh para pemiliknya. Sebab para pemilik sah tanah itu sekarang sudah menjadi Pengungsi (baca: Imigran) di Eropa.
Entah kenapa tidak ada orang yang menyadari bahwa jurus lama Zionis ini tengah berulang kembali. Seperti ketika mereka melakukan pembantaian etnis terhadap suku asli di Amerika, atau suku asli Aborigin di Australia, atau banyak lagi penindasan semacam ini di tempat-tempat lainnya di dunia. Hanya saja, kali ini mereka merebut tanah yang sudah berpuluh-puluh abad didiami ras Arab itu dengan cara yang sedikit lebih halus. Israel-Amerika 'hanya' membunuh beberapa juta bangsa Arab sebagai unjuk kekuatan, tidak perlu membunuh seluruh penduduk Jazirah Arab buat menguasai negeri-negeri di sana yang memiliki cadangan minyak bernilai ratusan tahun itu. Kemudian mereka menggunakan tangan ISIS untuk membereskan detail yang mereka inginkan, hingga tangan mereka tak perlu lagi kecipratan darah.
Dan, seperti saya singgung pada paragraf di atas, itu lah tujuan Israel-Amerika hingga mau repot-repot mengeluarkan uang, waktu, dan semua sumber daya yang mereka miliki supaya bisa menguasai wilayah di sekitar Suriah-Irak itu.
Minyak Bumi.
Itu saja.
Aku menggunakan kata 'mereka' walaupun aku sendiri seorang berkulit putih. Tetapi tidak ada sejarah mengatakan nenek-moyang bangsa kami pernah membunuhi suatu suku tertentu untuk mencaplok tanah mereka. Dan yang terutama, aku bukanlah Yahudi.
Dan, tentunya harus kuingatkan juga bahwa aku bukanlah orang asli Italia. Aku murni keturunan Denmark, tumbuh besar di Perancis. Aku ke sini untuk beberapa urusan, dan prioritasnya adalah menghapus jejak ciri fisik wajahku.
Sudahlah, yang penting bagiku, kuharap tidak ada orang yang mengetahui rencanaku dan membuntutiku ke kota ini.
Serta, tentu saja, aku juga berharap operasi rekayasa wajahku yang akan dimulai besok akan berjalan lancar.
Jika itu berhasil dan aku sudah memiiki wajah baru, ditambah dengan dokumen identitas baru yang kuterima tadi sore, maka sekitar dua minggu lagi aku akan jadi seseorang yang benar-benar baru.
Sekarang, jika dibandingkan dengan masalah yang kuhadapi, lihatlah betapa konyol masalah yang diperdebatkan oleh orang-orang di internet itu mengenai bentuk Bumi.
Menyedihkan.
Tidakkah mereka memiliki hal-hal penting dalam hidup mereka yang jika tak direncanakan dengan baik mungkin bisa menimpakan suatu kerugian bagi mereka sendiri di kemudian hari?
Mereka sampai saling memanggil sebutan-sebutan seperti 'tolol', 'bodoh', atau yang semacam itu, serta saling mengejek dengan segala macam bentuk sarkasme yang memiliki maksud serupa. Memangnya, penghargaan macam apakah yang akan mereka dapatkan seandainya pendapat mereka ternyata benar?
Maksudku, apa pengaruhnya bentuk Bumi bagi penyakit kanker yang diderita oleh ayah atau kakek mereka?
Atau, apakah jika Bumi berbentuk lonjong atau bulat maka akan ada yang bisa menghidupkan kembali anjing kesayangan mereka yang mati terlindas truk pengangkut kayu gelondong seminggu yang lalu?
Betapa tololnya orang-orang itu.
Kedua belah pihak yang memperdebatkan hal itu! Mereka semuanya benar-benar tolol!
Di ujung jalan sepi ini, aku akan menemui sebuah perempatan. Setelah perempatan, di sebelah kanan jalan ada restoran kecil. Aku berencana hendak mampir untuk makan di situ sebelum menuju ke hotel, sambil memastikan tak ada yang membuntutiku.
Saat itulah tiba-tiba terdengar suara ledakan keras dari arah belakang mobilku. Suasana di belakang yang semula redup dari lampu jalan yang tertutup kabut musim gugur jadi terang-benderang. Cahaya ledakan serta api yang membakar mobil di belakangku yang terpantul dari kaca spion kurasa menyilaukan mata.
Aku terkejut sekali, sampai sempat 'terbang' beberapa milimeter dari tempat dudukku. Jantungku langsung berdebar dengan sangat keras. Secara refleks aku menundukkan kepala hingga wajahku seperti tenggelam di samping lingkar stir.
Tetapi, kurasakan mobilku terhuyung ke sebelah kiri, maka kuangkat kepalaku sedikit sekedar supaya mataku bisa melihat jalan. Kemudian kuinjak pedal gas sedalam-dalamnya supaya bisa meninggalkan tempat itu secepat dan sejauh mungkin.
Samar-samar di belakang sana kudengar bagian-bagian mobil serta serpihan-serpihannya yang berjatuhan kembali ke jalanan setelah terlontar akibat ledakan.
Sedetik kemudian radio mobilku menyala, dan terdengar lagu 'My Way'.
Itu adalah tanda dari Zecci, kontakku di Milan, agar aku menghubunginya.
Kutekan tombol radio dan menahannya 4 detik, lalu terdengar suara wanita robot mengucapkan salam, menyebutkan nomor kode koneksi Zecci, serta menyebutkan jam. Kemudian suara 'beep'.
"Apa itu barusan, Zecc?" Aku menerka dia tahu sesuatu mengenai ledakan barusan.
"Ya, kakek tua. Lain kali perhatikan lebih cermat. Dia sudah membuntutimu hampir 6 kilo meter. Sudah empat kali dia mendapatkan kesempatan kalau dia benar-benar ingin mendahului anda. Maka saya yakin orang ini pengendus pantat." Suara Zecci yang khas saat sedang setengah mabuk terdengar mengejek.
"Kerja bagus, pecandu. Kau memang jagonya. Di mana kau sekarang? Itu kau di belakangku, bukan?" Tanyaku.
Kemudian ada lampu mengedip dari arah belakang. Benar, itu mobil Zecci. Aku merasa aman sekarang. Pelan-pelan kuangkat kepalaku, kembali duduk normal di kursiku. Kemudian menghela nafas lega.
"Si, signore. Dan 11 orangku sudah siaga mulai dari perempatan sampai ke hotel anda, sesuai yang anda pesan. Oh, atau anda ingin aku juga mengantar sampai hotel?"
"Tidak, terima kasih, aku percaya pada orang-orangmu. Kau istirahat saja, besok kita akan jalan-jalan seharian. Lagipula, kuharap hanya ada satu anjing nakal yang mengendusi pantatku," jawabku. Kemudian cepat-cepat kusambung, "Hey, terima kasih juga atas kembang api sambutannya," kataku.
"Prego, signore. Baiklah. Sampai jumpa besok," katanya.
Lalu kudengar dari arah belakang Zecci mulai memacu mobilnya, sedetik kemudian Mercy hitam itu mendahului mobilku dan menghilang di perempatan.
Kumatikan radio kemudian mengurangi kecepatan, karena sebentar lagi aku tiba di perempatan.
Seperti biasa, saya mencoba membuat dongeng seperti ini supaya segar.
Monggo serta-merta di-cekidotkan dengan seksama.
Spoiler for Dongeng Bentuk Bumi 2:
Malam ini suasana di stasiun kereta kota Milan tampak lebih sepi dari biasanya.
Aku berjalan menyusuri koridor menuju ke tempat parkir sambil merogoh kantong untuk menyiapkan kunci mobil.
Sambil berjalan, aku teringat tentang puluhan artikel yang kubaca di browserponselku selama di kereta tadi.
Artikel-artikel, baik dalam bentuk tulisan ataupun video, mengenai suatu topik yang menurutku cukup menggelitik.
Ya, menurut penilaianku secara pribadi, topik viral yang satu ini belum layak untuk masuk kategori topik penting. Bahkan sepertinya bisa dibilang konyol. Tetapi cukup mencengangkan menyaksikan bagaimana 'keras' dan 'ramainya' perdebatan publik internet mengenai topik itu.
Dan terus terang, aku sempat tenggelam di layar ponselku selama hampir empat jam mengikuti perseteruan itu, walaupun hanya sebatas sebagai 'penonton' saja.
Tetapi, lumayan lah sebagai pengisi untuk membunuh lebih dari separuh waktu perjalananku dari Paris ke kota ini.
Perdebatan yang kumaksud di sini adalah topik perbedaan pendapat mengenai bentuk Bumi.
Ya. Menggelikan.
Spoiler for Dongeng Bentuk Bumi 2:
Aku menekan tombol remoteuntuk membuka pintu mobil, kemudian masuk dan meletakkan tasku di kursi penumpang. Setelah memasang sabuk pengaman kusandarkan sejenak kepalaku untuk menarik nafas, sebelum menyalakan mesin mobil.
"Tolol." Pikiran itulah yang terlintas ketika aku lagi-lagi teringat mengenai perdebatan bentuk Bumi itu.
Apa bedanya kalu bentuk Bumi ini bulat atau kotak atau prisma?
Orang-orang itu semuanya tolol. Kedua belah pihak, baik yang mengatakan bahwa Bumi berbentuk bulat, maupun yang berpendapat bahwa bumi datar. Mereka semua itu tolol.
Spoiler for Dongeng Bentuk Bumi 2:
Ya.
Kalau ada orang menanyakan pendapatku mengenai bentuk Bumi, aku akan mengajaknya ke cafe kemudian membelikannya secangkir kopi. Atau apapun jenis minuman yang dipilihnya. Akan kubayar.
Kemudian akan kukatakan kepadanya bahwa hal itu bukan urusanku.
Aku akan menjelaskan bahwa kalaupun Bumi ini adalah sebuah tempat yang bentuknya acak-acakan seperti jagung berondong, itu tidak akan mengubah keadaan diriku sama sekali.
Aku serius.
Bentuk Bumi tidak akan terlalu berpengaruh terhadap masalah yang kuhadapi sekarang.
Baik bentuknya bulat atau datar, tetap saja aku sekarang ini adalah buronan CIA, setelah menjual kepada pemerintah Turki, Rusia, serta beberapa negara netral Eropa lainnya sejumlah dokumen dilengkapi foto-foto bukti bahwa ISIS sebenarnya berada di bawah pemeliharaan Israel dan Amerika.
Tugas utama ISIS, produk hasil dari budidaya Teroris karbitan itu, adalah mengirimkan minyak ke Israel, Amerika, serta beberapa negara sekutunya di Eropa. Lewat jalur yang dirahasiakan, tentunya.
Dan yang mulai jadi gosip hangat di kalangan spionase seluruh dunia adalah rencana Israel-Amerika serta para sekutunya untuk menendang orang-orang ras Arab dari tanah leluhur mereka di wilayah Suriah-Irak dan dipindahkan ke Eropa supaya kampung halaman mereka itu kosong.
Tak banyak yang tahu, tetapi semua wilayah yang dikuasai oleh ISIS sekarang sebenarnya sudah ditentukan melalui perhitungan strategis oleh 'otak' yang mengendalikan ISIS dari balik layar. Hasil dari serangan-serangan ke daerah penduduk sipil itu adalah timbulnya gelombang jutaan pengungsi yang ketakutan. Dan memang inilah yang diharapkan oleh Israel-Amerika. Orang-orang Arab itu bakalan mau saja disuruh mengungsi meninggalkan tanah yang sudah menjadi tempat tinggal bangsa mereka sejak ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu.
Israel-Amerika serta sekutu Eropa bahkan sampai rela mengeluarkan anggaran nasional mereka buat membiayai perjalanan jutaan pengungsi asal Suriah-Irak itu ke Eropa. Tetapi herannya sejauh ini belum ada media yang mengupas hal tersebut. Padahal ini bukan proyek main-main. Memberi ongkos perjalanan, makanan, serta obat-obatan untuk orang sebanyak itu bukanlah proyek main-main. Itu adalah proyek jutaan dollar.
Spoiler for Dongeng Bentuk Bumi 2:
Sebagai pihak yang siap menerima gelombang pengungsi, sekilas nampaknya bangsa Eropa ini bagai sosok malaikat penolong yang membantu menyelamatkan para pengungsi Arab yang tengah ketakutan. Karena, yang sejauh ini terpantau, fasilitas penerimaan terhadap para pengungsi itu sangatlah mudah di hampir semua negara-negara Eropa Barat. Bahkan pengabulan permohonan kewarganegaraan belum pernah semudah ini dikeluarkan secara besar-besaran oleh pemerintah negara-negara Eropa. Eropa seolah-olah berdiri bagai sosok pahlawan yang melindungi orang-orang Arab yang tengah kesusahan itu. Padahal ini adalah sebuah perangkap.
Nantinya para pengungsi itu akan mengalami masa-masa pahit di tempat tinggal mereka yang baru. Menurut sumber yang kupercaya, gelombang pengungsi itu semuanya disisipi oleh anggota-anggota ISIS yang menyamar menjadi pengungsi. Nantinya di negara tempat tinggal mereka yang baru, mereka diinstruksikan untuk melakukan kerusakan dan kejahatan terhadap lingkungan serta penduduk setempat. Hal ini akan berakibat fatal bagi para pengungsi secara menyeluruh. Warga sipil Eropa bisa bersikap menolak, bahkan memusuhi terhadap para pengungsi ini.
Dan, hal itu akan dipermudah ketika Media Eropa dan Amerika secara serempak menyebut mereka dengan sebutan 'Imigran', dan bukan 'Pengungsi'. Sebab kata 'Pengungsi' dianggap masih bisa menimbulkan rasa iba dari kalangan penduduk sipil di Eropa. Inilah yang dimaksud 'Perangkap' dari negara-negara Eropa yang jor-joran mengabulkan permohonan kewarganegaraan bagi para pengungsi asal Suriah-Irak itu.
Tujuan mereka adalah mengadu domba para Pengungsi/Imigran Arab dengan warga mereka sendiri. Jika sampai terjadi bentrokan fisik, maka ini adalah celah hukum yang memungkinkan mereka memasukkan orang Arab ke balik jeruji penjara, tanpa ada yang bisa menolong.
Sementara, orang-orang Israel, Amerika dan sekutu Eropa akan menempati Suriah dan Irak, yaitu jutaan hektar tanah yang sudah ditinggalkan oleh para pemiliknya. Sebab para pemilik sah tanah itu sekarang sudah menjadi Pengungsi (baca: Imigran) di Eropa.
Entah kenapa tidak ada orang yang menyadari bahwa jurus lama Zionis ini tengah berulang kembali. Seperti ketika mereka melakukan pembantaian etnis terhadap suku asli di Amerika, atau suku asli Aborigin di Australia, atau banyak lagi penindasan semacam ini di tempat-tempat lainnya di dunia. Hanya saja, kali ini mereka merebut tanah yang sudah berpuluh-puluh abad didiami ras Arab itu dengan cara yang sedikit lebih halus. Israel-Amerika 'hanya' membunuh beberapa juta bangsa Arab sebagai unjuk kekuatan, tidak perlu membunuh seluruh penduduk Jazirah Arab buat menguasai negeri-negeri di sana yang memiliki cadangan minyak bernilai ratusan tahun itu. Kemudian mereka menggunakan tangan ISIS untuk membereskan detail yang mereka inginkan, hingga tangan mereka tak perlu lagi kecipratan darah.
Dan, seperti saya singgung pada paragraf di atas, itu lah tujuan Israel-Amerika hingga mau repot-repot mengeluarkan uang, waktu, dan semua sumber daya yang mereka miliki supaya bisa menguasai wilayah di sekitar Suriah-Irak itu.
Minyak Bumi.
Itu saja.
Spoiler for Dongeng Bentuk Bumi 2:
Aku menggunakan kata 'mereka' walaupun aku sendiri seorang berkulit putih. Tetapi tidak ada sejarah mengatakan nenek-moyang bangsa kami pernah membunuhi suatu suku tertentu untuk mencaplok tanah mereka. Dan yang terutama, aku bukanlah Yahudi.
Dan, tentunya harus kuingatkan juga bahwa aku bukanlah orang asli Italia. Aku murni keturunan Denmark, tumbuh besar di Perancis. Aku ke sini untuk beberapa urusan, dan prioritasnya adalah menghapus jejak ciri fisik wajahku.
Spoiler for Dongeng Bentuk Bumi 2:
Sudahlah, yang penting bagiku, kuharap tidak ada orang yang mengetahui rencanaku dan membuntutiku ke kota ini.
Serta, tentu saja, aku juga berharap operasi rekayasa wajahku yang akan dimulai besok akan berjalan lancar.
Jika itu berhasil dan aku sudah memiiki wajah baru, ditambah dengan dokumen identitas baru yang kuterima tadi sore, maka sekitar dua minggu lagi aku akan jadi seseorang yang benar-benar baru.
Spoiler for Dongeng Bentuk Bumi 2:
Sekarang, jika dibandingkan dengan masalah yang kuhadapi, lihatlah betapa konyol masalah yang diperdebatkan oleh orang-orang di internet itu mengenai bentuk Bumi.
Menyedihkan.
Tidakkah mereka memiliki hal-hal penting dalam hidup mereka yang jika tak direncanakan dengan baik mungkin bisa menimpakan suatu kerugian bagi mereka sendiri di kemudian hari?
Mereka sampai saling memanggil sebutan-sebutan seperti 'tolol', 'bodoh', atau yang semacam itu, serta saling mengejek dengan segala macam bentuk sarkasme yang memiliki maksud serupa. Memangnya, penghargaan macam apakah yang akan mereka dapatkan seandainya pendapat mereka ternyata benar?
Maksudku, apa pengaruhnya bentuk Bumi bagi penyakit kanker yang diderita oleh ayah atau kakek mereka?
Atau, apakah jika Bumi berbentuk lonjong atau bulat maka akan ada yang bisa menghidupkan kembali anjing kesayangan mereka yang mati terlindas truk pengangkut kayu gelondong seminggu yang lalu?
Betapa tololnya orang-orang itu.
Kedua belah pihak yang memperdebatkan hal itu! Mereka semuanya benar-benar tolol!
Spoiler for Dongeng Bentuk Bumi 2:
Di ujung jalan sepi ini, aku akan menemui sebuah perempatan. Setelah perempatan, di sebelah kanan jalan ada restoran kecil. Aku berencana hendak mampir untuk makan di situ sebelum menuju ke hotel, sambil memastikan tak ada yang membuntutiku.
Saat itulah tiba-tiba terdengar suara ledakan keras dari arah belakang mobilku. Suasana di belakang yang semula redup dari lampu jalan yang tertutup kabut musim gugur jadi terang-benderang. Cahaya ledakan serta api yang membakar mobil di belakangku yang terpantul dari kaca spion kurasa menyilaukan mata.
Aku terkejut sekali, sampai sempat 'terbang' beberapa milimeter dari tempat dudukku. Jantungku langsung berdebar dengan sangat keras. Secara refleks aku menundukkan kepala hingga wajahku seperti tenggelam di samping lingkar stir.
Tetapi, kurasakan mobilku terhuyung ke sebelah kiri, maka kuangkat kepalaku sedikit sekedar supaya mataku bisa melihat jalan. Kemudian kuinjak pedal gas sedalam-dalamnya supaya bisa meninggalkan tempat itu secepat dan sejauh mungkin.
Samar-samar di belakang sana kudengar bagian-bagian mobil serta serpihan-serpihannya yang berjatuhan kembali ke jalanan setelah terlontar akibat ledakan.
Spoiler for Dongeng Bentuk Bumi 2:
Sedetik kemudian radio mobilku menyala, dan terdengar lagu 'My Way'.
Itu adalah tanda dari Zecci, kontakku di Milan, agar aku menghubunginya.
Kutekan tombol radio dan menahannya 4 detik, lalu terdengar suara wanita robot mengucapkan salam, menyebutkan nomor kode koneksi Zecci, serta menyebutkan jam. Kemudian suara 'beep'.
"Apa itu barusan, Zecc?" Aku menerka dia tahu sesuatu mengenai ledakan barusan.
"Ya, kakek tua. Lain kali perhatikan lebih cermat. Dia sudah membuntutimu hampir 6 kilo meter. Sudah empat kali dia mendapatkan kesempatan kalau dia benar-benar ingin mendahului anda. Maka saya yakin orang ini pengendus pantat." Suara Zecci yang khas saat sedang setengah mabuk terdengar mengejek.
"Kerja bagus, pecandu. Kau memang jagonya. Di mana kau sekarang? Itu kau di belakangku, bukan?" Tanyaku.
Kemudian ada lampu mengedip dari arah belakang. Benar, itu mobil Zecci. Aku merasa aman sekarang. Pelan-pelan kuangkat kepalaku, kembali duduk normal di kursiku. Kemudian menghela nafas lega.
"Si, signore. Dan 11 orangku sudah siaga mulai dari perempatan sampai ke hotel anda, sesuai yang anda pesan. Oh, atau anda ingin aku juga mengantar sampai hotel?"
"Tidak, terima kasih, aku percaya pada orang-orangmu. Kau istirahat saja, besok kita akan jalan-jalan seharian. Lagipula, kuharap hanya ada satu anjing nakal yang mengendusi pantatku," jawabku. Kemudian cepat-cepat kusambung, "Hey, terima kasih juga atas kembang api sambutannya," kataku.
"Prego, signore. Baiklah. Sampai jumpa besok," katanya.
Lalu kudengar dari arah belakang Zecci mulai memacu mobilnya, sedetik kemudian Mercy hitam itu mendahului mobilku dan menghilang di perempatan.
Kumatikan radio kemudian mengurangi kecepatan, karena sebentar lagi aku tiba di perempatan.
Diubah oleh cekibot0101 24-10-2018 12:05
0
796
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan