- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Karena Gempa, 734 Mahasiswa Sulteng di DIY Kesulitan Ekonomi


TS
sukhoivsf22
Karena Gempa, 734 Mahasiswa Sulteng di DIY Kesulitan Ekonomi
Karena Gempa, 734 Mahasiswa
Sulteng di DIY Kesulitan
Ekonomi
23-10-2018 07:00

Penyerahan bantuan kepada
mahasiswa terdampak gempa
asal Sulawesi Tengah.(GATRA/
Arif Koes/re1)
Yogyakarta,Gatra.com- Lebih
dari sepertiga mahasiswa
Sulawesi Tengah yang berkuliah
di Daerah Isitmewa Yogyakarta
mengalami kesulitan ekonomi
karena gempa. Bahkan ada 3%
yang kehilangan ayah ibu, rumah,
dan akses ekonomi.
Koordinator Posko Peduli Gempa
Sulteng di DIY Hendrawan
menjelaskan ada 36,7% dari
sekitar 2.000 mahasiswa Sulteng
di DIY terdampak bencana
gempa.
“Dari sekitar 2.000 mahasiswa
Sulteng di DIY, sekitar 734
mahasiswa terkena dampak tidak
langsung dan mengakibatkan
kesulitan ekonomi karena
keluarga di sana belum pulih
perekonomiannya,” ujar dia Senin
(22/10) malam.
Sebanyak 60 mahasiswa mesti
kehilangan orang tua dan atau
tempat tinggal. Akibatnya,
mereka mengalami kesulitan
keuangan.
Salah satu mahasiswa itu adalah
Noorfianus yang berkuliah di
Sekolah Tinggi Teologi Injili
Indonesia Yogyakarta. "Rumah
orang tua yang juga jadi usaha
kos punya keluarga hancur total,"
kata mahasiwa asal Palu ini.
Untuk itu, Hendrawan dan timnya
mengupayakan para mahasiwa
menerima bantuan dari berbagai
pihak. Gayung pun bersambut,
ke-60 mahasiswa di berbagai
kampus di DIY tersebut
mendapat bantuan dengan total
Rp180 juta.
Hendrawan menjelaskan, ada tiga
kriteria mahasiswa yang berhak
menerima bantuan. “Pertama
adalah mahasiswa yang
kehilangan keluarga inti waktu
terjadi gempa sehingga menjadi
yatim piatu. Kedua, mahasiswa
yang sudah tidak memiliki rumah.
Dan terakhir adalah yang
kehilangan akses ekonomi dalam
jangka waktu lama,” kata dia.
Hendrawan menambahkan,
setiap mahasiswa menerima
bantuan Rp3 juta untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari
seperti makan, membeli
peralatan kuliah, dan membayar
kos.
Bantuan ini diperkirakan
mencukupi kebutuhan mahasiswa
selama dua bulan. Jika nantinya
kurang, Hendrawan menyatakan
pihaknya akan mencarikan
bantuan lagi.
Hendrawan menegaskan bahwa
bantuan ini digunakan untuk
kehidupan sehari-hari, bukan
untuk biaya kuliah. Sebab kampus
di DIY telah memberi keringanan
biaya kuliah bagi mereka.
Secara simbolis, bantuan
diserahkan istri Gubernur DIY
Gusti Kanjeng Ratu Hemas di
kompleks Kantor Gubernur. Ia
berkata, pemulihan psikologis
para terdampak gempa menjadi
hal yang penting.
GKR Hemas mengungkapkan
dirinya juga kehilangan beberapa
rekan saat bencana gempa Palu
dan Donggala terjadi. Menurut
dia, kawasan Sulteng yang rentan
gempa dan tsunami sudah
diketahui lama, namun antisipasi
pemerintah lemah.
Namun ia memastikan bahwa
para mahasiswa Sulteng di DIY
yang terdampak gempa tidak
akan dibiarkan sendiri. “Kami
setiap saat bersedia
memberikan bantuan,” kata dia.
Noorfianus pun menyatakan
dirinya sangat terbantu dengan
bantuan ini.
“Kami bersyukur ada pihak yang
peduli memberi bantuan atas
kesulitan memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Pribadi, walau tidak
tahu kapan akan pulihnya, namun
bantuan ini cukup membantu,”
katanya.
Selain untuk para mahasiswa,
bantuan dari PT Berlico Farma
juga dialokasikan untuk Posko
Peduli Bencana Sulteng di DIY
senilai Rp50 juta. Melalui
perusahaan tersebut,
sumbangan juga datang dariDuta
Besar Filipina untuk Indonesia,
Lee Hiong T Wee, sejumlah 2000
US Dollar atau sekira Rp30 juta.
“Kami mengundang pihak lainnya
bergabung meringankan
kehidupan mahasiswa Sulteng,”
kata Direktur Berlico Farma Irwan
Hidayat.
Reporter: Arif Koes Hernawan
Editor: Birny Birdieni
https://www.gatra.com/rubrik/nasiona...ulitan-Ekonomi
Sulteng di DIY Kesulitan
Ekonomi
23-10-2018 07:00

Penyerahan bantuan kepada
mahasiswa terdampak gempa
asal Sulawesi Tengah.(GATRA/
Arif Koes/re1)
Yogyakarta,Gatra.com- Lebih
dari sepertiga mahasiswa
Sulawesi Tengah yang berkuliah
di Daerah Isitmewa Yogyakarta
mengalami kesulitan ekonomi
karena gempa. Bahkan ada 3%
yang kehilangan ayah ibu, rumah,
dan akses ekonomi.
Koordinator Posko Peduli Gempa
Sulteng di DIY Hendrawan
menjelaskan ada 36,7% dari
sekitar 2.000 mahasiswa Sulteng
di DIY terdampak bencana
gempa.
“Dari sekitar 2.000 mahasiswa
Sulteng di DIY, sekitar 734
mahasiswa terkena dampak tidak
langsung dan mengakibatkan
kesulitan ekonomi karena
keluarga di sana belum pulih
perekonomiannya,” ujar dia Senin
(22/10) malam.
Sebanyak 60 mahasiswa mesti
kehilangan orang tua dan atau
tempat tinggal. Akibatnya,
mereka mengalami kesulitan
keuangan.
Salah satu mahasiswa itu adalah
Noorfianus yang berkuliah di
Sekolah Tinggi Teologi Injili
Indonesia Yogyakarta. "Rumah
orang tua yang juga jadi usaha
kos punya keluarga hancur total,"
kata mahasiwa asal Palu ini.
Untuk itu, Hendrawan dan timnya
mengupayakan para mahasiwa
menerima bantuan dari berbagai
pihak. Gayung pun bersambut,
ke-60 mahasiswa di berbagai
kampus di DIY tersebut
mendapat bantuan dengan total
Rp180 juta.
Hendrawan menjelaskan, ada tiga
kriteria mahasiswa yang berhak
menerima bantuan. “Pertama
adalah mahasiswa yang
kehilangan keluarga inti waktu
terjadi gempa sehingga menjadi
yatim piatu. Kedua, mahasiswa
yang sudah tidak memiliki rumah.
Dan terakhir adalah yang
kehilangan akses ekonomi dalam
jangka waktu lama,” kata dia.
Hendrawan menambahkan,
setiap mahasiswa menerima
bantuan Rp3 juta untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari
seperti makan, membeli
peralatan kuliah, dan membayar
kos.
Bantuan ini diperkirakan
mencukupi kebutuhan mahasiswa
selama dua bulan. Jika nantinya
kurang, Hendrawan menyatakan
pihaknya akan mencarikan
bantuan lagi.
Hendrawan menegaskan bahwa
bantuan ini digunakan untuk
kehidupan sehari-hari, bukan
untuk biaya kuliah. Sebab kampus
di DIY telah memberi keringanan
biaya kuliah bagi mereka.
Secara simbolis, bantuan
diserahkan istri Gubernur DIY
Gusti Kanjeng Ratu Hemas di
kompleks Kantor Gubernur. Ia
berkata, pemulihan psikologis
para terdampak gempa menjadi
hal yang penting.
GKR Hemas mengungkapkan
dirinya juga kehilangan beberapa
rekan saat bencana gempa Palu
dan Donggala terjadi. Menurut
dia, kawasan Sulteng yang rentan
gempa dan tsunami sudah
diketahui lama, namun antisipasi
pemerintah lemah.
Namun ia memastikan bahwa
para mahasiswa Sulteng di DIY
yang terdampak gempa tidak
akan dibiarkan sendiri. “Kami
setiap saat bersedia
memberikan bantuan,” kata dia.
Noorfianus pun menyatakan
dirinya sangat terbantu dengan
bantuan ini.
“Kami bersyukur ada pihak yang
peduli memberi bantuan atas
kesulitan memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Pribadi, walau tidak
tahu kapan akan pulihnya, namun
bantuan ini cukup membantu,”
katanya.
Selain untuk para mahasiswa,
bantuan dari PT Berlico Farma
juga dialokasikan untuk Posko
Peduli Bencana Sulteng di DIY
senilai Rp50 juta. Melalui
perusahaan tersebut,
sumbangan juga datang dariDuta
Besar Filipina untuk Indonesia,
Lee Hiong T Wee, sejumlah 2000
US Dollar atau sekira Rp30 juta.
“Kami mengundang pihak lainnya
bergabung meringankan
kehidupan mahasiswa Sulteng,”
kata Direktur Berlico Farma Irwan
Hidayat.
Reporter: Arif Koes Hernawan
Editor: Birny Birdieni
https://www.gatra.com/rubrik/nasiona...ulitan-Ekonomi
0
695
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan