Halo gan, salam cinta pertama Serie A

Liga Italia pernah terjadi beberapa skandal ya kan gan. Kalau yang paling super sih, skandal pengaturan skor calciopoli yang membuat Juventus dicopot gelar scudettonya pada musim 2006 dan dihukum degradasi ke Serie B.  Ngeri-ngeri sedap ini skandal gan. 

Nah ternyata banyak skandal dan intrik loh gan selain mega skandal calciopoli. Salah satunya adalah skandal pada April 1998. 

Kala itu Juventus bersaing ketat dengan Inter Milan berebut scudetto. Nah pada 26 April 1998, Inter bertandang ke Stadion Delle Apli menghadapai Si Nyonya Tua.



Partai ini merupakan pekan ke-31 dan Inter kala itu terpaut satu poin di belakang Juventus yang memimpin puncak klasemen.

Laga bertajuk Derby d'Italia ini meman sarat gengsi. Nah pada pertandingan terjadi insiden yang bikin heboh gan. 

Kala itu, dikutip dari laman Forzaitalianfootball, striker Inter, Ronaldo dihentikan oleh bek Juventus Mark Luliano di kotak penalti. Dia menabrakkan tubuhnya ke Ronaldo, supaya peluang emas Inter terhenti. Fans Nerazzuri berteriak menandakan pelanggaran terjadi. Ronaldo yang dihentikan Luliano juga merasa yakin itu pelanggaran dan Inter bakal mendapatkan penalti. 

Namun tak diduga gan, wasit Pietro Ceccarini berkeputusan sebaliknya. Bukan pelanggaran, play on. Belakangan sang wasit mengakui keputusannya tak memberi penalti kepada Inter adalah keputusan yang salah. Hemmm gitu ya penyesalan selalu di belakang. 



Kontan saja, keputusan ini dicaci fans Inter. Apalagi laga ini dibumbui persaingan dua klub merebutkan scudetto. 

Apalagi gan, Juve kemudian mendapatkan penalti setelah Alessandro Del Piero dilanggar di kotak penalti. Untungnya, tendangan Del Piero digagalkan Gianluca Pagliuca. Tapi hasil akhir dimenangkan Juventus dan pada musim 1997/1998, Juventus meraih scudetto dengan 74 poin sedangkan Inter menutup kompetisi dengan 69 poin. 

Bagi Inter dan Ronaldo, laga ini begitu menyesakkan dada mereka. Mereka merasa dicurangi, maka wajah saja bila Ronaldo menyebutkan partai ini, Juventus merampok scudetto dari Inter. 

Sejarah skandal mencatatnya ini gan. Untung kala itu belum ada VAR ya gan. Coba kalau ada VAR, nasib bisa berbeda.