Kaskus

News

sukhoivsf22Avatar border
TS
sukhoivsf22
Laporkan Peredaran Upal,Perempuan Ini Dapat Hadiah dari BI Solo
Laporkan Peredaran
Upal, Perempuan Ini
Dapat Hadiah dari BI
Solo

[img]img.solopos.com/posts/2018/10/17/946435/penghargaan-pelapor-uang--palsu-karanganyar.jpg[/img]
17 Oktober 2018 - 10:45 WIB,
Oleh : Sri Sumi Handayani
Kepala Tim SPPURLA Kantor
Perwakilan BI Solo, Bakti Artanta,
(kanan), menyerahkan hadiah
kepada Tabita Ciptaningrum
Putri, Selasa (16/10 - 2018).

(Solopos/Sri Sumi Handayani)
Solopos.com, KARANGANYAR
-- Kantor Perwakilan Bank
Indonesia (BI) Solo memberikan
hadiah berupa pigura berisi uang
rupiah khusus kepada seorang
warga Solo, Tabita Ciptaningrum
Putri, 19, atas jasanya
melaporkan peredaran uang
palsu (upal) ke Polres
Karanganyar.

Berkat laporan Tabita itulah,
Polres Karanganyar berhasil
menangkap enam tersangka
pengedar uang palsu. Di sisi lain,
BI Solo memastikan uang palsu
yang diedarkan enam tersangka
itu berkualitas buruk dan
sebenarnya sangat mudah
dibedakan dari uang asli.

Hal itu dikatakan Kepala Tim
Sistem Pembayaran
Pengelolaan Uang Rupiah dan
Layanan Administrasi (SPPURLA)
Kantor Perwakilan BI Solo, Bakti
Artanta, saat jumpa pers
pengungkapan kasus upal di
Aula Jananuraga Polres
Karanganyar, Selasa
(16/10/2018). Bakti mengecek
kualitas upal pecahan 100.000
yang menjadi barang bukti
kasus.

BACA JUGA :
Polres Karanganyar
Tangkap 6 Pengedar
Uang Palsu
Polisi Karanganyar
Tangkap 2 Tersangka
Baru Pengedar Uang
Palsu
Cerita Anggota Polres
Karanganyar Selamat
dari Kecelakaan Boyolali

"Kualitas uang ini jauh lebih jelek
dari yang pertama [upal pada
pengungkapan kasus upal
sebelumnya]. Begitu mudah
dilihat pakai metode 3D maupun
alat sinar ultraviolet. Ini jelas
upal. Kami enggak perlu alat
canggih," kata Bakti didampingi
Kapolres Karanganyar, AKBP
Henik Maryanto.

Bakti menjelaskan alasannya
menyebut kualitas upal pada
pengembangan kasus upal itu
buruk. Menurut dia, gambar
pada kertas pecahan 100.000 itu
agak buram. Berbeda dengan
kualitas uang asli pecahan
Rp100.000 yang gambarnya
terang.

Selain itu, pada beberapa titik
uang kertas, PT Peruri
mencetak menggunakan teknik
intaglio. Teknik cetak dengan
prinsip penggoresan gambar ke
atas permukaan.

"Hasilnya ada bagian yang
bergelombang [Bakti mengelus
pada bagian angka nominal]. Ini
enggak [mengelus permukaan
upal]," tutur dia.

Bakti mengingatkan kepada
warga agar lebih waspada dan
proaktif melapor apabila
menemukan uang diduga palsu.
Hanya Bank Indonesia (BI) yang
dapat memutuskan apakah
uang itu palsu atau tidak.

Apabila ditemukan uang diduga
palsu, BI akan bekerja sama
dengan polisi setempat.

"Menyimpan [upal] pun bisa kena
pasal. Apalagi kalau sampai
beredar. Kalau memang ragu
soal uang itu palsu atau tidak,
bawa ke BI. Kalau asli akan kami
kembalikan. Tetapi kalau palsu
kami sita dan kami teruskan ke
polisi," ungkap dia.

Pada kesempatan itu, Kantor
Perwakilan BI Solo sekaligus
memberikan penghargaan
kepada Tabita. Kepada
wartawan, Tabita mengaku
melaporkan terkait dugaan uang
palsu itu lantaran merasa ditipu
salah satu tersangka, ST. Saat
itu, ST dan Tabita bertransaksi
handphone di bawah jalan
layang di Palur.

Harga handphone Rp1,7 juta. ST
membayar dengan uang
pecahan 100.000. Tabita curiga
dengan kualitas uang itu. Ia
berinisiatif memotret KTP dan
wajah ST. Begitu sampai Pasar
Singosaren Solo, Tabita
mengecek uang menggunakan
sinar ultraviolet.

"Teman saya bilang itu uang
palsu. Saya kan punya foto KTP
dan wajahnya. Saya cari ke
rumah dia ketemu. Tapi dia
enggak ada. Lalu saya lapor ke
Polres. Saya curiga [upal] karena
uangnya beda dari uang
biasanya. Tekstur beda. Tapi
tetap deal karena pas saya
minta identitas dikasih, jadi
percaya," ujar Tabita saat
berbincang dengan wartawan di
Mapolres Karanganyar, Selasa.

Atas tindakannya, Tabita
dihadiahi pigura berisi uang
rupiah khusus dari Kantor
Perwakilan BI Solo. Uang itu
berupa dua lembar uang kertas
pecahan Rp20.000 yang
bersambung. Di dalam pigura
terdapat pernyataan yang
ditandatangani Kepala Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Solo,
Bandoe Widiarto.

"Uang ini tidak diperjualbelikan.
Setiap cetak emisi baru selalu
ada ini untuk koleksi dan
kebutuhan lain. Ini kami berikan
kepada Tabita sebagai
apresiasi. Kalau dijual nilainya
lebih dari Rp300.000-Rp400.000
tetapi kalau dipotong nilainya
hanya Rp20.000 [sesuai nominal
saat itu]," tutur Bakti.

Sementara itu, Tabita mengaku
kaget saat menerima undangan
ke Mapolres Karanganyar dan
menerima hadiah dari Kantor
Perwakilan BI Solo. Tabita
mengaku belum tahu hadiah
tersebut akan diapakan.
"Kurang tahu mau diapain. Baru
sekali ini. Ndredeg, grogi,"
celetuk Tabita.

Tag : Bank Indonesia, polres
karanganyar
Editor : Suharsih

[url]m.solopos.com/soloraya/read/20181017/494/946435/laporkan-peredaran-upal-perempuan-ini-dapat-hadiah-dari-bi-solo[/url]
0
1.2K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan