- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tim Jokowi Minta Bawaslu Usut Viral Anak Sekolah Teriak Ganti Presiden


TS
mendadakranger
Tim Jokowi Minta Bawaslu Usut Viral Anak Sekolah Teriak Ganti Presiden
Quote:
Jakarta - Viral anak-anak sekolah mengampanyekan 2019 ganti presiden. Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin meminta Bawaslu segera turun untuk mengusutnya.
"Bawaslu lah bekerja, memroses, mengecek keadaan itu. Ini untuk pendidikan politik kita ke depan. Bukan hanya karena yang diserang, tapi juga seandainya ketika ada cara-cara kami berkampanye melibatkan anak-anak juga harus tetep diperiksa oleh Bawaslu," ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, kepada wartawan, Senin (15/10/2018).
Karding mengingatkan seluruh pihak harus menghindari pelibatan anak-anak dalam politik praktis. Selain aturan kampanye, pelibatan anak-anak juga tidak diperkenankan dalam ketentuan soal perlindungan anak.
"Karena memang dilarang dan secara prinsip itu belum tepat untuk sekarang. Ada masa-masa mereka terlibat dalam politik praktis dan punya hak untuk itu," tutur Karding.
"Memang peraturan UU menyatakan bahwa tidak boleh menggunakan tempat-tempat pendidikan dan tempat ibadah untuk kampanye," imbuh anggota Komisi III DPR itu.
Karding pun menghargai Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang siap turun ke menyosialisasikan larangan-larangan pada kampanye. Kubu Prabowo-Sandiaga juga tidak setuju dengan video anak-anak sekolah ikut berkampanye itu.
"Saya tentu menghargai tim kampanye BPN kalau juga melarang dan termasuk tentu mendorong para timnya atau para pendukung, termasuk pendukung kami, untuk tidak bawa anak-anak ke politik praktis," sebut Karding.
Dalam video itu, tampak sekumpulan anak sekolah yang mengenakan seragam pramuka berteriak-teriak ganti presiden. Mereka berada di sebuah pelataran gedung, yang belum diketahui di mana lokasinya.
Terlihat pula beberapa orang dewasa. Salah satu di antaranya memimpin untuk memberikan aba-aba. Awalnya ia meminta anak-anak ini untuk meneriakkan takbir ke hadapan kamera. Kemudian pria tersebut mulai meneriakkan soal 2019 ganti presiden, yang diikuti oleh kumpulan anak-anak itu.
"Kalau lihat video tersebut, ini bukan murni dari anak-anak itu, lebih pada dimobilisasi. Mungkin gurunya atau mungkin koordinatornya di sana, jadi tidak tepatlah untuk itu," sebut Karding.
Sebelumnya diberitakan, jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade mengomentari video dan postingan yang viral tersebut. Pihaknya mengaku siap memberikan sosialisasi kepada para pendukungnya agar tidak melibatkan anak-anak dalam kampanye.
"Seandainya masih ada pendukung kami yang melakukan hal tersebut, kami akan terus menginformasikan larangan ini ke teman-teman pendukung," ucap Andre.
"Kami akan terus menyosialisasikan ke para pendukung soal aturan maupun larangan. Agar jangan ada lagi pelanggaran yang terjadi," imbuh politikus Gerindra itu.
"Bawaslu lah bekerja, memroses, mengecek keadaan itu. Ini untuk pendidikan politik kita ke depan. Bukan hanya karena yang diserang, tapi juga seandainya ketika ada cara-cara kami berkampanye melibatkan anak-anak juga harus tetep diperiksa oleh Bawaslu," ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, kepada wartawan, Senin (15/10/2018).
Karding mengingatkan seluruh pihak harus menghindari pelibatan anak-anak dalam politik praktis. Selain aturan kampanye, pelibatan anak-anak juga tidak diperkenankan dalam ketentuan soal perlindungan anak.
"Karena memang dilarang dan secara prinsip itu belum tepat untuk sekarang. Ada masa-masa mereka terlibat dalam politik praktis dan punya hak untuk itu," tutur Karding.
"Memang peraturan UU menyatakan bahwa tidak boleh menggunakan tempat-tempat pendidikan dan tempat ibadah untuk kampanye," imbuh anggota Komisi III DPR itu.
Karding pun menghargai Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang siap turun ke menyosialisasikan larangan-larangan pada kampanye. Kubu Prabowo-Sandiaga juga tidak setuju dengan video anak-anak sekolah ikut berkampanye itu.
"Saya tentu menghargai tim kampanye BPN kalau juga melarang dan termasuk tentu mendorong para timnya atau para pendukung, termasuk pendukung kami, untuk tidak bawa anak-anak ke politik praktis," sebut Karding.
Dalam video itu, tampak sekumpulan anak sekolah yang mengenakan seragam pramuka berteriak-teriak ganti presiden. Mereka berada di sebuah pelataran gedung, yang belum diketahui di mana lokasinya.
Terlihat pula beberapa orang dewasa. Salah satu di antaranya memimpin untuk memberikan aba-aba. Awalnya ia meminta anak-anak ini untuk meneriakkan takbir ke hadapan kamera. Kemudian pria tersebut mulai meneriakkan soal 2019 ganti presiden, yang diikuti oleh kumpulan anak-anak itu.
"Kalau lihat video tersebut, ini bukan murni dari anak-anak itu, lebih pada dimobilisasi. Mungkin gurunya atau mungkin koordinatornya di sana, jadi tidak tepatlah untuk itu," sebut Karding.
Sebelumnya diberitakan, jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade mengomentari video dan postingan yang viral tersebut. Pihaknya mengaku siap memberikan sosialisasi kepada para pendukungnya agar tidak melibatkan anak-anak dalam kampanye.
"Seandainya masih ada pendukung kami yang melakukan hal tersebut, kami akan terus menginformasikan larangan ini ke teman-teman pendukung," ucap Andre.
"Kami akan terus menyosialisasikan ke para pendukung soal aturan maupun larangan. Agar jangan ada lagi pelanggaran yang terjadi," imbuh politikus Gerindra itu.
https://news.detik.com/berita/d-4257...ganti-presiden
Komeng TS =
Biadap sekali ini pelakunya sampe perlu ngedoktrin bocah dengan politik praktis
Quote:
Buat yang penasaran sama videonya nih linknya
https://www.instagram.com/p/Bo5YPZeBDcW/
https://www.instagram.com/p/Bo5YPZeBDcW/
1
2.3K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan