Apa Kabarmu Pak Ma'ruf Amin, sosok yang elegant di umur yang sudah senja ini memang menjadi perhatian dari anak negeri yang sebentar lagi akan menghadapi pemilu di tahun 2019. Sebagai ketua MUI dan juga lama berkecimpung di bidang agama lewat jalur NU, bapak bersedia menjadi cawapres yang mendampingi Jokowi saat ini.



Banyak orang kaget hingga tak percaya seorang ulama lulusan dari ponpes Tebu Ireng ini bisa menjadi orang nomor 2 di Indonesia bila sang petahana sukses merebut kekuasaan kembali nantinya. Isu konflik tentang agama pun akhirnya mampu di redam oleh sang calon wapres, namun ada beberapa hal yang membuat miris ketika seorang tauladan bagi umat muslim di Indonesia bergoyang mengikuti irama gendang, dengan biduan yang berpakaian tak elok bila disaksikan mata mbah Amin yang sudah tak muda lagi.



Inilah karir politik yang harus dijalankan harus menekan ego sebagai ulama dan mengikuti arus para pendukung dari petahana yang memang terlihat doyan dengan hura-hura, andai saja diadakan deklarasi pengajian sembari shalawat di tengah kota nampaknya lebih elegant. Hal itu bisa menandakan berkat salah satu cawapres yang berasal dari ulama maka syiar Islam yang selalu dipegang kubu sebelah terbantahkan, karena sosok dari Bapak pun terbukti lebih manjur menjadi pilar politik Islam dari kubu yang lebih dekat dengan sosialis hingga politik praktis para ulama mulai bergairah di negeri ini.



Doaku untuk negeriku dan juga para pemimpin semoga negeri ini selalu aman dan tentram, termasuk Pak Amin yang bisa bijaksana menyikapi masalah yang terkadang dapat memicu perpecahan anak bangsa. Sebagai penasihat Presiden SBY sudah pasti apa yang akan dilakukan untuk negeri ini sudah ada langkahnya, ingatlah kekuasaan memang sangat menggoda tapi bila dakwah dengan berkuasa sangat bernilai harganya. Jangan takut untuk maju Pak Amin saatnya ulama bisa naik tahta, setidaknya ada keputusan yang sudah pasti berpihak kepada umat muslim di negara ini apakah banyak muslim yang menjadi sekuler atau sebaliknya kembali ke basic Qur'an dan Hadist itu adalah kerja keras Pak Amin nanti ketika duduk menjadi wakil di Istana.



Tapi di negara multikultural ini kebajikan dan kebijakan yang diambil setidaknya mengayomi seluruh anak bangsa dari sabang hingga merauke, tidak harus sama rata sama rasa tapi keadilan dan kemakmuran yang dinanti. Sebagai cawapres nanti banyak pihak yang ingin Pak Amin berperan aktif agar bisa dilihat dan bermanfaat bagi negeri ini, namun yang ditakutkan predikat ulama yang di emban Pak Amin hanya sebagai status saja dan Bapak menjadi boneka penghias istana.

Sanggupkah Pak Amin memajukan umat ? Monggo Pak kita ngeriung sembari serupuuttt kopi



c4punk@2018

Referensi, just opini

Disini