annisa2019Avatar border
TS
annisa2019
('digital archive') Pakar Memprediksi Jakarta akan Tenggelam di 2030. Jokowi Percaya!

Ilustrasi artis ketika Jakarta tenggelam ..

Sejumlah Ahli Memprediksi Jakarta Akan Tenggelam di 2030
Rabu, 28 Februari 2018 16:16


TRIBUNKALTIM.CO - Bencana yang paling sering menimpa wilayah Indonesia adalah banjir. ilansir Tribunwow.com dari Mata Najwa Rabu (28/2/2018), sejumlah ahli bahkan mengatakan jika Jakarta akan tenggelampada tahun 2030. Kalkulasi terburuk, pinggir pantai Jakarta bisa pindah ke Monas, Dukuh Atas, bahkan Semanggi.

Jakarta menjadi kota ke-7 di dunia yg paling rentan akan kenaikan permukaan laut.

Kondisi ini diperburuk dengan laju penurunan muka tanah yang mencapai 10 sentimeter hingga 12 sentimeter per tahun.
Menurut narasumber Pengamat Lingkungan dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali mengatakan latar belakang peristiwa ini lantaran air sungai yang tidak bisa mengalir ke laut.

Beberapa narusember lainnya menguatkan dengan bukti bahwa lebih tinggi laut dibanding daratannya.
Hal ini membuat warga beberapa kali harus meninggikan rumah karena air laut terus masuk ke rumahnya.

Jika hal ini terus terjadi, pengamat tersebut meramalkan 15-20 tahun lagi Jakarta akan tenggelam dan daratan Jakarta hanya tinggal separuh saja.

Pernyataan ini diperkuat oleh Kepala Pusat Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan.
"Soal tahun 2030, ancaman Jakarta akan tenggelam adalah ancaman yang nyata. Jadi itu memang sudah kita rasakan sejak sekarang.

Tentu saja yang dimaksud dengan tenggelam itu kan dalam arti dengan melihat laju kenaikan permukaan lautnya.
Beberapa wilayah tergenang secara permanen. Jadi, nanti mungkin kalau kita melihat katakan 60 sentimeter itu kenaikannya sampai jalan akses menuju Bandara".
http://kaltim.tribunnews.com/2018/02...ggelam-di-2030

Jakarta Diprediksi Akan Tenggelam Pada Tahun 2030, BMKG: Nyata!
Kamis, 1 Maret 2018 08:23



BANGKAPOS.COM - Beberapa waktu yang lalu, Najwa Shihab menggunggah video yang berjudul 'Jakarta Tenggelam', Selasa (27/2/2018). Dalam video tersebut berisi tentang penuturan beberapa ahli mengatakan jika Jakarta akan tenggelam pada tahun 2030.

Bahkan, Jakarta dinobatkan menjadi kota ke-7 di dunia yg paling rentan akan kenaikan permukaan laut.
Kondisi ini diperburuk dengan laju penurunan muka tanah yang mencapai 10 sentimeter hingga 12 sentimeter per tahun.

Menurut narasumber Pengamat Lingkungan dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali mengatakan latar belakang peristiwa ini lantaran air sungai yang tidak bisa mengalir ke laut.


Narasumber lain, Dodo Gunawan Kepala Pusat Perubahan Iklim BMKG, mengatakan bahwa Kota Jakarta tenggelam akan menjadi kenyataan.


"Nyata jadi itu memang sudah kita rasakan sejak sekarang. Tentu saja yang dimaksud dengan tenggelam itu kan dalam artian tadi. Dengan melihat laju kenaikan permukaan lautnya sekian', kata Dodo.


Dodo menambahkan beberapa wilayah akan mengalami tengenang secara permanen.


"Jadi, nanti mungkin kalau kita melihat katakan 60 sentimeter itu kenaikannya sampai jalan akses menuju Bandara". lanjutnya
Dalam video juga terlihat, beberapa narusember lainnya menguatkan dengan bukti bahwa lebih tinggi laut dibanding daratannya.


Hal ini membuat warga beberapa kali harus meninggikan rumah karena air laut terus masuk ke rumahnya.
Jika hal ini terus terjadi, pengamat tersebut meramalkan 15-20 tahun lagi Jakarta akan tenggelam dan daratan Jakarta hanya tinggal separuh saja.

http://bangka.tribunnews.com/2018/03...030-bmkg-nyata


Ilustrasi

The New York Times: 
10 Tahun Lagi Jakarta Tenggelam Jika... 
3/12/2017, 16:25 WIB 

Sekitar 40 persen wilayah di Jakarta sekarang berada di bawah permukaan laut. (The New York Times) 

JAKARTA, KOMPAS.com - Terjangan "tsunami" buatan manusia di ibu kota Indonesia, Jakarta, menjadi ancaman terdekat bagi keselamatan kota itu. The New York Times pada Kamis (21/12/2017) membeberkan bagaimana kota yang menjadi serbuan kaum urban itu menghadapi ancaman tenggelam oleh perubahan iklim. 

Dengan perubahan iklim, level Laut Jawa meningkat dan cuaca di Jakarta menjadi lebih ekstrem. Awal bulan ini, badai yang tidak normal secara singkat mengubah jalanan kota yang berpenduduk lebih dari 30 juta orang ini menjadi sungai. Salah satu pengamat cuaca, Irvan Pulungan, yang juga penasihat gubernur, mengkhawatirkan temperatur bisa naik beberapa derajat Celcius, dan level laut meningkat sekitar 91,4 cm di abad selanjutnya. 

Pemanasan global tidak hanya menjadi penyebab satu-satunya dalam sejarah panjang banjirnya Jakarta. Masalahnya, kota metropolitan itu memang sedang tenggelam. Jakarta tenggelam lebih cepat dibandingkan kota besar lainnya di dunia, sangat cepat, bahkan perubahan iklim yang menyebabkan laut naik, sehingga sungai terkadang mengalir ke hulu, hujan menyapu permukiman, dan bangunan perlahan lenyap seperti ditelan bumi. 

Penyebab utamanya, penduduk Jakarta menggali sumur-sumur ilegal sehingga tetes demi tetes mengaliri lapisan bawah tanah, tempat di mana kota itu berdiri, seperti layaknya menggemboskan bantalan di bawahnya. Sekitar 40 persen wilayah di Jakarta sekarang berada di bawah permukaan laut. Daerah pesisir seperti Muara Baru, juga telah tenggelam sekitar 4,26 meter dalam beberapa tahun terakhir. 

Pakar hidrologi menyatakan kota ini hanya memiliki satu dekade atau 10 tahun untuk menghentikan karamnya. Jika tidak, bagian utara Jakarta dengan jutaan penduduk akan berada di bawah air. 

Sumur ilegal

 Pengembang di Jakarta dan penduduk secara ilegal menggali sumur yang tak terhitung jumlahnya karena air pipa yang mengalirkan air ke lebih dari setengah penduduk Jakarta, harganya terlalu tinggi. Lapisan kulit bumi berpori yang dapat menahan air (akuifer) tidak dibenahi, meski hujan lebat dan luapan air sungai terus menimpa kawasan itu, karena lebih dari 97 persen wilayah Jakarta sudah tertutupi lapisan beton dan aspal. Memang selalu ada ketegangan antara kebutuhan mendesak dengan rencana jangka panjang. 

Masalah Jakarta sama seperti kisah kota besar yang terancam tenggelam lainnya, Mexico City, Meksiko. Kedua kota itu menghadapi masalah akuifer yang kering menyebabkan bebatuan dan sedimen membuat Jakarta bak sebuah kue dadar. Baca juga : Kendalikan Banjir Jakarta, Dua Bendungan Dibangun Untuk mencegah karamnya, Jakarta harus menghentikan penggalian sumur, yang berarti pemerintah mesti menyediakan pasokan air bersih bagi penduduk, membersihkan saluran air, dan membenahi saluran pembuangan. Aksi lainnya yang perlu dilakukan seperti pembersihan kanal dan sungai yang tercemar pabrik dengan bahan-bahan kimia. 

Janjaap Brinkman, ahli hidrologi yang telah mempelajari Jakarta selama puluhan tahun untuk lembaga riset di bidang air dan bawah permukaan air yang berpusat di Delft dan Ultrecht, Belanda, mengatakan proyek ambisius Giant Sea Wall atau tanggul raksasa dibangun tinggi untuk menahan naiknya air laut. Namun dengan tingkat penurunan tanah seperti saat ini, tanggul raksasa bisa berada di bawah laut pada 2030. 

"Jika tanggul ini rusak, tidak ada yang menahan Laut Jawa," katanya. Pengamat cuaca setempat, Ardhasena Sopalheluwakan, berpendapat pembangunan tanggul raksasa tidak diperlukan, melainkan membawa Jakarta Utara ke alam dengan membangun hutan mangrove dan peremajaan waduk, termasuk beberapa yang dibangun pada Jakarta tempo dulu. 

Banjir di kawasan bundaran air mancur di samping Patung Arjuna Wiwaha, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (9/2/2015). Curah hujan yang tinggi mengakibatkan sejumlah tempat di ibu kota terendam banjir. KOMPAS / LASTI KURNIA(KOMPAS / LASTI KURNIA)
Source:
https://internasional.kompas.com/rea...tenggelam-jika


Ilustrasi

Jokowi: 2030, Jakarta Tenggelam!
Rabu 27 April 2016 14:14 WIB



JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas dengan para menterinya yang bertemakan 'Reklamasi Jakarta (National Capital Integrated Coastal Development)'.


Dalam pengantarnya, Jokowi mengatakan akan membicarakan masalah Jakarta dan sekitarnya. Sebagai ibu kota negara, kata dia, DKI harus memiliki ketahanan dan daya dukung lingkungan yang sustained serta berkelanjutan, baik dalam penyediaan kualitas air bersih maupun air minum, juga mitigasi, penurunan permukaan tanah, pengelolaan air limbah, revitalisasi sungai, dan banjir.

Jokowi mengungkapkan sudah mendapat data jika penurunan muka tanah di DKI sangat mengkhawatirkan, yaitu 7,5 sampai 12 sentimeter (cm). Bahkan kata dia pada 2030 Jakarta akan tenggelam.

"Diperkirakan seluruh Jakarta Utara di bawah permukaan laut pada 2030. Akibatnya saat tersebut 13 sungai yang melewati Jakarta tidak bisa alirkan airnya ke Teluk Jakarta," ujar Jokowi di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (27/4/2016).

Oleh karena itu, lanjut Jokowi, pengendalian sumber daya air dan lingkungan di Ibu Kota harus dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dari hulu sampai hilir. Pembangunan pesisir ibu kota negara atau national capital integrated coastal development (NCICD) yang sudah digagas cukup lama ini akan menjadi sebuah jawaban untuk Jakarta.


"Jadi jangan dipersempit yang berkaitan dengan reklamasi Jakarta, dan pada sore hari ini kita tidak berbicara masalah hukum yang berkaitan dengan reklamasi, meskipun di sini kita undang KPK," katanya. 
Oleh karena itu, kata Jokowi, kita harus bicarakan hal-hal strategis yang besar visioner ke depan untuk mengantisipasi yang akan terjadi pada 2030.

"Kemarin saat saya berkunjung ke belanda, saya fokus melihat Belanda terkait pengelolaan air, termasuk water supply, sanitasi, dan yang lainnya. Nantinya yang berkaitan pengembangan pelabuhan, pengembangan bandara, jalan tol, perumahan, sistem transportasi massal betul-betul harus terintegrasi dengan baik," pungkasnya.

https://news.okezone.com/read/2016/0...arta-tenggelam


Hampir Separuh Wilayah Jakarta Bakal Tenggelam di 2050
Kamis, 26 Desember 2013 08:48 WIB


Prediksi kondisi permukaan tanah Jakarta pada 2050 mendatang. Dengan asumsi penurunan muka tanah dan kenaikan muka laut rata-rata 6 milimeter per tahun, ada 12,1 persen wilayah DKI Jakarta berada di bawah permukaan laut tahun 2012. Luas wilayah yang turun hingga lebih rendah daripada muka laut akan bertambah menjadi 20,5 persen tahun 2025 dan 32,5 persen tahun 2050. Tanpa langkah revolusioner, prediksi itu tinggal menunggu waktu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahukah Anda, di balik limpahan air 6,5 miliar meter kubik per tahun di Jakarta, hanya 3,3 persen yang bisa dikelola. Sebanyak 96,7 persen produksi air bersih Jakarta dipenuhi dari wilayah tetangga, yaitu Waduk Ir H Djuanda yang membendung Sungai Citarum di Purwakarta, Jawa Barat, dan suplai dari Kabupaten Tangerang.


Walaupun mendapat pasokan dari luar wilayah, kebutuhan air bersih dari perpipaan masih jauh dari cukup. Dewan Sumber Daya Air DKI Jakarta mencatat kebutuhan air bersih DKI Jakarta sekitar 1 miliar meter kubik per tahun.


Dari jumlah itu, 370 juta meter kubik di antaranya dipasok perusahaan air minum melalui jaringan pipa dan sekitar 630 juta meter kubik dari air tanah.


Adapun cakupan layanan air bersih melalui pipa saat ini baru 870.000 sambungan yang menjangkau sekitar 45 persen target. Sementara tingkat kehilangan air jaringan pipa masih tinggi, yakni 43 persen dari total suplai.

Angka ini belum termasuk air yang dicuri dari jaringan pipa seperti yang ditemukan operator PT Aetra Air pertengahan September 2013 di pertemuan Jalan Yos Sudarso dan Jalan Enggano, Jakarta Utara.


Kenyataan tersebut berdampak serius pada persoalan lingkungan. Harap maklum, separuh lebih dari 10,1 juta jiwa warga Jakarta mengonsumsi air tanah dangkal ataupun dalam. Tak hanya sektor rumah tangga, penyedotan dalam skala lebih besar dilakukan pelaku usaha, baik legal maupun ilegal.


Berdasarkan data Indonesia Water Institute, jumlah sumur pantek yang ada di Jakarta bertambah dari 3.788 tahun 2007 menjadi 4.101 tahun 2009. Adapun volume pemakaiannya mencapai 22,3 juta meter kubik tahun 2007 dan 18,9 juta meter kubik tahun 2009. Tren yang sama terjadi pada tahun-tahun berikutnya.

Dampak penyedotan air tanah ini adalah keroposnya struktur tanah. Itu sebabnya laju penurunan muka tanah akan semakin cepat dan bukan mustahil sebagian wilayah Jakarta akan tenggelam.


Prediksi ini tidak main-main. Dengan asumsi penurunan muka tanah dan kenaikan muka laut rata-rata 6 milimeter per tahun, ada 12,1 persen wilayah DKI Jakarta berada di bawah permukaan laut tahun 2012. Luas wilayah yang turun hingga lebih rendah daripada muka laut akan bertambah menjadi 20,5 persen tahun 2025 dan 32,5 persen tahun 2050. Tanpa langkah revolusioner, prediksi itu tinggal menunggu waktu.

http://m.tribunnews.com/metropolitan/2013/12/26/hampir-separuh-wilayah-jakarta-bakal-tenggelam-di-2050

-------------------------------

Jakarta ... antara Fakta dam Perkiraan ke Depan yang mengenaskan akibat bencana ditenggelam Banjir dan air laut!







Mudah-mudahan 2030 aman-aman saja ... kalo nggak, betullah ramalan Prabowo bahwa Indonesia akan hilang  lenyap di tahun 2030 itu menjadi kenyataan. Tapi bukan akibat perang, melainkan bencana banjir dan naiknya permukaan air laut. Sebab bila ibukota lenyap akibat bencana, maka bukankah bisa hilang pulang negeri dan bangsa itu?

emoticon-No Hope
Diubah oleh annisa2019 13-10-2018 02:55
-1
2.1K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan