Kaskus

News

naniharyono2018Avatar border
TS
naniharyono2018
("digital archive 2014") Apakah Jokowi Sedang Didera Janji dan Sumpahnya?
Apakah Jokowi Sedang Didera Janji dan Sumpahnya?
Minggu, 10 Jul 2016 - 15:30

("digital archive 2014") Apakah Jokowi Sedang Didera Janji dan Sumpahnya?

Dengan gaya sesumbar Joko Widodo alias Jokowi pernah menyatakan di salah satu stasiun tv swasta, bahwa jika Jokowi dan tim suksesnya melakukan Pilpres 2014 dengan cara curang, maka Jokowi dan pendukung saya siap di azab Allah.

Atau seperti yang di rilis pada blog Kabar Pengamat (8/14) bahwa Pak Jokowi pernah berkata di Metro TV…  
Jika saya duduk jadi Presiden dengan hasil kecurangan-kecurangan, maka saya dan pendukung saya akan kena Azab dari Allah !!!”

Jokowi sedang berdoa terkait meminta Azab Allah swt jika melakukan kecurangan pada Pilpres 2014. Jika dicermati dari perkataan Jokowi, seolah tidak ada perbuatan Jokowi dan timsesnya yang melanggar ketentuan dalam Pilpres 2014. Artinya Jokowi dan tim suksesnya melakukan semuanya dengan cara jujur, santun, tuntuk pada konstitusi yang ada. Makanya ia pun “berani” mengatakan pekataan tersebut.
("digital archive 2014") Apakah Jokowi Sedang Didera Janji dan Sumpahnya?
Yang jadi masalah adalah, apakah Jokowi bisa atau dapat dipercaya? Ini dia masalahnya, disamping rakyat banyak temukan kecurangan pilpres 2014, Jokowi pun bukanlah orang yang jujur dalam berkata dan santun dalam bersikap. Jadi apapun yang mau dikatakan Jokowi, rakyat tidak bisa langsung percaya. Dan sikap apatis rakyat kepada Jokowi bukan tanpa alasan yang kuat, rakyat sudah punya pengalaman di-tipu-lah, makanya rakyat tidak percaya lagi dengan sosok Jokowi. 

Nah, singkatnya atau sepertinya, azab Ilahi yang diinginkan Jokowi itu sudah mulai berdatangan, tapi belum tertuju kepada Jokowi, masih pendukungnya saja. Mungkin azabnya ini bisa dalam bentuk terlihat dan diketahui publik atau yang tersembunyi.

1) Seperti Hendropriyono yang sudah sakit dan masuk rumah sakit selama hampir seminggu, walau sudah pulang kerumah, sampai tulisan ini di muat (24/9/14), Hendro masih belum sembuh dan masih berada di rumah saja.  Yang anehnya lagi, ternyata Jokowi sebagai murid Hendro tidak mengetahui perihal Hendro masuk rumah sakit, padahal sudah 3 hari berjalan. Murid macam apa ini? Nasibmulah ..Ndro..ndro.. 

Hal ini bisa dikategorikan sebagai musibah/azab atau bukan?#mikir. Isyarat tidak tahunya Jokowi atas sakit yang di alami Hendro apakah pertanda perpecahan di koalisi Jokowi-JK pun seperti bisa di duga. Ditambah lagi tidak kelihatan pendukung atau tim transisi yang juga jenguk Hendro (media tidak ada yg meliput). Jika dugaan ini benar, hal tersebut dapat diklasifikasikan sebagai azab yang tersembunyi, tapi mulai kelihatan.

2) Menurut data ICW ada 3 orang politisi PDIP yang terancam batal di lantik di senayan menjadi anggota DPR RI, karena sudah menjadi tersangka korupsi. Sementara ada data lain yang menyatakan 2 orang saja. Terlepas dari perbedaan tersebut, ini adalah musibah yang juga melanda kepada pendukung Jokowi. Kita bisa bayangkan, sudah berapa uang, tenaga, waktu, pikiran di curahkan untuk menang dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 yang di korban, dan ketika sudah menang, namun terancam untuk dilantik. Bukankah ini yang dinamakan musibah. (Baca, Kader PDIP terancam dilantik di DPR).

3) Lain lagi dengan kader PDIP yang satu ini. Dimana Eko Yulianto Nugroho, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul periode 2009-2014 yang diringkus aparat kepolisian Senin (15/9/2014) telah menjalani pemeriksaan tes urine, seperti dilansir Islamedia. Hasilnya, Eko yang merupakan mantan Ketua Komisi A DPRD Bantul itu positif memakai narkoba jenis sabu. Padahal ia baru dilantik, tapi karena pecandu narkoba maka diringkus Polisi.

Alamak, selain sebagai partai juara korupsi, PDIP juga di isi oleh politisi pecandu narkoba? Inikah keberhasilan Megawati selama 10 tahun menjadi Ketua Umum PDIP?
source


("digital archive 2014") Apakah Jokowi Sedang Didera Janji dan Sumpahnya?
Source: https://twitter.com/utamaraja/status...46512293421056

Sebelum Wafat, Husni Kamil Bilang: “Allah Telah Mendengarkan Doa Jokowi”, Netizen: “Doa Yang Inikah?”
Rabu, 3 Juli 2016 12:00 WIB


Eramuslim.com – Banyak orang yang masih menganggap meninggalnya Ketua KPU Husni Kamil Manik sebagai sebuah misteri, terutama soal dugaan meninggal karena diracun.

Namun bagi Mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Ryaas Rasyid, ada satu pernyataan Husni Kamil beberapa jam sebelum meninggal yang membuatnya bertanya-tanya.

Ryaas Rasyid merupakan salah seorang yang menemui almarhum Husni Kamil Manik beberapa jam sebelum meninggal. Ia menjenguk almarhum sekitar jam 18.30 WIB, Kamis (7/7/2016) di RS Pusat Pertamina. Yang berarti sekitar dua jam sebelum almarhum meninggal.


("digital archive 2014") Apakah Jokowi Sedang Didera Janji dan Sumpahnya?

Menurut Ryaas, kondisi Husni di ICU saat itu tergolong normal untuk orang sakit. Husni duduk bersandar di tempat tidur, tanpa infus dan tanpa bantuan pernapasan. Bahkan mereka sempat bercakap-cakap. Kondisi Husni saat itu, menurutnya, tidak menunjukkan ia akan meninggal.

“Saya bilang insya Allah bapak sehat. Saat saya pamit, salam saya pun dijawab. Memang ibunya bilang ke saya, tolong doakan. Saya terus diam dan berdoa dalam hati lalu pamit. Satu-satunya yang terasa lain adalah saat saya berdoa itu saya merasa akan menangis. Lalu saya tahan. Itu saja. Benar-benar misteri hidup dan mati itu,” kata Ryaas seperti dikutip JPNN.

Yang membuat Ryaas masih bertanya-tanya adalah pernyataan Husni saat itu. “Apa maksudnya pernyataan dia ‘Allah telah mendengarkan doa Jokowi’?” kata Ryaas.

("digital archive 2014") Apakah Jokowi Sedang Didera Janji dan Sumpahnya?

Menanggapi berita tersebut, sebagian netizen mengingatkan doa Jokowi terkait dengan hasil pemilu. “Do’a yang ini kah?” kata Susy Wardoyo mengomentari berita yang dibagikan Ali Mochtar Ngabalin itu sembari menyertakan foto Jokowi sedang berdoa: “Jika saya duduk jadi Presiden dengan hasil kecurangan-kecurangan maka saya dan pendukung saya akan kena azab dari Allah”.

Netizen yang lain menghubungkan doa “azab” ini dengan banyaknya musibah yang terjadi mulai dari menumpuknya hutang luar negeri hingga meninggalnya 12 pemudik setelah terjebak macet di Brexit (Brebes Exit). 
https://www.eramuslim.com/berita/nasional/sebelum-wafat-husni-kamil-bilang-allah-telah-mendengarkan-doa-jokowi-netizen-doa-yang-inikah.htm

-------------------------

("digital archive 2014") Apakah Jokowi Sedang Didera Janji dan Sumpahnya?

Hati-Hatilah Dalam Berkata, Karena Sebagian Dari Perkataan akan menjadi Doa

Sesungguhnya perkataan manusia akan menjadi doa dan diaminkan oleh para malaikat. Maka, berhati-hatilah dalam berkata-kata.  Hal ini telah disiratkan di dalam al-Qur’an, ketika mengisahkan Yusuf as.
 
Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka…” (Q.S: Yusuf: 33)
Maka Rabb memperkenankan doa Yusuf…” (Q.S: Yusuf: 34)
 
Lalu terjadilah sebab-sebabnya dengan kehendak Allah:
 Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai suatu waktu (Q.S: Yusuf: 35)
 
Maka dipenjaralah Nabi Yusuf as selama beberapa waktu yang ternyata itu memberikannya hikmah luar biasa (menjadi orang kepercayaan raja dan menjadi penguasa di Mesir; lihat kisahnya di Surat Yusuf).
 
Sudah banyak sekali terbukti bahwa perkataan akan terwujud, karena dia menjadi doa. Ketika diucapkan, pas diaminkan oleh para malaikat, pas waktu yang mustajab, dan sebagainya, dengan kehendak Allah, maka perkataan itu menjadi terwujud. Bagaimana jika perkataan itu kurang baik?
 
Dari 3 ayat tersebut juga tampak jelas proses/urut-urutan terjadinya sesuatu tsb:
 1) Perkataan manusia
2) Allah memperkenankan
3) Terjadilah sebab-sebabnya yg akan menjadikan hal itu terwujud.
 
Kadangkala manusia hanya memperhatikan poin ke-3 saja. Sebab-sebabnya saja. Seolah-olah tidak ada campur tangan Allah dalam kejadian tsb. Padahal ada faktor-faktor lain yang mendahuluinya. Hal inilah yang menjadikan manusia kufur, bahkan mengingkari keberadaan Allah. Demikian juga orang yg menjadikan ilmu pengetahuan sebagai agamanya, atau logika sebagai tuhannya. Mereka hanya melihat apa-apa yang zhahir saja, tidak dapat melihat dengan hikmah dan dengan ilmu, dengan bashirah.
 
Allah ketika menjadikan sesuatu, Ia akan menurunkan/mendatangkan sebab-sebabnya. Misal, ketika Maryam hendak melahirkan Nabi Isa as, maka Allah menyuruh:
 “Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu (Q.S: Maryam: 25)
 
Allah Maha Berkuasa untuk memudahkan proses kelahiran Nabi Isa as, atau utk memberi Maryam makanan pada saat itu, namun Allah ingin ada sebab, ada usaha dari diri Maryam, yaitu menggoyangkan pangkal pohon kurma. Ketika seseorang sakit, Allah menurunkan obatnya yang harus manusia minum, cari, bahkan teliti, walau kadang Allah menyembuhkannya secara langsung seperti mukjizat.

Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no. 6477 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 2988 dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda.

Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat

Masalah ini disebutkan pula di akhir hadits yang berisi wasiat Nabi kepada Muadz yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 2616 yang sekaligus dia komentari sebagai hadits yang hasan shahih. Dalam hadits tersebut Rasulullah bersabda.
Bukankah tidak ada yang menjerumuskan orang ke dalam neraka selain buah lisannya ?

Perkataan Nabi di atas adalah sebagai jawaban atas pertanyaan Mu’adz.
Wahai Nabi Allah, apakah kita kelak akan dihisab atas apa yang kita katakan ?
 
Demikianlah, banyak sekali hikmah dan pengetahuan dari al-Qur’an, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.
Wallahu a'lam!




Diubah oleh naniharyono2018 11-10-2018 08:40
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
6.2K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan