Budaya Bermain Layangan Tertua Ternyata Ada Di Indonesia Loh!
TS
dellesology
Budaya Bermain Layangan Tertua Ternyata Ada Di Indonesia Loh!
Hello GanSis ketemu lagi di Thread ane kali ini
Kali ini ane mau bagiin info yang semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita sebagai bangsa Indonesia untuk lebih mencintai Indonesia dan kali ini datang dari tanah Sulawesi. Loh ada apa nih di Pulau Sulawesi? Ternyata Sulawesi menyimpan misteri dan sejarah peradaban yang bisa di bilang peradaban tertua di Indonesia dan di Dunia, Apa Itu?
So!!! Jadi sesuai dengan judul yang sudah tertera ternyata di Sulawesi Tenggara ternyata terdapat Budaya Bermain Layangan Tertua lebih tua dari peradaban bermain layangan yang di Klaim Tiongkok yang mencapai 2800 Abad yang lalu, kira-kira GanSis penasaran ga nih daerah mana sih yang menunjukkan bahwa leluhur kita dulu sudah maju tak kalah dengan peradaban di zaman dulu cek infonya di bawah ini yah GanSis.....
Spoiler for Wuna Sulawesi Tenggara Tempat Budaya Bermain Layangan Di Temukan:
Ilustrasi Kaghati Kolope di Gua Sugi Patani Wuna yang merupakan lukisan purba yang mengganmbarkan kehidupan masyarakat zaman dahulu dan bukti bahwa 4000-10000 tahun yang lalu kebudayaan bermain layangan dimulai dari Wuna. (Sumber: google.com).
Wuna atau bisa disebut Muna, terletak di Sulawesi Tenggara berdekatan dengan Buton, Wuna adalah nama Kerajaan yang termahsyur pada abadnya dulu di dirikan tahun 1371 hingga 1956, Kerajaan Wuna saat itu kerajaan terbesar yang beribukota Katano Wuna dengan Raja pertamanya La Elli alias Baidhuldhamani gelar Bheteno ne Tombula Alias Remang Rilangiq yang menikah dengan Watandriabeng adik sawerigading (Epic I lagaligo). Nah Tahukah GanSis ternyata kebudayaan yang sempat di Klaim Tiongkok dengan budaya bermain layangan tertua yang di klaim berusia 2800 abad yang lalu di bantahkan oleh penemuan yang cukup mengejutkan, tahun 1997 seorang peneliti bernama Bieck berkunjung ke Pulau Muna untuk melakukan penelisikan lebih dalam mengenai kaghati kolope(nama Layangan tertua di Muna).
Di Muna, ia menemukan fakta menarik yang bisa membantah teori dan sejarah budaya tradisi bermain layang-layangan yang di pegang oleh Tiongkok. Menurut Bieck tradisi permainan layang-layang ternyata telah dikenal oleh Suku Muna sejak ribuan tahun yang lalu yang dikira-kira berusia lebih tua dari budaya bermain layang-layang yang sempat di sematkan kepada Tiongkok. Fakta ini terekam oleh sebuah lukisan prasejarah di dinding Gua Sugi Patani yang terletak di Desa Liang Koburi, Kecamatan Lohia. Lukisan tersebut menggambarkan orang yang sedang bermain layang-layang di dekat pohon kelapa.
Spoiler for Kaghati Kolope, Layangan Tertua Suku Wuna:
Inilah Kaghati Kolopelayangan suku Wuna yang bisa di bilang layangan tertua dari budaya bermain layangan yang masih dilestarikan masyarakat Wuna hingga saat ini. (Sumber: google.com)
Kaghati Kolope merupakan nama yang disebutkan suku Wuna untuk nama layangan mereka. Menurut Bieck bisa di simpulkan budaya bermain layangan di Wuna Sulawesi Tenggara ini jauh lebih tua ketimbang budaya bermain layangan di Tiongkok yang diperkirakan dari penemuannya di Gua Sugi Patani berusia 4.000-10.000 tahun hal ini di temukan Bieck melalui lukisan yang ada di dinding Gua yang rata-rata umurnya 4.000- 10.000 tahun yang lalu. Wow bearti GanSis bisa di simpulkan yah bahwa nenek moyang dari Suku Wuna/Muna ini dan sekaligus leluhur Indonesia mempunyai peradaban yang tidak kalah maju seperti budaya-budaya di dunia, bahkan jika ada penelitian lebih lanjut bukan tidak mungkin Kaghati Kolope bisa menjadi budaya bermain layangan pertama di dunia.
Kaghati Kolope sendiri atau layangan Suku Muna ini dibuat oleh masyarakat di Pulau Muna menggunakan bahan dasar alami, seperti daun Kolope (daun Gadung) yang dikeringkan dan pada bagian ujung-ujungnya dipotong, kemudian satu persatu disulam dengan menggunakan lidi yang terbuat dari bambu. Sedangkan tali layang-layangnya sendiri dibuat dari serat nanas hutan yang banyak ditemukan di pulau tersebut, bisa dibilang layangan ini sangan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di wilayah Wuna. Namun jangan salah GanSis walaupun terbuat dari bahan alami namun layangan Wuna atau Kaghati Kolope ini sering memenangan juara layang-layang baik nasional maupun International dan juga ternyata menurut orang-orang Wuna bermain layangan dilakukan saat bertani untuk menghilangkan kejenuhan pada saat itu.
Ok itu dia GanSis itu dia sedikit info yang bisa ane sajikan dalam thread kali ini semoga tulisan ane bermanfaat dan membuka wawacan GanSis dan ane juga agar selalu tahu bahwa negeri ini negeri besar dengan peradaban yang bisa dibilang tidak kalah dengan peradaban didunia lainnya sayang hal ini belum bisa dibuktikan karena masih kurang peran pemerintah dan masyarakat untuk menjaga dan meneliti lebih lanjut kebenaran yang ada, karena sebuah bangsa yang besar dia bisa menghargai pahlawan dan sejarah negerinya sendiri.
Sebelum benar-benar berakhir GanSis bisa mampir ke Thread ane yang lain dan sebelum berakhir ane minta doa dari GanSis yang membaca thread ini untuk berdoa sejenak di setiap ibadah GanSis agar saudara kita yang terdampak di Palu dan Donggala cepat pulih dan negeri ini di jauhkan dari bencana yang terus terjadi akhir-akhir ini.