- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Inspirasi dan kesetaraan dalam Asian Para Games


TS
BeritagarID
Inspirasi dan kesetaraan dalam Asian Para Games

Ilustrasi: Disabilitas bukanlah kekurangan.
“Melalui Asian Para Games 2018 ini, kita ingin merayakan persaudaraan, menunjukkan kegigihan dan prestasi, serta kita ingin menjunjung tinggi kemanusiaan.”
Itulah penggalan pidato Presiden Joko "Jokowi" Widodo saat membuka Asian Para Games 2018, di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (6/10/2018).
Sebanyak 2.831 atlet dari 43 negara berpartisipasi dalam kompetisi bagi para penyandang disabilitas ini. Jumlah atlet yang berlaga jauh lebih banyak dibanding dua Asian Para Games sebelumnya, di Guangzhou tahun 2010 dan di Incheon pada 2014. Asian Para Games 2018, akan berlangsung 8-16 Oktober mendatang.
Secara keseluruhan kali ini ada 531 nomor pertandingan di 18 cabang olahraga yang dipertandingkan. Sedang jumlah ofisial lebih dari 1.900 orang. Sebanyak 8.000 sukarelawan, 5.000 pekerja lapangan dan ratusan tenaga medis. Peristiwa ini dikabarkan oleh 5.000 wartawan dari lebih 1.000 media.
Asian Para Games merupakan panggung bagi atlet penyandang disabilitas yang perjuangannya melampaui keterbatasan, bisa menjadi inspirasi bangsa-bangsa di Asia. Dengan keterbatasan yang ada, mereka bisa meraih prestasi melewati keterbatasannya. Dan itulah inspirasi yang luar biasa untuk semua orang.
Namun sesungguhnya Asian Para Games bukan sekadar urusan menang kalah dalam pertandingan olah raga, berkompetisi secara sehat dan menjunjung semangat positif bagi penyandang disabilitas. Yang juga penting adalah membuka kesempatan mempersatukan Asia, dan mendukung kesetaraan sosial untuk mereka.
Dengan slogan ”The Inspiring Spirit and Energy of Asia”, perhelatan ini memang, menyampaikan inspirasi kesetaraan dan kesempatan yang sama bagi siapa pun tak terkecuali para penyandang disabilitas. Tidak membedakan bangsa, agama, ideologi, dan aliran politik.
Penampakan ornamen Candi Borobudur dalam balutan cahaya dalam pembukaan, menyiratkan makna konkret tujuan hajatan besar itu. Relief Candi Borobudur selama ini memang dikenal menyimpan cerita abadi tentang harmoni kehidupan warga penyandang disabilitas dan nondisabilitas.
Pesan yang disampaikan dalam pembukaan menunjukkan bahwa disabilitas, bukanlah kekurangan. Secara simbolik hal itu dilakukan ketika dari atas panggung Presiden Jokowi, bersama Bulan yang duduk di kursi roda, dan Abdul Hamid, atlet panahan Paralimpiade, memanah menghancurkan susunan huruf DIS dari kata disability.
Setelah tiga huruf DIS hancur, tersisa kata ability. Tepuk tangan penonton dan teriakan salut pun bergemuruh di stadion GBK.
Hakikatnya penyandang disabilitas, adalah warga negara, warga dunia yang memiliki kesamaan hak dan kewajiban seperti halnya nondisabilitas. Namun kita masih sering melihat di sana sini adanya diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.
Saat ini di Indonesia, setidaknya ada 25 juta penyandang disabilitas. Sebagian besar dari mereka masih kesulitan untuk mandiri karena aksesibilitas yang belum terpenuhi. Bahkan sebagian lainnya malah ada yang masih terkurung oleh stigma negatif oleh masyarakat di sekelilingnya.
Kita tentu berharap Asian Para Games dapat mengubah paradigma dan sikap masyarakat juga pemerintah terhadap penyandang disabilitas. Bahkan bisa menjadi inspirasi untuk negeri yang lain.
Indonesia yang masih dalam atmosfer sukses penyelenggaraan dan prestasi Asian Games 2018, berpotensi untuk menggaungkan kesetaraan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas di Asia.
Mengutip pendapat Presiden Komite Paralimpiade Asia (APC) di Harian Kompas, ”Indonesia mempunyai daya tarik besar. Diharapkan Indonesia bisa memberikan dampak dan semangat disabilitas bagi kaum muda. Tidak ada batasan untuk apa yang bisa diraih,”
Jakarta sebagai tuan rumah Asian Para Games, telah berusaha keras membangun kesetaraan tersebut dengan memberikan aksesibilitas kepada para penyandang disabilitas.
Dari 318 jembatan penyeberangan (JPO) yang ada di Jakarta, sebanyak 165 JPO sudah dilengkapi bidang miring. Selain itu trotoar sepanjang 24 km yang diperlebar dan diberikan guidance block (garis pemandu), yang ramah disabilitas. Apa yang dilakukan Jakarta, sudah barang tentu harus diikuti oleh kota-kota yang lain.
Indonesia juga bisa menunjukkan bahwa di negeri ini ada penyandang disabilitas yang memiliki prestasi luar biasa. Sabar Gorky salah satunya. Ia adalah pendaki gunung berkaki satu yang sudah menaklukkan puncak Kilimanjaro di Tanzania (5.895 mdpl), Elbrus di Rusia (5.642 mdpl), dan Cartenz di Papua (4.884 mdpl).
Dalam Asian Para Games, ia ditugasi memanjat tiang kapal Para-nisi untuk mengibarkan layar yang memperlihatkan logo Komite Paralimpiade Asia.
Indonesia juga memiliki Suryo Nugroho (23), atlet bulu tangkis Paralimpiade Indonesia dengan klasifikasi SU-5 (keterbatasan tubuh atas), yang juara dunia bulu tangkis Paralimpiade 2017. Ia juga pelanggan medali emas Asian Para Games dan ASEAN Para Games sejak 2010.
Prestasi Sabar dan Suryo adalah inspirasi untuk semua orang. Keduanya telah berjuang di luar keterbatasannya.
Asian Para Games 2018 kali ini bisa dijadikan momentum untuk menunjukkan kepada dunia, setidaknya Asia, bahwa Indonesia ramah terhadap penyandang disabilitas. Sebagai bangsa Indonesia juga menghargai perbedaan dan membuka akses kesetaraan untuk mereka, tanpa diskriminasi.

Sumber : https://beritagar.id/artikel/editori...ian-para-games
---
Baca juga dari kategori EDITORIAL :
-

-

-



anasabila memberi reputasi
1
338
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan