BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Kenaikan harga BBM jadi solusi selamatkan cadangan devisa

Petugas melayani pengendara yang mengisi BBM di SPBU Pertamina, Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/9/2018).
Posisi cadangan devisa Indonesia terus menurun akibat upaya stabilisasi Bank Indonesia terhadap nilai rupiah yang tak henti melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Per September 2018, bank sentral mencatat posisi cadangan devisa mencapai 114,8 miliar dolar, turun 3,1 miliar dolar dari posisi Agustus yang mencapai 117,9 miliar dolar.

Cadangan devisa digunakan oleh BI untuk menahan liarnya pelemahan nilai tukar rupiah yang akhirnya mencapai titik terendah sejak krisis moneter 1998. Saat ini rupiah telah menembus Rp15.000 per dolar AS.

Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, menjelaskan penguatan dolar yang bersamaan dengan pelebaran defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) memaksa BI untuk melakukan intervensi. Hal ini dilakukan untuk membuat rupiah tidak makin jatuh dalam menghadapi tekanan saat ini.

Ia menyebut kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai obat ampuh untuk menahan pelemahan rupiah. Dia menerangkan, kebijakan tersebut bisa langsung menekan defisit transaksi berjalan yang disebabkan oleh tingginya impor minyak dan gas (migas).

"Karena itu yang paling cepat. Sumber impor yang paling besar itu adalah migas," ujar Chatib dilansir dari detikFinance, Senin (8/10/2018).

Chatib juga menjelaskan, selama masih ada subsidi maka CAD akan terus membengkak dan mata uang rupiah akan terus melemah. Harga BBM yang murah akan mendorong masyarakat lebih banyak mengonsumsi BBM dan secara langsung meningkatkan impor.

"Jadi cara solusinya adalah menurunkan konsumsi BBM. Kalau mau ngurangi konsumsi bagaimana? Harganya harus dinaikkan (cabut subsidi). Kalau harganya dinaikkan demand akan alami penurunan," ungkap dia.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor migas pada Mei 2018 lalu merupakan impor tertinggi sejak 2015. Impor tinggi ini menjadi penyumbang besar pada defisitnya neraca perdagangan Indonesia di periode tersebut. Pada periode Mei 2018 impor migas tercatat sebesar 2,81 miliar dolar atau setara Rp40,42 triliun.

Ekonom Bahana Sekuritas, Putera Satria Sambijantoro, mengatakan delapan bulan berturut-turut cadangan devisa telah terkuras 15,4 miliar dolar atau 11,9 persen.

Ia mengatakan bank sentral tidak punya pilihan lain selain melakukan intervensi untuk menstabilkan rupiah. Sebab kenaikan harga minyak akan membuat defisit perdagangan makin bengkak dan memukul kurs.

Ketika harga minyak naik, depresiasi nilai tukar akan memperlebar defisit neraca migas. Akibatnya, rupiah akan terjebak dalam siklus pelemahan yang lebih parah lagi.

Satria berharap Kementerian Keuangan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa mengambil terobosan yang dapat mendorong produsen minyak meningkatkan hasil produksinya dan menekan defisit neraca migas.

"Atau mengeluarkan kebijakan yang mendorong eksportir menyimpan DHE di dalam negeri dan meningkat cadangan devisa," ujar Satria dalam rilis yang diterima.

Dia menekankan rupiah yang tertekan menjadi masalah yang membutuhkan lebih dari sekadar kebijakan moneter.

BI diperkirakan tetap agresif melakukan intervensi sepanjang harga minyak masih menanjak naik. Hal ini berpotensi menekan cadangan devisa Indonesia yang masih diklaim bank sentral cukup kuat.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, punya saran untuk pemerintah agar bisa mengendalikan nilai tukar rupiah. Ia meminta pemerintah mengurangi ketergantungan impor yang bisa membuat neraca dagang terus defisit.

Lelaki yang kini menjadi tim penasehat calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno itu menyebut Presiden Joko Widodo berani melobi Tiongkok dan Jepang dalam rangka pengurangan impor baja dan mobil guna mengatasi persoalan ekonomi di dalam negeri.

Ia menantang pemerintah untuk berani melaksanakan kebijakan anti-dumping dengan menerapkan bea masuk 25 persen terhadap baja dan turunannya.

"Katanya pemerintah sekarang dekat dengan Tiongkok. Lobi dong Xin Jin Ping minta kurangin impor baja. Bilang kalau Indonesia krisis, Tiongkok juga bisa kena," ungkap Rizal dalam CNNIndonesia.com.

Selain itu, Rizal juga meminta untuk menaikkan pajak pembelian mobil. Rizal menantang nyali pemerintah Jokowi untuk berani melobi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terkait dengan impor mobil dari negara tersebut ke Indonesia.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...adangan-devisa

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Anjing Indonesia punya KTP, manusianya belum tentu

- 38 Perguruan tinggi siap tampung mahasiswa Untad Palu

- Aktivis tandingi pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia

anasabilaAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan anasabila memberi reputasi
2
273
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan