Gareth Evans mengubah segalanya dengan misteri horor yang dibintangi Dan Stevens. Perburuan seorang wanita yang diculik mengarah ke sebuah pulau yang diperintah oleh sekte misterius di Apostle.

Sebuah film horor yang ditulis dan disutradarai oleh Gareth Evans. Beralih ke misteri gothic setelah memukau pecinta action dengan dua film The Raid-nya, Evans kemungkinan akan mengecewakan banyak penggemar yang telah ia tarik sampai ke sini.

Sementara film ini memperlihatkan beberapa pertempuran berdarah, meski itu hampir tidak mengasyikkan. Sementara itu, mereka yang akrab dengan leluhur cerita itu dalam The Wicker Man, mungkin merasa kurang terutama jika dibandingkan dengan Ben Wheatley's Kill List.

Ditetapkan pada awal abad ke-20, film ini memperkenalkan Thomas (Dan Stevens) sebagai seorang pria yang dirusak oleh kecemasannya. Saudara perempuannya ditahan untuk sebuah tebusan di pulau Erisden, tetapi ayah mereka tidak dalam kondisi untuk menghadapi penculiknya.

Thomas dikirim untuk menemukannya, berniat untuk menyerahkan dirinya.

Setelah melakukan perjalanan melalui jalur air ke pulau ini, Thomas segera menjadi mata-mata, menyelinap keluar setelah jam malam dan mencoba memahami hal-hal aneh yang dilihatnya. Benda-benda seperti guci darah di luar kamar tidur yang dikumpulkan orang Malcolm setiap malam.



Lebih mudah dipahami adalah kisah cinta yang manis antara dua orang anak muda di pulau itu. Pacaran jadi sebuah hal yang dilarang namun ditemukan oleh Thomas.

Mereka adalah anak-anak dari dua ayah pendiri komunitas, dan semakin kita melihat generasi yang lebih tua itu, semakin kita bertanya-tanya apa yang terjadi pada ibu-ibu pendiri. Malcolm dan para pembantu terdekatnya, seperti buritan Quinn (Mark Lewis Jones) semua tampak sebagai lelaki lajang, dan meskipun skripnya tidak menjelaskannya, sepertinya pulau ini hanya memiliki ruang untuk satu wanita dewasa yang kuat - misterius "Dia," yang ternyata menjadi penerima kekuatan supernatural dari semua guci berdarah.

Dengan fokusnya pada misi detektif Thomas cukup konvensional. Film ini menghabiskan lebih sedikit waktu daripada yang mungkin telah mengembangkan konflik antara Malcolm dan para anggotanya.

Ada scoring yang sangat baik oleh Aria Prayogi dan Fajar Yuskemal, komposer pada film-film Indonesia yang digarap Evans.

Beberapa sekuens menampilkan perangkat penyiksaan primitif namun terlihat efektif, salah satunya mengancam manusia sebagai persembahan dewi pulau. Tidak satu pun manusia menuju akhir yang sangat bahagia, tetapi akhiran yang menakutkan di sini nyaris bukan sebuah mimpi buruk.


Production companies: One More One Productions, Severn Screen, XYZ Films

Distributor: Netflix

Cast: Dan Stevens, Michael Sheen, Mark Lewis Jones, Kristine Froseth, Lucy Boynton, Mark Milner

Director-Screenwriter-Editor: Gareth Evans

Producers: Gareth Evans, Ed Talfan, Aram Tertzakian

Executive producers: Nate Bolotin, Nick Spicer

Director of photography: Matt Flannery

Production designer: Tom Pearce

Costume designer: Jane Spicer

Composers: Aria Prayogi, Fajar Yuskemal

Casting director: Louise Cross

Venue: Fantastic Fest

129 minutes