Sholawat Baddar merupakan sholawat yang sangat fenomenal di Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat muslim, dari sekian sholawat pastilah sholawat ini yang paling sering didengar di langgar-langgar, di masjid-masjid atau di surau-surau sebelum adzan. Pasti agan dan sista hapal di luar kepala kan? Kok bisa begitu yaa? Padahal banyak loh sholawat-sholawat lain di negeri muslim ini. Contohnya saja, sholawat alhamdulillah, sholawat ya Aasyiqol, sholawat alfu salam, sholawat Ya Thoyibah, sholawat Nariyah. Namun tetap, sholawat baddar memiliki tempat khusus di hati masyarat Islam Indonesia.

Ada fakta mengejutkan nih tentang Sholawat satu ini. Apa itu? Ternyata sholawat Baddar merupakan satu-satunya sholawat Asli yang diciptakan oleh ulama Indonesia dari Banyuwangi, salah satu kota di Jawa Timur, yaitu Kyai Ali Mansur. Kyai Ali Manshur merupakan cucu dari Kyai Haji Shiddiq asal Jember. Konon, syair sholawat tersebut ditulis pada saat lagi ganas-ganasnya kudeta PKI di kalah tahun 1960-an. Keadaan politik tersebut sangat mencekam, kebejatan PKI merajarela sampai-sampai tega melakukan pembunuhan kepada massa, bahkan tak sedikit para kyai-kyai Jawa Timur yang menjadi korban dari keganasan partai tersebut.

Mendapati keadaan demikian, Kyai Ali Mansur berdo'a kepada Alloh SWT hingga mendapati dirinya dalam keadaan terlelap. Dalam tidurnya, dikisahkan bahwa dia bermimpi didatangi oleh manusia-manusia berjubah putih-hijau pada malam yang sama juga. Siangnya, sang Kyai lantas pergi untuk sowan kepada Habib al-Haddar Banyuwangi dan menceritakan kisah dari mimpinya tersebut. Habib Hadi mengatakan kepada Kyai Ali Mansur bahwa yang ada di mimpi tersebut adalah para ahli Baddar, pejuang di perang Baddar. Mendengarkan penjelasan tersebut, Kyai Ali semakin bertekad mantab untuk membuat syair sholawat yang berkaitan dengan pejuang Baddar tersebut.

Maka terciptalah syair yang luar biasa tersebut, yang mampu mengobati hati di masa mencekam pada zamannya PKI. Sholawat Baddar kini memiliki arti tersendiri di kalangan umat muslim, khususnya warga Nadhlotul Ulama. Pokoknya kalau saya lagi bingung, diem-diem saya mendesis dan bersholawat kepada kanjeng nabi.