- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Swara Maharddhika, Ketika Anak Muda Pada Masanya Mencintai Budaya Indonesia


TS
i.am.legend.
Swara Maharddhika, Ketika Anak Muda Pada Masanya Mencintai Budaya Indonesia



Kenal Swara Maharddhika gan dan sis? Atau pernah dengar? Kelompok seni ini dahulu diera 70-80an sangat eksis. Mereka menggali seni budaya Indonesia dengan begitu semangat lalu menampilkannya dalam sebuah pagelaran seni tari dan nyanyi dengan koreografi yang menawan pada masanya.
Swara Maharddhika lahir dari tangan seorang putra bangsa yang mencintai seni sejak kecil karena didikan orangtuanya. Ya, dialah Guruh Sukarno Putra, anak bungsu dari salah satu pendiri negara ini, yaitu Sukarno.

Guruh Sukarno Putra memang sejak kecil dididik oleh orangtuanya untuk mencintai seni budaya Indonesia. Dan Indonesia tidak pernah kekurangan budaya, bahkan Indonesia adalah negara dengan budaya terbesar di dunia karena memiliki banyak suku bangsa sehingga melahirkan keragaman seni budaya yang demikian indah. Bahkan mungkin cuma manusia idiot yang membenci budaya bangsanya sendiri sementara dibelahan bumi manapun seni budaya Indonesia begitu dihargai.

Swara Maharddhika didirikan pada tanggal 27 Maret 1977. Sejak berdirinya hingga terakhir berkiprah, Swara Maharddhika telah melahirkan 12 angkatan. Dari seluruh angkatan, banyak artis dan penyanyi terkenal lahir dari sini, termasuk artis yang ikut berkiprah dalam pagelaran seninya. Dahulu jika seorang artis dapat tampil dalam sebuah pertunjukan seni Swara Maharddhika, itu bagaikan ketiban bulan atau kejatuhan bulan. Bangganya luar biasa.
Perekrutan anggota pun termasuk ketat. Kecintaan akan seni, kemampuan dalam bidang seni, adalah hal yang mendasar bagi siapapun juga yang ingin masuk menjadi anggota. Dan ketika mereka resmi menjadi anggota, seragam putih-putih dengan slayer merah putih dibahu kanan menjadi bukti keanggotaan mereka.
Dari seluruh angkatan yang berjumlah 12 angkatan, terlahir anggota Swara Maharddhika sebanyak 300 orang lebih. Dan dari begitu banyaknya anggota, sebagian dari mereka masih tetap berkiprah dalam dunia seni. Mereka tetap mendarmabhaktikan kemampuan mereka yang didapat dari Swara Maharddhika untuk tetap melanggengkan seni budaya asli Indonesia ditengah serbuan budaya asing.

Memang era tahun 70-80an saat itu, nasionalisme benar-benar mendapat tempat dihati anak muda. Keragaman suku bangsa tak pernah dipertentangkan. Keragaman agama tak pernah tersulut jadi masalah. Bahkan tak ada yang marah jika ada ungkapan-ungkapan lucu untuk menggambarkan perbedaan suku bangsa dan kebiasaan masyarakatnya. Benar-benar dewasa dan Indonesia.
Dan ketika Swara Maharddhika redup sinarnya karena perbedaan generasi disamping makin maraknya gempuran budaya luar akibat terbukanya akses internet ke Indonesia, maka kebudayaan Indonesia mulai bergeser dari hati generasi muda. Break Dance, mulai mewabah. Satu persatu budaya luar menghantam keberadaan seni budaya Indonesia sehingga seni budaya dianggap kuno dan hanya konsumsi para orang tua dan generasi kolot.
Mungkinkah ada lagi sebuah kelompok seni seperti Swara Maharddhika yang bisa menjembatani perbedaan suku bangsa di Indonesia dan membawanya ketempat terhormat dalam sebuah pagelaran seni spektakuler seperti dahulu? Nampaknya tidak mustahil. Sebab jika ada yang cermat dan tahu ciri khas dari Swara Maharddhika, pasti mereka sadar bahwa Opening Ceremony Asian Games 2018 adalah sebuah pertunjukan seni budaya berbau Swara Maharddhika. Kenapa bisa? Karena alumni Swara Maharddhika ada disana, dan dia adalah Denny Malik. Denny Malik adalah artis seni multi talenta. Dia adalah model, penari, penyanyi sekaligus pemain film. Dan pengalamannya dididik habis-habisan di Swara Maharddhika dituangkan dalam sebuah pertunjukan seni yang apik, khususnya tari Ratoh Jaroe, berkolaborasi dengan orang-orang hebat lainnya seperti Eko Supriyatno untuk mempersembahkan sebuah pagelaran seni yang hebat demi bangsa dan negara ini. Dan nampaknya mereka berhasil memukau dunia.
Kita merindukan Indonesia yang berkebudayaan. Indonesia yang menjunjung keragaman budaya. Indonesia yang sadar akan budayanya. Bukan Indonesia yang terombang-ambing pada tarik menarik kepentingan budaya luar untuk diterapkan di Indonesia. Kalau kita yang tidak menjaga budaya Indonesia, siapa lagi? Jangan sampai negara lain maju berlari, kita malah mundur cepat membanggakan sesuatu yang bukan berakar dari budaya kita sendiri.
Kita hidup di negara ini, makan dan minum dari tanah air ini. Syukuri itu. Gak usah neko-neko.

Sumber Referensi :
disini
disini
Gambar-gambar milik pihak ketika, diambil dari Google.
Tulisan hasil olah kata TS.

Diubah oleh i.am.legend. 29-09-2018 16:34
0
1.1K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan